Thursday, January 31, 2008

Melebur Bersama Malam

Secangkir cappucino, secangkir black coffee
Sekarung cerita untuk dituang
Ada rindu untukku? Ada cerita untuk dipintal?
Sebongkah kisah'tuk dicecap hingga larut memagut


Jakarta, 24 Jan'08
di sebuah sudut kafe

Terkapar di Ranjang

Kau membuatku terkapar di ranjang
Setiap jengkal tubuh meriang kau gigiti
Perlahan, kesadaranku melayang
Bersama antibiotik, rhinos, entah kimiawi apa
Pharingitis, Engkau memang bajingan!



(Pharingitis = peradangan tenggorokan)
(thx kepada dokter yg menyuruhku istirahat :) ..aku jd rajin berpuisi )

Bunga Cinta



Petik… tidak… petik…tidak…
Bunga cinta itu menggoda
Ingin kusemai dalam hati
Bikin jantung dug... dug.. dug....


(photo location : Senayan City, 2 Feb'08)

Pada Sebuah Resah

Engkau masih pribadi resah
Menghitung hutan yang meranggas
Kamu tak sadar, taman hati kita juga mencadas

Kamu yang resah,
Aku yang kalut
Kita yang tak satu pikiran

Engkau melompat pergi
Mencangklong ransel
Aku baru tersadar kita lupa berpelukan
Lupa bertukar harum kota dan aroma liar
Bayangku juga terinjak sepatumu

Pada sebuah keresahan, aku menangis
Firasatku... ini pertemuan terakhir
Kamu yang pergi, saya yang minggat
Rasanya sama saja.

Sedih

Badanku bergetar
Menahan amuk ombak meriak
Kedua mata tak kuat
Bolehkah aku menangis?
Duh! Si perkasa juga butuh buaian

Tiba-tiba aku merindu kehangatan rahim ibu

Puisi

Puisiku saksi bisu kebebasan otak
Ketika kata demi kata melayang
Kurangkai, kuungkap,
Lepas tanpa beban

Saturday, January 26, 2008

Cinta Merah Jambu

Cinta Merah Jambu (1)

Hidup ini merah jambu
Ketika degup diri melonjak
Menanti sapa dirinya

Hidup ini merah jambu
Saat kami berbalas kisah
Hidupku jadi merah jambu
Gara-gara Cupido mengacak otakku


(Also posted in : mailing list BungaMatahari, Jakarta, 3 November’07)
(Also posted in : auraazzura.multiply.com)

***

Cinta Merah Jambu (2)

Pipi jambu, merona merah
si dia berstatus 'Available'
ia pun menyapa

jari tergetar mengetuk balas "Hai"
dug..dug.. jantung laju berdegup
menanti menit dia membalas

Auch! disconnect
net error di saat tidak tepat
dan hati merah jambu pun meleleh


(Also posted in : mailing list BungaMatahari, Jakarta, 3 November’07)

Cerita Pagi Peramu Kata

Jam delapan lewat tigapuluh menit
Cukup pagi bagi pemerah kata untuk mulai bekerja
Ada kopi pagi menyalakan simpul otak
Ada setumpuk koran untuk ditelisik
Ada satu komputer setia menemani

Jam sembilan lewat bermenit-menit
Satu surat elektronik berbisik,
”Tulisan kamu oke! Klien puas!”
Puas? Saya menarik nafas panjang,
Bukan bangga, tapi berarti’misi telah selesai’

Satu surat elektronik lainnya menohok,
”....Sudah menarik, tapi coba lebih bikin gregetan
lagi.”
Email kamu juga bikin saya gregetan!
Tunggu! Tunggu! Saya kurang apa ya?
Rasanya semua bahan sudah dicampur : kreatifitas,
marketing, dan 'penyedap'
Mungkin adukannya belum merata?

Jam sembilan lewat berpuluh menit
Agh, belum bisa mikir nih
Inspirasiku baru ketok pintu kalau matahari tenggelam
Butuh usaha bagi pengantin drakula menjadi makhluk
mentari.


(Also posted at : mailing list BungaMatahari)
(Jakarta, 17-1-2008)

Manajemen Waktu

Satu hari tetap 24 jam, sementara kegiatan bertambah padat. Saat ini saya sedang mencoba menerapkan Manajemen Waktu, semoga membantu efisiensi kerja. Dengan demikian, meminimalkan penumpukan kerja yang berdampak pada harus lembur atau melek sampai jauh malam gara-gara kerja yang mepet deadline. Buka-buka tip di sejumlah majalah dan akhirnya dari kompilasi, saya coba rumuskan untuk diamanatkan dlm kehidupan. Semoga efektif pula bagi pembaca blog ku :

1. Membuat list. Catat semua kegiatan di agenda :jam meeting & janji temu, pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini. Kalau semua mengandalkan ingatan, kasihan otak kamu juga kan? Ohya, buat pula skala prioritas mana yang harus didahulukan.
2. Susun file secara teratur dan tega membuang file-file yang sudah tidak lagi diperlukan. Daripada menumpuk di meja kantor dan membuat kamu malas untuk bekerja. Selain itu, penempatan yang ringkas akan memudahkan pencarian yang akhirnya mengefisienkan kerja.
3. Disiplin – strict kepada agenda. Meski memang kadang perlu fleksibel pula misalkan tiba-tiba diagendakan meeting penting, ga mungkin kita bilang ’tidak’ kan?
4. ”Bang A Nasty Job Off” alias BANJO. Yaitu, selesaikan tugas “menyebalkan” dengan segera. Kadang karena tidak suka atau malas, kita kadang menunda menyelesaikan tugas yang terasa tidak menyenangkan. Apabila selalu ditunda, akhirnya tidak pernah diselesaikan. Atau baru dikerjakan saat kepepet karena tugas tsbt ditagih, padahal di depan mata sudah menunggu pekerjaan berikutnya.
5. Membatasi waktu untuk membuka ataupun membalas Yahoo Messenger dan surat-surat yang ada di dalam inbox e-mail pribadi. Jujur YM adalah sarana komunikasi efektif dan simpel dengan rekan kerja di ruangan lain, atau teman-teman yang belakangan jarang saya temui. Akan tetapi membiarkan YM nyala (seperti yang selama ini saya lakukan) sama seperti membiarkan pintu terbuka untuk orang masuk, menyapa dan diskusi dsb. Dengan demikian, kadang konsentrasi kamu terpecah ketika ’sapaan’ masuk, atau malah saya sendiri yang suka iseng menyapa teman ketika teman berstatus Available (maafkan saya teman-teman... ).

semoga tip ini berguna, dicoba dilaksanakan, dan membuat hidup ibarat "bekerja cerdas, bermain pintar, hidup menjadi lebih mudah".

Saya dan Manajemen Waktu

”Wah, SMS nya pagi banget. Jam 4 lewat...,” kata Saya.
”Lho. Memang biasa bangun pagi-pagi gitu,” ujarnya.
Ups. Tiba-tiba sejumlah perasaan khas wanita menyerang saya. Saya jadi takut, dia berpikir, ”Pasti nih cewek tidak sholat subuh (memang iya..)”, atau ”jadi cewek kok malas ya. Bangunnya siang boo....”

Saya speechless... Cuma berkomentar, ”Iya nih bangun kesiangan....” dan terusan yang tidak kukatakan: makanya aku baru balas SMS dengan telpon ini di saat jam makan siang.

”Lho, memangnya ga kenapa-kenapa sama kantor?” tanyanya.
”Mmm.... kantorku lumayan fleksibel sih. Asalkan kerjaan beres, memenuhi 8 jam kerja sehari.”

(hehe Eno bo’ong ah. Liat tuh lembaran daftar absensi yang dibagiin setiap awal bulan. Di selembar kertas itu tercetak lengkap tanggal dan hari kerja, jam masuk, dan jam pulang. Ada pula keterangan jumlah jam kerja, lembur dan keterlambatan dari jam masuk yang seharusnya 08.30 ! Memang benar tidak ada punishment, alias resiko tanggung sendiri. Datang siang hari berarti menyelesaikan kerja jauh di malam hari.)

”Iya..Iya...” balasnya. Setelah itu kami mengobrol singkat ga penting dibahas di blog ini. Tapi di hari berikutnya dia menyapa saya via SMS dalam waktu lebih siang. . :))

***

Saya mau membahas Time Management atau Manajemen Waktu. Saya ga ngerti deh apakah memang orang itu sudah bawaan dari sononya bisa bangun pagi, cara membagi waktunya yang baik, atau memang kantornya yang strict terhadap jam kerja.

Saya juga tidak mengerti apakah bidang engineering memang lebih teratur ketimbang pekerja kreatif. Rasanya selama saya menyandang profesi sebagai wartawan, dan kini penulis iklan, adalah hal susah untuk masuk kantor di pagi hari.

Sewaktu menjadi wartawan media cetak harian, teman-teman di kantor tertawa kalau melihat jam undangan yang pagi hari. Pagi hari ini berarti dibawah jam 10.00 WIB. Bukan karena kita doyan acara menjelang makan siang (ups sori...pasti wartawan sanggup bayar makan siang dari kantong sendiri!), akan tetapi rata-rata kami baru bisa bangun jam 9.00-an. Bahkan ada yang lebih. Ini terjadi karena ketika orang lain/pekerja kantoran sudah balik ke rumah atau masih terjebak kemacetan otw home, kami masih sibuk mengetik, mengejar deadline, bahkan tak jarang masih menelpon narasumber minta konfirmasi. Selesai kirim tulisan ke redaktur belum tentu langsung pulang. Kadang itu saatnya kita ngumpul di warung kopi, ngobrol, membahas liputan hari ini, dan kalau mau serius adalah memikirkan suatu isu untuk dikembangkan dalam liputan esok hari.

Kalau pulang ke kos, kadang ada rasa sirik dengan teman kos yang sudah istirahat dan bersiap tidur, sementara kita baru pulang. Tapi menjadi kenikmatan tersendiri pula ketika mendengar ’gedebak-gedebuk’ rekan kos yang berangkat kerja, takut terkena macet dan tak mau terlambat datang, sementara kita masih bisa melingkar di tempat tidur. Keuntungan lain adalah tidak mengantri kamar mandi.

Namun, persoalan yang kini saya hadapi adalah jika kamu baru kerja di saat mentari sudah bersinar galak (dengan asumsi datang kantor jam 10-an ke atas) maka terjadilah ritme kerja yang mundur dan baru kelar malam hari.) Akhirnya, ada pula beberapa urusan tertunda keesokan hari. Asumsi Jika baru pulang malam hari, maka otomatis bangun siang, dan terjadilah ritme masuk kerja siang hari dan pulang malam hari..

Masalahnya mata saya sudah terbiasa menjadi makhluk malam. Sekali saya disentil begadang, maka waktu tidur saya bergeser menjadi jam 3 atau 4 pagi. Dan bangun bukannya bisa cepat.. minimal baru bangun jam 9.00 pagi.

Insomniakah ini termasuk? Saya sendiri kuat melek sejak kecil. Akan tetapi, saya berusaha di tahun ini untuk mencoba mengatur waktuku lebih baik.