Scene pembuka film layar lebar “Sex and the City 2” hingga detik ini masih terasa hip dalam bayangan saya. Carrie Bradshaw dalam bentuk narasi berkilas balik saat menginjakkan kaki di New York, bertemu dengan tiga perempuan lain yang akhirnya menjadi sahabat sejati: Samantha Jones, Charlotte York dan Miranda Hobbes.
Suara Alicia Keys menyanyikan “New York - Empire State of Mind” menjadi balutan yang pas mengimbangi narasi Carrie tentang perjalanan hidup empat orang wanita menaklukkan kota besar. Mencari pekerjaan, menapaki karir, mengalami berbagai peristiwa termasuk kisah cinta.Hingga akhirnya Carrie, Samantha, Charlotte, dan Miranda tampil bersinar, tidak hanya glitters di balutan busana, tapi telah menjadi upper class dari big apple.
Yeah, memiliki pekerjaan, menghasilkan uang, dan memiliki independensi dalam berbagai hal bisa disamakan sebagai impian para career women di Jakarta. Namun ganti suasana Manhattan yang sangat kelas mewah dengan sebuah kawasan padat pemukiman di ibukota, pilihan transportasi umum adalah bis Patas, Transjakarta, mikrolet atau kereta api. Kami, para pekerja Jakarta, akan mengenakan masker wajah selama perjalanan kantor-rumah PP demi mengurangi sesak nafas yang timbul akibat udara Jakarta sudah bercampur debu knalpot dan bau tak sedap dari sampah atau imbas ketidak pedulian warga terhadap kebersihan kota.
Sepatu kami bukan Manolo Blahnik (meskipun saya yakin adapula wanita berkarir di segitiga bisnis yang mampu membeli dan mengenakannya) tapi sebuah flat shoes harga terjangkau yang nantinya kami ganti dengan sepatu lebih modis (biasanya sepatu lebih mahal ditaruh di kantor) jika tiba di kantor sekaligus selama bekerja. Karena sepatu tersebut biasanya mewakili desain lebih bagus, terbuat dari bahan cukup bermutu dan berhak tinggi.
Film-film Hollywood mewakili mimpi kita tentang wanita mandiri, menikmati perjalanan Liz Gilbert di “Eat Pray Love” yang bisa pergi ke Roma, berpindah ke Calcutta, Bali demi mencari Tuhan berbalut “kedamaian diri”. Sementara bagaimana dia membiayai perjalanannya tentu akan berbeda dengan makna travelling bagi kami yang dimulai dari memantau website maskapai penerbangan low-cost carrier membuka pendaftaran promosi tiket murah.
Rrrr.... if I could be like Carrie Bradshaw someday, yang mengetik naskah tulisan dari sebuah meja yang berhadapan dengan jendela di apartemen yang sekaligus sanctuary pribadi. Apartemen yang dibeli dari penghasilan diri sendiri yang dilengkapi interior cantik. Ohya, tak lupa sebuah ruangan khusus untuk penyimpanan busana dan berbagai pernak perniknya.
So, mau mencoba bayangkan who do you want to be as the independent lady? Kutip dari berbagai karakter di film sebagai inspirasi, tetap mengasah intelegensia dan mau membuka diri untuk berbagai perubahan. Ohya, last but not least, kita jangan lupa bersosialisasi karena kita tetap butuh sahabat untuk berbagi.
No comments:
Post a Comment