“No, busway mulai hari ini. Hmmm.. Lumayan. Kalau mau ke PIM dari kantor hehe….”
”Acik.. bisa lunch di PIM lebih mudah.. Nanti mari kita coba :)) ”
”Tapi kebayang Senin pasti macet... kan, jalurnya berkurang 1.”
Ini petikan pesan pendek antara saya bersama teman kantor melalui ponsel. Ia juga teman makan siang bareng atau sightseeing together seusai jam kerja. Sandek itu saya terima siang hari Sabtu (21/2/2009).
Yang kami bahas adalah busway koridor ke-VIII dengan jurusan Lebak Bulus - Harmoni. Pada Sabtu itu, Busway Koridor ke-VIII resmi beroperasi.
PIM atau Pondok Indah Mal sepertinya hanya selemparan jarak dengan kantor kami di kawasan Velbak. Tapi, rasanya lebih gampang kalau kami memilih Senayan City, Plaza Senayan atau Blok M Plaza. Kalau ke PIM berarti ’menikmati’ kemacetan di Arteri Pondok Indah, selain pilihan kendaraan umum yang tidak praktis. Harus menunggu Patas AC PPD 16, taxi, atau ojek. Nah, kendaraan motor roda dua komersial ini jadi pilihan saya jika mau berenang di PIM sore hari. Cabut jam 17.00 dari kantor, kejar bolak balik putaran di kolam berstandar olimpiade sebelum tempat itu tutup jam 20.00 WIB. Alasannya praktis sampai ke tempat tujuan. Tapi kalau untuk kecepatan? .. hmm.. hmm rasanya kata tersebut sudah tidak tepat karena jalur Arteri sudah bukan main padat dengan berbagai kendaraan, termasuk sepeda motor.
Saya jadi ingat sekitar 8 tahun lalu, untuk mengejar dari liputan satu ke tempat liputan berikut, saya suka menumpang teman sesama wartawan atau fotografer bersepeda motor. Asalkan tujuan sama atau memang searah ke lokasi tujuan. Dulu, sepeda motor identik kecepatan sampai tujuan, selain irit ongkos. Tapi kalau sekarang?? Motor juga kenal macet.
Mungkin orang bekerja di Jakarta kaya-kaya ya? Setiap tahun, terjadi peningkatan jumlah mobil dan motor. Saya capai mencari data Dinas DLLAJ, Perhubungan atau siapapun yang berkompeten. Gaikindo menyebutkan pertumbuhan penjualan mobil. Secara kasat mata, mobil dan motor semakin banyak memadati jalan. Apalagi jalur Arteri itu jalur menuju berbagai rumah mulai dari Pondok Pinang, Tanah Kusir, Bintaro, atau menuju Ciputat.
Saya bila berangkat dari Bogor bersama bis akan sampai di Lebak Bulus via Tol Jagorawi, berarti menikmati kemacetan di TB Simatupang. Lalu berlanjut di titik-titik kemacetan seperti putaran JIS, Arteri PI, dan perempatan lampu merah antara Jalur Permata Hijau dan Bumi. Hiks, saya bisa membayangkan kemacetan apa yang menanti Senin pagi besok (23/2/2009). Apalagi dengan jalur PI berkurang satu jalur bagi Busway yang seperti di berita sebutkan, berangkat setiap 15 menit-25 menit.
Kata Pak Fauzi Bowo –Gubernur DKI Jakarta- saat menenangkan warga PI, khusus jalur busway Pondok Indah boleh dilewati kendaraan roda empat pula jika memang tidak sedang ada busway. Agh, Bapak, coba lihat tuh kejadian di busway jalur Terminal Kalideres. Sudah jadi pemandangan biasa saat saya menuju Mal Taman Anggrek atau Mal Ciputra, berbagai mobil atau motor melaju di ’jalur merah’ (jalur khusus busway) yang ada di sisi kanan. Dan menambah kemacetan? Sekaligus mengakibatkan busway bukan kendaraan tepat waktu.
Belum lagi menikmati jadi ikan dendeng saat menanti busway di dalam koridor terminal....
Sisi positif, semoga memang menjadi alternatif transportasi serta semakin melancarkan mobilitas warga Jakarta. Termasuk, saya bersama kegiatan belanja, berenang dan pulang kampung!
No comments:
Post a Comment