Ayo bicara soal Belanja.
Siapa yang tidak suka belanja? Hampir sebagian besar kaum perempuan menyukainya. Namun, saya tahu ada pula yang tidak suka. Dan saya bisa mencontohkan kakak saya sebagai sosok tidak doyan belanja atau ke mal. ”Malas... Cape ah,” begitu lebih kurang alasannya kalau saya dan saudara perempuan lainnya mau pergi.
Salah satu Resolusi atau lebih tepatnya Janji Pada Diri Sendiri yang saya langgar adalah : tidak belanja pakaian selama 2008, dan hanya mengandalkan sejumlah busana yang ada di lemari pakaian, gara-gara saya pernah menemukan sepotong kaus, beberapa potong bawahan atau rok yang belum pernah saya gunakan di antara tumpukan baju-baju di lemari.
Namun, niat itu tentu saja tak terealisasi. Hingga menutup lembar 2008, saya masih punya beberapa kaus terbungkus dalam plastik, dua pasang sepatu yang masih mulus. Terpana pula saya ketika merapikan lemari pakaian dan baru ingat kalau saya punya 1 potong rok jeans panjang. Beli di tahun lalu dan hanya kupakai 2 kali!
Menjelang tutup tahun, dengan niat awal hanya menemani teman masuk ke sebuah butik bermerek yang sedang mengadakan program diskon, saya pun larut berbelanja sepotong kaus ketat warna merah. Kusuka sembari berpikir, ”Kaus ini motivator diri untuk menurunkan berat badan.”
Dan semakin tidak ragu membeli helai baju yang lain ketika temanku berbisik, ”Kalau pakai kartu kredit XXXX-ku, dapat tambahan diskon 10%,” katanya. Dan akhirnya saya pun luruh dengan bisikan itu dan hakul yakin mencomot sepotong baju lengan panjang dari merek yang mirip nama buah.
Haha... ternyata gua termasuk golongan mabuk diskon. Saya jadi sempat berpikir, kartu kredit yang kumiliki ternyata mengecewakan. Karena memudahkan dalam hal nonton di bioskop, membeli kopi di kedai kopi dengan logo kehijauan, namun tidak menawarkan potongan harga jika digunakan saat berbelanja di butik busana impor yang memang lisensinya di Indonesia dipegang perusahaan yang juga punya bank yang mengeluarkan kartu kredit milik teman itu.
Welcome to plastic money, dear! Jika sejumlah perencana keuangan memberikan tips : pilih kartu kredit yang berbunga rendah, tidak menarik iuran tahunan di tahun pertama penggunaan, bla..bla.. maka saran Eno si tukang Belanja adalah pilih yang fasilitasnya sesuai kebutuhan.
Toh saya tidak perhatikan benar apakah kartu kredit keluaran B jujur tidak menarik iuran di tahun pertama. Karena niat awal untuk mencocokkan slip transaksi lama dan konfirmasi ke CS akhirnya terhapus dengan ’bayar saja...’.
Gesek kartu kreditmu jika toko buku memberikan diskon jika membeli buku dari penerbit tertentu, sekaligus perhatikan apakah kamu belanja di tanggalan yang tidak mendekati jatuh tempo dan cetak tagihan. Rugi booo... kan prinsip berkartu kredit adalah menunda pembayaran.
Atau cara Terbijak : lebih baik belanja dengan uang tunai, ketimbang besok lusa tidak rela mentransfer duit kamu ke dalam tagihan kartu kredit!
Atau catatan lain, pergilah belanja bersama teman yang tepat. Teman yang bisa mengingatkan kamu untuk berpikir ulang sebelum melakukan transaksi pembelian. Cara lain, pergilah berbelanja bareng teman yang bisa memberi saran pantas/tidaknya busana yang kamu mau beli untuk dirimu, atau teman yang tepat : Ini seperti yang terjadi ketika bersama mbak Evita –teman yang berbisik waktu itu- yang memiliki kartu kredit tepat di saat yang tepat. Lain waktu, kita belanja bareng lagi, ya mbak....
Ohya, atasan lengan panjang terbuat dari bahan kaus dengan turtle neck yang kubeli, kurasa bakal tepat dipakai ke kantor ber-AC. Apalagi, kalau dipadukan dengan blazer.. Btw, Eno, plz jujur.. Apakah kamu masih menyimpan blazer? Hehe... terakhir punya koleksi blazer ketika masih sibuk dengan sesi wawancara kerja. Rasanya blazer itu sudah tidak up-to-date, teronggok di lemari, dan sebagian besar sudah disumbangkan..... Hm, mungkin nanti saya perlu beli blazer baru..haha... Hidup Belanja!
No comments:
Post a Comment