Kenapa aku jadi gampang sensitif?
Tiba-tiba merasa sensitif ketika mendengar orang berteriak, ”Gua kan banyak kerjaan nih. Kerjaan menumpuk...bla..bla...”
Apalagi mendengarnya di saat saya juga punya pekerjaan yang bikin otak putar-putar 7 keliling. Rasanya ingin balas teriak, ”Memangnya hanya kamu yang punya kesulitan?”
Saya terkadang juga mencantumkan status ”Busy” di YM, dan benar adanya. Sebuah pernyataan jujur tidak ingin diganggu chit-chat karena pekerjaan sedang menanti diselesaikan di depan mata. Saya sendiri tidak mau dipusingkan kebenaran/tidak dari rekan yang mencantumkan status demikian di YM.
Belakangan ini saya super sensitif. Merasa bahwa kehidupan yang kujalani tak bersahabat. Rasa sakitnya seperti kena gebok rekan sendiri saat latihan softball (karena badan terasa remuk dan bertanya dalam hati, sadis benar teman sendiri menabrakkan bola seolah melampiaskan dendam.... tambah lagi kalau terkena di bagian dada. Rasanya ingin mengeluarkan sejumlah nama penghuni kebun binatang seraya berteriak,"...... lu! Aset nih!" serasa nunjuk bagian tsbt, haha.....).
Rasa kesal yang rasanya sepadan kubuang dengan mencoba taebo atau berenang 6 lap. Supaya cape dan tidak mampu berpikir bahwa diri ini sedang gundah!
Atau salahkan hormon dengan premenstrual syndrome (PMS) yang membuat hampir semua wanita setiap bulan ada fase moody. Saya jadi berpikir, pastilah wanita adalah makhluk Tuhan paling berdosa karena sebulan sekali bikin kesal orang, ngamuk-ngamuk cuma untuk urusan kecil, gampang ngambek, cepat merasa dicuekin lalu nangis tak jelas.
Tapi sayangnya ga pede untuk memakai kaus bersablon ”Awas lagi Sensitif! ....PMS..” supaya orang lain pengertian.
Untunglah bulan November sudah berlalu, karena saya sudah memastikan bahwa pada 2008 bulan terjelek dalam hidupku adalah bulan ke-11. Dan sedang mencoba meng-upgrade diri supaya tidak mellow menyek-menyek di Desember.
(Gambar dikutip dari : http://www.4kraftykidz.com/Donald-Duck-wet.jpg)
No comments:
Post a Comment