: My Muse
Pada suatu hari aku mengisi waktu dengan menangis tiada henti
Meringkuk di kasur menyekap diri di tempat tidur
Merasakan ada yang terbang dari raga
Ada yang hilang dari dalam tubuh yang –ternyata- masih bernyawa
Aku jadi mengerti arti ”Hampa” akibat peristiwa kehilangan
Sangat..sangat...memahami.
Aku terus menangis hingga suatu titik air mata tak ada yang keluar, semua cairan di badan telah sirna terkuras
Keanehan pun terjadi
Perasaan ini kemudian muncul
Aku menemukan diri dalam jiwa yang baru
Ajaib! Hampa itu seolah membawa terbang satu sukma lain dari badan ini
Air mata seolah membaptis diri, sementara Rasa itu membuatku hilang ingatan
Tepatnya ingatan tentang kita dan suatu masa bersama.
Aneh?
Kurasa tidak.
Kita memang dua jiwa tegar tak saling membutuhkan
Suatu kesempatan kita pernah bertemu dan saling suka (atau seolah demikian?)
Bertemu-berpisah-bersua-berpisah-bertemu lagi
Hingga percaya pada nujum bahwa bertemu-berpisah berulang kali pertanda memang langkah kita untuk bersama
Lalu kita berubah menjadi dua sosok asing saling bersaing minta pengakuan pasangan
Ada cerita bimbang, ada kisah kekasih intermediate
Dan kita menyadari bahwa mata kita tak saling menatap dalam binar cinta
Akhirnya salah satu dari kita berani menyudahi
Air mata mencuci semua cerita hingga kita saling tak mampu mengingat
Aku mengidap amnesia
Samar ingatan terasa ada satu putaran waktu kugenggam si nyaris sempurna
Dan kuhembuskan ia dari telapak tangan ke dalam pusaran angin
Aku pun berbisik ’Pernah Menemukan’ tanpa ingin mengenang kembali.
No comments:
Post a Comment