Pasang celemek, ikat rambutmu, lalu langkahkan kaki ke dapur.
Siapkan panci, spatula, sendok pengaduk, sejumlah bahan : sebungkus bubuk pudding coklat, susu evaporasi, gula pasir, gelas sebagai penakar kebutuhan air sebanyak 2,5 gelas. Campur semua bahan ke dalam panci, masak hingga matang (berbuih).
Hasilnya? Hidangan pudding coklat tanpa vla. Nilai yang diberikan Mama untuk hasil olahan : 6,5-7. berarti jika dikonversi dalam mata kuliah, saya lulus dengan nilai ”C”. Bisa melanjutkan ke tingkat berikutnya. Not bad lah untuk Pemula yang mencap diri Malas Masak.
Kakak-kakak dan orangtuaku hafal saya bakal ’kabur’ jika sudah urusan masak-memasak. Namun, saya sering berjanji pada keluarga suatu waktu bakal belajar masak. Saya juga mengatakan kepada mereka bahwa diri ini rajin mengkliping resep masakan dan suatu waktu bakal coba mempraktekkan salah satu resep.
Tapi niat tinggal niat. Dan biasanya, keluargaku bakal membiarkan tabiatku yang doyan berniat itu. Pernah beli 1 kg chicken nugget beku, fried fries dan minyak goreng untuk belajar menggoreng, namun akhirnya pembantu yang memasaknya. Pernah khusus beli corned beef kaleng, saus tomat, sejumlah bahan untuk spaghetti sederhana. Atau biskuit regal untuk bola-bola coklat, namun akhirnya biskuit itu sudah masuk perut sebelum menjelma menjadi kue.
Selama ini juga mereka tidak pernah mempermasalahkan. Tiba-tiba bahan-bahan yang sudah kubeli dan kubiarkan, suatu hari diolah oleh kakak atau Mama menjadi makanan jadi.
Hingga akhirnya, sewaktu liburan Tahun Baru, Mama saya menyinggung bubuk pudding yang masih tersimpan di tempat penyimpanan. Bubuk Nutrijell coklat kubeli bareng beliau pada bulan puasa September lalu. Janjiku, bakal kubuat waktu libur usai Lebaran. Dua bulan berlalu, dan setiap kali pulang ke rumah saya tidak menyentuhnya.
Tapi akhirnya kali ini saya tidak bisa mengelak. Dua kakak saya yang ahli masak ditambah Mama yang empunya dapur, mengingatkan lagi janji lama. Dua keponakan pun
’menyerang’. Paling parah, ketika makan siang Papa saya menyindir, ”Katanya ada siang ini mau bikin pudding? Jadi nanti malam bisa kita makan rame-rame.”
Waduh.... kalau bapak yang sudah berkata berarti ”Dewa sudah Bersabda’, meski bukan perintah. Mau tidak mau, usai makan siang, saya pun masuk dapur.
Dessert pudding pun akhirnya tersedia di meja makan pada makan malam. Dinikmati keluarga. Cukup enak dipandang dari segi presentasi. Hasil penilaian dari sisi rasa : kurang manis dan tanpa saus vla.
Intinya, belajar memasak membutuhkan langkah step by step . Belajar mencampur semua bahan, selain latihan sabar menunggu bahan matang di atas kuali. Ohya, next project adalah membuat pudding lengkap bersama saus vla-nya.
Dalam pikiranku terbersit bakal mencoba membuat pudding dengan varian rasa lainnya, bersama saus vla yang katanya terbuat dari campuran kuning telur, susu putih dan tepung maizena.
Sudah terpikir suatu waktu menelusuri lorong ”Bahan Kue” di hipermarket, untuk membeli bubuk es krim. Bakal mencoba es krim –makanan favoritku- hasil buatan sendiri. Hahaha...
Ssst.. kejadian turun ke dapur pada Jumat, 2 Januari 2009, menjadi bagian langkah teratur mewujudkan salah satu resolusi Tahun Baru 2009 untuk menyelesaikan dan menjilid kliping resep makanan saya di akhir Januari ini, serta mencoba mempraktekkan resep didalamnya.
No comments:
Post a Comment