Otakku compang camping
Penat berpikir
Ototku ngilu beradu
Lelah bergerak
Kubuka kotak roti dari rumah
Kulihat Kahlil di depanku meloncat cari perhatian
”Ihh kamu mau minta bekalku?” makiku dalam hati
Ternyata dia cuma membisikanku begini, "Kerja adalah cinta yang mengejawantah, dan apabila engkau tiada sanggup bekerja dengan cinta, maka akan lebih baik jika engkau meninggalkannya.....” (*)
Huh! Pasti dia mau berlanjut dengan perkataan, ”Dan mengambil tempat di depan gapura candi dan meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cinta ... ” (*)
”Hush, sana! Rayu saja May Zubaidah,” balasku.
Aku butuh sepi merenung sendiri
Sudut cubicle menggodaku terpekur
Di siang bolong di hari deadline
Ucapan Kahlil kutempel di dinding kerja
Kuhafal lamat-lamat sambil mengunyah roti
Aku mau kembali jadi anak es em pe
Menghafal puisi pujangga dunia
Dan menemukan kalimat sama dalam sepotong surat cinta
Kiriman tetangga kelas
Dulu aku menjinjing tas Echolac dan membayangkan diri jadi orang dewasa
Berangkat kerja dan punya duit sendiri
Tak ta’u ada pasang surut dan berada di tengah-tengah
Aku tatap zig zag layar monitor dan kalender meja
Konsentrasi..konsentrasi.... Aku tak sudi melihat dompet tertawa
Mempertontonkan mulut ompong di tengah bulan
(*) Sang Nabi – Kahlil Gibran
No comments:
Post a Comment