Wednesday, October 08, 2008

Film Indonesia

Kemarin berencana nonton Laskar Pelangi schedule sore di Djakarta XXI. Tapi ternyata kehabisan, maka saya dan teman berburu ke Cineplex21 yang lokasinya tidak melalui jalur ’3 in 1’.

Dari TIM, Megaria XXI, lalu ke Plaza Semanggi : pilihan film ternyata sama : Barbi3, Suami-Suami Takut Istri, Cinlok.

Mentok semua! Setelah berpikir batal nonton, terakhir kami mampir di Pacific Place dan nonton di BlitzMegaplex. Dan baru saya sadari mengapa konsumen Indonesia perlu memiliki pilihan bioskop di luar jaringan Cineplex21.

Karena di Blitz, saya masih bisa menemukan film asing lainnya. Tidak seperti pilihan di Cineplex21, semua film yang ditayangkan adalah film lokal termasuk Laskar Pelangi. Tapi jujur saja, apakah kamu rela meski berstatus film-maniak dan yang penting nonton film terbaru, mau merogoh dompet untuk menyaksikan film Indonesia yang sebutkan di atas??

Kebangkitan film Indonesia di awal 2000-an kalau tidak salah dimulai dari film ’Bintang Jatuh’-nya Rudi Soedjarwo. Lalu ada ’Eliana,Eliana’ yang mendapat predikat Best Young Cinema dan penghargaan khusus dari juri NETPAC/FIPRESCI. Dan, tentu saja film cinta remaja yang alurnya terjalin manis sekaligus sukses secara komersial yaitu ’Ada Apa dengan Cinta’.

Nah, rasanya waktu itu kita bisa berharap memperoleh cerita yang berkualitas dan masuk akal dari film dibandingkan sinetron televisi. Belakangan, konsep sukses menangguk penonton = jumlah film Indonesia semakin banyak, namun jangan harapkan kualitas cerita. Coba saja lihat dari poster filmnya, sudah bisa membayangkan cerita apa yang ditawarkan : Ga jauh-jauh dari komedi dangkal mengandalkan slapstick, judul yang memancing pikiran mesum, kalau pemeran wanita cantik dan berbodi seksi, sedangkan karakter pria ga jauh-jauh dari gaya Bo Bo Ho - blo’on.

Memang film semacam itu pun sudah pasti ada yang menonton. Entah iseng, pengen liat artis favoritnya, dsb, namun saya berpikir apakah para produser film ataupun para para sponsor film tidak sayang membuang uang untuk cerita film yang ...duh..

No comments: