Monday, August 10, 2009

Kubuka Buku untuk Kubaca

Sebentar lagi bulan Ramadhan, saatnya menjalankan ibadah puasa. Aktivitas biasanya mengalami perubahan : mulai dari ritme tidur, acara makan digeser menjadi buka puasa bersama, hingga waktu makan yang hilang seharusnya bisa dipakai untuk menelaah kegiatan kerja.

Logikanya sih karena kita bekerja, maka kondisi puasa tak berasa. Tiba-tiba sudah waktu berbuka, meskipun kenyataannya badan biasanya sudah lemas dan tidak konsentrasi lagi di sore hari.

Puasa juga sering diisi dengan kegiatan memperdalam agama.

Saya pribadi, sejak tahun lalu menetapkan untuk mengisi waktu menunggu bedug magrib, dengan membaca buku-buku yang belum sempat kujamah.

Selain membaca, bisa pula bermain game PC. Eng ing eng....saya (sebenarnya) maniak game komputer ;))

Sering tangan ini gatal untuk meng-klik permainan yang ku-save di dalam laptop, sementara di waktu yang sama logika saya mengingatkan diri untuk menyelesaikan pekerjaan inti untuk menulis advertorial.

Ohya, favoritku seputar mini games genre hiding object atau time management yang membutuhkan ketangkasan tangan.

Sebagai contoh Natalie Brooks – Secrets of Treasure House kuselesaikan dalam 5 jam. Seri hiding object seperti Agatha Christie – Peril at the End House dan Cate West – The Vanishing Files membutuhkan waktu berhari-hari karena jeda menulis pekerjaan inti serta menyelesaikan urusan kantor.

Tapi memang buku adalah favoritku tersendiri. Apalagi di tempat saya bekerja kadang ada penjualan buku-buku dalam harga diskon. Buat penggila buku –ingat, ada beda antara penggemar baca dengan pengkoleksi buku- seperti saya sering ikutan pesan buku berharga miring. ”Kesempatan tak datang dua kali, urusan membaca nantilah,” kilahku.

Akhirnya repetisi terjadi. Buku menumpuk lalu saya berjanji tidak membeli buku sebelum menghabiskan yang sudah kubeli. Tahun lalu saya sudah merealisasikan janji dengan membaca buku dongeng “Disney’s Family Story Collection”. Ketika membeli buku hard cover warna ungu itu sebagai romantisme masa kecil ingin membaca kisah-kisah klasik dari Walt Disney.

Gara-gara hilang, saya kembali membeli Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Sampai saat ini : Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca, terbungkus plastik.

Karya Pram yang lain, ”Panggil Aku Kartini Saja” sudah saya baca habis.

Tahun ini realisasi janji bisa dimulai dari membaca Un Lun Dun. Saya membeli buku ini awal Mei lalu dan baru kubuka di permulaan Agustus. Hingga hari ke-5 belum kelar pula kubaca.

Ohya, dalam membaca saya bukan pelahap buku novel dalam hitungan jam. Bisa berhari-hari bahkan ada pula yang kutinggalkan setengah kelar kemudian kulanjutkan membaca beberapa bulan berikutnya.

Jadi bukan karena buku setebal 534 halaman tak menarik, justru saya tercerahkan kembali dengan buku fiksi yang melambungkan daya khayal.

Mungkin ini sensasi yang dirasakan pembaca Harry Potter (saya sampai sekarang belum membaca Harpot....karena saya berprinsip kalau sudah ada filmnya, mending nonton deh daripada membaca bukunya yang tebal-tebal itu).

Salut buat China MiƩville yang bisa mengisahkan topik masa kini, soal sampah dan polusi lingkungan, menjadi kisah UnLondon atau London dalam bentuk lain.

Nanti cek resensi bukunya di Ruang-Resensi.blogspot.com yaaa.....

Buku apa lagi yang sudah kupunya? Buku Fiqih Wanita dan The Great Women yang kubeli di pameran buku Islam beberapa bulan lalu tentu bacaan cocok di bulan puasa.

Balthasar’s Odyssey yang setiap kali ke toko buku selalu kutimang-timang akan tetapi baru bisa kubeli ketika harganya didiskon. Ternyata setelah memiliki buku karya Amin Maalouf belum juga kubaca.

Versi Indonesia dari Breakfast at Tiffany’s, Bahasa! Kumpulan Tulisan di Majalah Tempo, versi Inggris karya Shusaku Endo, ......, ...... Hadoh! Saya perlu puasa beli buku dan menghabiskan baca buku-buku yang sudah terlanjur kubeli nih ;))

Friday, August 07, 2009

Hidup adalah Sirkus

: Renungan Diri mengapa hidup tak selalu mulus


Jika mengingat semua hal yang sudah kulalui dalam rentang umur hingga kini, saya membenarkan bahwa seseorang yang sering diuji, semakin kaya pengalaman.

Setumpuk pekerjaan sekarang ini? Aih, peace of cake.
Kamu sudah tertempa dalam hitungan jam, hari dan tahun. Sudah tahu bahwa tak perlu menghabiskan energi dalam emosi menggelegak. Marah dan menyalahkan divisi lain rasanya tak memecahkan masalah.

Lakukan langkah ini : berpikir, cari solusi dan selesaikan.

Hanya saja, ini bukan sekadar masalah kerja. Tapi tentag Saya dan Kehidupan Saya. Jadi berpikir mengapa hidupku bagai roller coaster. Dalam hati ini kadang terselip rasa sirik jika membandingkan diri dengan orang lain yang sepertinya smooth saja dalam kehidupannya.

Saya kadang merasa Hukum Pygmalion tak mulus bekerja untuk saya. Saya tidak berpikir aneh-aneh. Hanya ingin menjadi manusia yang mengisi hidup dengan manfaat, ingin sukses, bahagia, hmffff....seperti yang biasa kita lantunkan dalam ucapan selamat kepada bayi baru lahir atau rekan yang berulang tahun.

Tapi anomali lah jalan yang sering kulalui. Bukan terjadi dalam jalan mulus. Seolah ada saja liku dan hambatan. Walaupun, dalam beberapa hal, aku tak menampik kondisi sekarang adalah konsekuensi jalan yang kupilih.

Kadang juga berpikir jika Tuhan memang ada dan merupakan causa prima saya hadir di dunia, bolehkah aku mengatakan Ia suka bercanda dengan diriku?

Beberapa kali terselip tanya, ”Mengapa jadi begini? Mengapa Kau tak memuluskan langkahku?”


Seolah saya pemain trapeze yang disuruh kerja rodi untuk berputar, salto, tanpa ada istirahat, tak juga memperoleh standing applaus penonton.

Ia adalah manajer sirkus saya. Dan Ia belum puas melihat saya bersalto, jumpalitan, rolling once, twice, dan terjun ke trampolin untuk kembali berputar. Memberi senyum (meski di dalam hati sedang menangis), memuaskan penonton, berusaha bertahan menjadi diri sendiri dengan keinginan pribadi sekaligus berkompromi atas nama makhluk sosial.

Saya berpendapat Hidup adalah Panggung Sirkus (bukan Panggung Sandiwara..spt ada lirik lagu God Bless). Lebih complicated, lebih berwarna, jumpalitan.
Hmmm tarik nafas... tarik nafas... hembuskan...

Inhale...sugestikan kondisi positif
Exhale... buang pikiran negatif
(begitu kata instruktur yoga’ku berkata)

Hari ini bakal menjadi kemarin. Kemudian kamu pun berdiri di satu titik, dan tersadar bahwa kamu sudah mampu melaluinya.

Tapi kita tidak bisa mengembalikan benang waktu, bukan???

Lagu apa yang kupilih mengisi hari ini?

*Sesegukan..berusaha memulihkan semangat…. di sudut ruang sembari mendegar lagu*

Stronger Christina Aguillera. Pas banget di bagian lirik :


……….
……….
'Cause if it wasn't for all that you tried to do
I wouldn't know just how capable I am to pull through
So I wanna say thank you

'Cause it makes me that much stronger
Makes me work a little bit harder
It makes me that much wiser
So thanks for making me a fighter
Made me learn a little bit faster
Made my skin a little bit thicker
Makes me that much smarter
So thanks for making me a fighter


………….


(Gambar dikutip dari : http://www.inklingmagazine.com)

Kutipan Hari Ini

Hidup adalah pilihan-pilihan yang kamu buat sendiri.

Kamu bertanggung jawab terhadap pilihan itu.

Pilihan-pilihan hidup hadir dengan konsekuensi.

Tuesday, August 04, 2009

Gitar = Romantis (?)

Coba perhatikan kedua lagu ini : “Wonderful Tonight” Eric Clapton dan “You’re Body is Wonderland” John Mayer.

Pemicu awal gara-gara lihat status FB seorang teman, seorang cowok yang merasa aneh dengan ceweknya yang tidak puas dengan penampilan diri. Padahal, cewe itu sudah tampil oke.

Aku kasih komentar status dia mengingatkan aku akan lirik lagu ...”Wonderful Tonight”... is late in the evening/wondering what the clothes to wear/put some makeup/brushes her long long hair/and then she ask me/do I look wonderful tonight/and I said yes you look wonderful tonight/go to the party/everybody turn to see/the beauty lady walking around with me/and then she ask me/do you feel alright/i said yes, i feel wonderful tonight...

Lalu coba bandingkan dengan syair John Mayer : your skin is like porcelain/one pair of candy lips/bubblegum tounge/….. Secara keseluruhan liriknya "mengungkapkan kasih sayang cara dewasa". Maklum beda generasi, jadi Mayer lebih outspoken dalam bersyair hahaha...

Kenapa saya compare? Lirik milik Eric Clapton dan John Mayer sama-sama berbentuk cerita beruntun. Keduanya juga sangat jujur tentang pernyataan hati yang memuja pasangan. Dan keduanya jago main gitar....haha saya jadi ingat sahabat cewek di waktu SMA, si C teman saya ini suka sama cowok yang bisa main gitar. Sedangkan saya terpesona sama si B yang jago olahraga, lalu ketika putus saya pun beralih ke E yang juga jago olahraga.

Ternyata C sudah menyadari kalau jalan bersama pria yang jago nge-gitar, minimal acara kencan terisi si pria memetik gitar sembari melagukan syair cinta yang membuat kita melayang-layang. Dalam hal ini perempuan merasa disanjung.

Momen yang tentu lebih mesra ketimbang kencan harus mencari ring basket atau bola keranjang dulu :p

Eh, tapi bagaimana pendapat kalian tentang lirik lagu om Satria Bergitar, Rhoma Irama? Romantiskah.........….idih!!!