Hari sudah malam. Hampir jam 9 malam, dan mata ku pun berkunang-kunang memandangi selembar kertas yang penuh dengan gambar bulatan berderet rapi.
Ternyata hampir 2 jam saya konsentrasi dengan tes Bahasa Inggris sebagai bentuk placement test atau tes awal sebelum kursus, untuk mengetahui kemampuan kita dan disesuaikan dengan level kursus.
Uff! Tapi saya jadi bisa membayangkan kondisi diri jika mau kuliah sambil kerja. Yap! Dari awal terjun ke dunia kerja, saya berpikir suatu waktu harus ambil strata pendidikan S2. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan, peningkatan karir, atau memang kondisi eksternal seperti faktor lingkungan keluarga yang memang menempatkan pentingnya pendidikan. Dalam niat saya –pada waktu itu- saya mencari pengalaman dalam dunia kerja, lalu berhenti pada satu titik (masa) untuk kembali sekolah lagi. Inginnya sih sekolah di luar negeri.
Akan tetapi, ternyata keinginan ini tenggelam bersama kesibukan kerja. Gaji yang disisihkan untuk menabung pun selalu kembali ke titik nol disebabkan hal-hal lain.
Akhirnya, saya menjadi realistis : saya butuh pekerjaan, menikmati karir, dan tidak ingin melepas pekerjaan kantor. Jadi, keinginan berikutnya adalah kuliah sambil kerja. Profesi tidak kutinggalkan sementara niat menimba ilmu tetap jalan.
Sekolah atau pendidikan pascasarjana bukan di prioritas saya. Kesempatan pembelajaran bisa diperoleh dari mana saja. Pekerjaan sehari-hari, orang yang engkau temui dalam kehidupan, orang tua, bahkan anak kecil.
Pendidikan formal pun bisa diperkaya melalui kursus, seminar, diskusi bersama orang berkompeten. Dengan terbatasnya waktu luang karena kerja, tentu kesempatan kursus Bahasa Inggris yang dibiayai kantor, tidak ingin saya lewatkan.
Maka saya semalam pun ’terdampar’ di ruang meeting kantor. Bersama sekitar 30 rekan lain, kami relakan waktu pulang kantor untuk mengikuti tes reading, listening, dsb yang bikin pusing.
Pusing karena saya tanpa persiapan belajar sebelumnya. ”Lho, tapi ngapain belajar? Ambil kursus karena belum mahir. Ini kan baru tes penempatan untuk mengetahui semahir apa kamu dan pantasnya di Level mana?”
Pusing karena memang otak sudah terlalu jenuh untuk berpikir selewat 8 jam konsentrasi kerja.
Tapi rela pusing demi suatu perbaikan. Perbaikan kemampuan Bahasa Inggris ku.
Semoga hasilnya cukup bagus & saya rajin mengikuti kursus Business Conversation tsbt sampai tamat :)
No comments:
Post a Comment