Internet dan gadget sering dianalogikan sebagai alat yang membuat kita merasa dunia dalam genggaman.
Dan selama seminggu libur Lebaran, saya tak 'menggenggam dunia'. saya menyentuh ponsel sesekali : berbalas pesan pendek, mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri.
Lalu BlackBerry nyaris tak ku utak-atik. Bahkan jumlah e-mail mencapai lebih dari 2 ribu kubiarkan. Walaupun ada satu pembelajaran bahwa jangan membiarkan BB nyaris habis baterai, saking dibiarkan, sehingga bikin deg-degan dan akhirnya harus dibawa ke galeri Customer Service operator, untunglah cuma masalah dibiarkan baterai drop. Hihihi… syukur…syukur.. daripada harus membeli baterai orisinal yang kudengar mencapai Rp 500 ribu. Busyet! Merogoh kocek dalam-dalam pascaLebaran rasanya amit-amit buanget!
Laptop pun tak kubuka untuk sekadar main game, termasuk browsing internet. Bahkan tak pula menonton TV. Nyaris aku tak mengikuti perkembangan berita yang dalam benak sudah kuhafal pasti tentang laporan arus mudik, atau berita tertangkap dan tewasnya Noordin M. Top yang tentu saja tenggelam di tengah kesibukan orang mempersiapkan diri mudik di Hari Raya.
Anehnya, setelah seminggu berlibur, saya baru tersadar buku jari-buku jari ini tidak merasa nyeri seperti hampir tiap malam kualami. Mungkin ini pengaruh mengonsumsi suplemen Devil’s Claw. Konon kata mbak penjaga SPG toko healthcare, si Cakar Setan ini efektif mengurangi asam urat. Nah, bukankah nyeri-nyeri di persendian gejala asam urat?
Tapi saya jadi menyadari, gejala nyeri di jari-jari akibat terlalu semangat atau terus-menerus mengetikkan jemari di papan keyboard, menggeser mouse, goyang jempol menekan keyboard QWERTY si BlackBerry.
Hmmm …. Ternyata nikmat sekali seminggu mengistirahatkan jemari. Hanya menggunakan fungsi tangan dan jemari untuk memegang, menggenggam, membantu aktivitas di rumah, dan bersalaman sambil mengucap “Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin.”
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430H. Mohon Maaf Lahir dan Batin Jika Selama Membuat Tulisan-Tulisan di Blog ada Salah-Salah Kalimat. (Menulis hanya mencurahkan isi pikiran dan benak yang tak berusaha menyinggung seseorang, sesuatu, suku, agama, kebudayaan, sosial).
No comments:
Post a Comment