: semua yang kucintai & mencintai
Potret ini hampir lapuk dalam badai hidup
kutemukan kembali dalam keheningan usai hujan mendera
bersama Dia yang kucinta yang mengusap helai rambutku.
Telapak jemarinya mengingatkanku pada harum maskulin pertama kuhirup
saat Ayah memeluk sembari membisikkan doa jadikan malaikat kecil cahaya dunia
membangkitkan simpul syarafku tentang wangi mawar disemai Ibu sembari mencium pipi gembil bocah berambut jagung.
Semakin dalam kuhela nafas, semakin jauh relung ingatanku terlempar
Ketika aku menjadi bongkah batu berkeinginan besar
Mengemas pemberontakan masa muda bersama hela naif menyesakkan dada orang yang mencintaiku sepanjang tarikan nafas
Maafkan aku si bibir silet pernah menghunus benak bersama kata menikam
Ampuni si anak hilang yang kembali bersarang.
Lalu telapak jemari itu perlahan merengkuh pinggangku
Menarik kepalaku ke dalam dada, mengirimkan sinyal ketulusan hati
Aku hanya bisa mengalirkan sungai dari danau di jelaga mata ini
Sesak dada sirna menyapu selingkuh pikiran yang kukemas bersama senyum muslihat
Meluapkan kata ’maaf’ tak terucap untuk setiap tipu lidah dan laku tak layak
Beri aku kesempatan untuk kesempatan yang kalian pernah sempat berikan......
.... Aku tebus dalam jalan tulus.
No comments:
Post a Comment