Libur selama 3 hari tak terasa hampir berlalu ketika kuisi dengan berbagai aktifitas rumahan. Mulai dari beres-beres, membaca buku hingga menonton film.
Membaca buku sebagai bagian dari relaksasi dan penyegaran otak ternyata tak terlalu efek. Saya ’melahap’ dua buku hingga tuntas. Ternyata isi kedua buku terasa muram, meski saya temukan juga kalimat-kalimat bermakna (saya catat di notes siapa tahu nanti bakal berguna untuk kutipan), sedih namun ada pula bagian lucu. Namun saya berjanji akan meresensi buku-buku tersebut dan mempostingnya di blog Ruang-Resensi.
Lalu, pada hari terakhir liburan saya menonton film Across the Universe. Saya tertarik menonton film ini gara-gara di kantorku ada semacam komunitas penggemar/diskusi film yang memasukkan film ini ke dalam agenda. Tidak ikut nonton bareng, saya cari-cari di tempat jualan dvd bajakan (hehe....)
Pada dasarnya film ini merupakan kisah cinta berlatar tahun 60-an dan Perang Vietnam. Kalau tertarik baca resensi filmku, klik di sini. Sepanjang 1 jam 49 menit berbagai lagu Beatles menjadi penguat cerita. Semula saya berpikir, Omigod, gua kan ga demen dan hampir ga tahu lagu Beatles. Ohya, cuma satu lagu genjreng-genjreng yang liriknya seperti ini : Please Mr. Postman.. oh yeah...
A-ha! ternyata benar istilah tak berani mencoba, maka kamu tak tahu batas toleransimu terhadap sesuatu yang (sepertinya) tak kau suka. Lagu-lagu di dalam film terdengar enak di telinga. Ringan. Secara keseluruhan, saya bisa menyatakan telah mengisi liburan dalam cara yang, mengutip ucapan Mario Teguh, Superb!!
1 comment:
ih, masa iya kamu nggak demen beatles sih. musiknya the beatles itu everlasting 'n everbest, eno. emang bener deh, kita nggak klop soal musik. kita cuma seirama soal makan :))
Post a Comment