Saya belum menikah. Masih individu bebas yang waktunya dihabiskan untuk diri sendiri.
Tapi seperti umumnya perusahaan, di kantor saya gawe ada wanita pekerja yang juga berstatus sebagai ibu rumah tangga, disebutkan sebagai Ibu Pekerja. Nah, yang aku perhatikan dari mereka adalah hampir sebagian besar dari mereka adalah orang yang fokus nine to five di kantor, jarang pulang malam kecuali ada hal-hal tertentu, beberapa dari mereka kedapatan melakukan percakapan telepon pribadi.
Percakapan telepon seputar pertanyaan apakah anak sudah sampai di rumah. Bagaimana kondisi si A, rumah, pelajaran lancar dsb.
Saya melihat mereka serius di kantor karena punya kehidupan lain menanti setelah bekerja, yaitu ngurusin keluarga dan rumah.
Saya hanya menarik ke dalam konteks diri, akibat me-time atau self-centric terlalu besar. Fokus hanya pada pekerjaan dan bersenang-senang.
Ketika pulang kantor masih melanjutkan pekerjaan di rumah. Yang terjadi adalah, karena saya merasa waktu bekerja saya memang 18 jam lebih (potong 24 jam sehari dengan tidur sekitar 6 jam). Nah lho! baru setelah saya menulis ini saya sadar, waktu saya untuk pekerjaan sangat besar. Akan tetapi, kadang bawa pekerjaan di rumah karena kadang saya tidak fokus di kantor.
“Bisa lanjut di rumah kok,” kata saya membatin. Namun ini berarti saya membuang waktu yang seharusnya bisa untuk kegiatan lain.
Bekerja, have fun, bekerja, have fun, bekerja.
Si individualis perlu juga ingat keluarga. Ingat meluangkan waktu bersama orangtua dan saudara.
Gambar : Mothers Love by Kolongi1 dikutip dari : http://bitsnbytesoflife.files.wordpress.com
No comments:
Post a Comment