Senin 9.40 PM.
Seharusnya malam ini saya bekerja.
Ruangan kantor yang sepi, AC yang adem tak menyemburkan hawa dingin menusuk, tapi bikin comfort memandangi layar monitor di cubicle, hanya bunyi ketikan keyboard di sudut ruangan (artinya, cuma ada 2 orang, saya dan orang lain, di ruangan ini).
Tapi saya ga mampu untuk merealisasikan niat menyelesaikan kerjaan malam ini.
Apa yang salah?
Saya sudah siap berkorban... ikuti kalimat yang kucabut dari ”Cerita Dalam Keheningan” karya Zara Zettira ZR yang menurutku pembenaran dari yang kujalani saat ini..... ”Bahwa untuk mendapatkan sesuatu, selalu ada pengorbanan. Selalu harus ada yang hilang. Misalnya, untuk mendapatkan uang kita harus bekerja. Bekerja berarti kita kehilangan waktu untuk diri kita sendiri. Untuk mendapatkan, kita harus kehilangan.”
Waktu yang saya habiskan demi pengakuan diri.
Waktu yang saya pakai untuk kesempatan mengikuti pelatihan dari kantor.
Waktu yang saya alokasikan untuk sosialisasi : menyeimbangkan pekerjaan dengan relationship atau atas nama menjalin tali silaturahmi.
Saya tiba-tiba sadar bertanya pada diri.. mengapa ide jadi susah berkelebat di otak?
Bisa saya katakan saya mendapatkan duit dari ’ide’dan ’kata-kata yang kurangkai menjadi kalimat’. Tapi kenapa kini susah untuk mendapat ide?
Saya sudah jadi seperti robot. Mesin massal pemuntah kata.
Termasuk pula kegiatan aerobik bukan lagi bagian dari pelepas penat. Tapi sekadar alokasi waktu 1-1,5 jam yang rutin kulakukan untuk menjalankan rangkaian gerakan ritmis yang kupercaya membakar kalori, menjaga badanku tetap bugar dll.
Tapi rasanya bugar itu hanya sebatas bentuk. Tidak menyentuh pikiran dan hati.
Badan saya perlu istirahat. Otak ini tak ingin bekerja.
Ups.. saya jadi ingat! Kapan terakhir membuat coretan di blog ini yang in-depth tentang pikiran saya? Sepertinya memang sudah lama tak kulakukan...
Sepertinya saya tahu yang harus kulakukan malam ini.
Shut down komputer. Rapikan meja dan kemasi barang-barang. Pulang lalu tidur.
No comments:
Post a Comment