Apakah penerbitan dan buku masih punya prospek ke depan?
Pertanyaan saya diatas berangkat dari beberapa hal.
Pertama, ketika saya pribadi divonis oleh dokter alergi debu yang gejalanya bisa sama dengan flu, salah satu cara menghindari serangan adalah tidak menempatkan lemari buku di kamar. Ah, bagaimana saya si penggemar baca sekaligus kolektor buku bisa mengatasi hal ini?
Beralih ke e-book adalah salah satu alternatif, dan seiring semakin banyaknya vendor meluncurkan PC Tablet, rasanya tawaran cara baca paperless semakin menggoda. PC Tablet ini antara lain Apple iPad, Samsung Galaxy Tab, Archos 9 dan Blackberry PlayBook.
Belum lagi varian lain seperti perangkat Amazon-Kindle atau Sony's E-Reader.
Mencetak buku menelan biaya produksi tinggi, mencakup berbagai komponen, misalnya biaya desain isi dan naskah buku, cetak cover, plate dan pengomplitan. Silahkan cek web disini adalah sumber kutipan dan tentang kalkulasi harga cetak buku.
Sedangkan dari sisi marketing, penerbitan mungkin bisa menekan biaya dengan memanfaatkan social media dan microblogging, komunitas milis, atau jaringan toko buku sebagai tempat meluncurkan buku.
Dibawah ini ada video menarik tentang masa depan penerbitan yang membuat saya tertarik menulis artikel diatas. Silahkan komentari jika ada saran-saran dari Anda.
The Future of Publishing - created by DK (UK)
DK = Dorling Kindersley
2 comments:
Saya rasa, penerbitan masih akan punya tempat walaupun berdampingan dengan penerbitan di dunia maya. Belum semua tempat terjangkau oleh jaringan internet, dan buku akan selalu mendapat tempat di masyarakat kita ;)
Halo mbak Diah,
terimakasih atas sarannya :)
Post a Comment