Seorang teman punya komentar terhadap blog pribadi saya yang belakangan jarang saya perbaharui.
“Setidaknya pemiliknya sedang punya kesibukan lain yang membuatnya tidak sempat memperbaharui isi blog,” kata dia.
Ya. Saya bisa mengamini komentarnya seraya menyebutkan sejumlah kegiatan yang saya lakukan sebagai manusia individu maupun makhluk sosial.
Sekaligus dalam hati saya membatin : menyesali diri menjadi manusia kurang peka. Saya tak mampu lagi menangkap hal-hal kecil di sekitar lalu menceritakannya dalam bentuk kata dan paragraf.
Tak punya lagi tenaga untuk mengetikkan isi hati. Tiada punya sensitivitas dalam menangkap apa yang saya lihat, alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk kemudian dituangkan dalam kalimat tertulis.
Semula semua bisa menjadi tulisan : tukang sapu jalanan di sudut jalan menuju kantor setiap pagi, pengamen cilik di lampu merah, tukang sol sepatu uzur, termasuk kemacetan lalu lintas.
Tentang mimpi-mimpi di dalam diri, atau sekadar hobi pribadi, interaksi sosial, benda remeh tapi punya cerita, hingga memuat tips sederhana yang sebenarnya bisa pembaca blog temukan di majalah-majalah, tapi ingin saya ulas.
Lalu tak punya lagi kekuatan untuk membagi pengalaman kerja di dalam blog yang biasanya ku-tag sebagai “komunikasi”.
Apakah kepekaan saya semakin tumpul? Atau memang kegiatan-kegiatan lain membuat saya tidak sempat memperbaharui blog.
2 comments:
Mungkin bukan karena kurang peka, tapi karena ada kesibukan lain yang membuat kita jadi kurang 'waspada' atas hal kecil di sekitar kita. Itu hal yang wajar bukan ... =)
@Angga Prawadika :
Benar juga pendapat kamu... ;)
salam kenal lagi ya.
Post a Comment