Tuesday, December 27, 2011

Ingat




Kemarin tak peduli, hari ini ingat
Semua tentang perasaan mengalir hangat
Menggubah jiwa jadi merah muda

*tentang kangen yg timbul tenggelam*

Wednesday, December 21, 2011

Syukur atau Sombong

Ya Allah,
Ketika aku di dalam mobil dan memandang abang odong-odong mengayuh sepedanya, dalam batinku bersyukur berada di dalam roda empat berpendingin AC dan ada supir siap mengantarkanku.

Namun, seketika aku juga bertanya apakah diriku sombong jika melihat 'yang kurang' dan membisikkan syukur?

*Ada pesan agar selalu “lihat ke bawah” dan ingat diatas langit masih ada langit* 

Monday, December 12, 2011

Gingerbread di Hari Natal

Semasa kecil saya masih ingat pernah membaca dongeng Gingerbread man, dimana suatu hari nenek tua sedang membuat roti jahe berbentuk manusia. ? Dongeng ini mengisahkan tentang suatu hari nenek tua membuat adonan roti jahe berbentuk manusia. Lengkap dengan blackcurrant sebagai mata dan menyusun cherry di bagian tengah tubuh sebagai kancing.

Ketika telah matang dan keluar dari oven, si roti jahe berubah menjadi hidup dan meloncat keluar dari jendela. Si roti jahe menolak untuk dimakan. Ia menantang nenek jika ingin memakannya maka harus mengejar dan berhasil menangkapnya terlebih dahulu.

Si manusia jahe membuat nenek, bahkan babi, sapi dan kuda yang ditemui di sepanjang lintasan pelariannya ikut mengejar karena tertarik mencicipinya. Namun akhirnya nasib si gingerbread man tetap berakhir ditelan menjadi santapan. Ia tertipu oleh rubah yang berjanji menyeberangkan dirinya melewati sungai. Ia malah menjadi pengisi perut si rubah. 

Saya tidak tahu persis hikmah di balik cerita dongeng tersebut. Mungkin jangan nakal, atau memang sekadar cerita lucu-lucuan. Di sisi lain, cerita ini seolah menggambarkan betapa nikmatnya rasa gingerbread man. Bayangkan saja adonan kue beraroma jahe menguar sesaat setelah keluar dari oven. Hmmm.... pasti memang bikin perut menimbulkan orkestra. 

Sesuai namanya, kue ini beraroma jahe dan berbentuk orang-orangan. Kudapan ini termasuk jajanan tradisional Eropa dan banyak dijual di toko-toko kue di Eropa, Amerika Serikat dan Kanada pada saat menjelang perayaan Natal. Bahkan sering menjadi hiasan pohon Natal.

Kadang roti jahe disebut juga ginger snap, berbentuk kue kering, berbentuk tipis dan renyah. Atau adapula yang mengolahnya menjadi bentuk rumah-rumahan di musim salju.

Istilah gingerbread berasal dari bahasa Latin, zingiber atau dalam bahasa Perancis kuno, gingebras,  yang artinya membuat manisan jahe, yang dalam pengolahannya  melibatkan madu dan rempah-rempah.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat roti jahe adalah madu, gula pasir, telur, amoniak (ammoniac), susu segar, rempah-rempah dan tepung. Bahan lain berupa bubuk jahe (ginger powder) dan bubuk kayu manis (cinnamon powder), dan semua ini bisa dibeli di supermarket atau toko khusus menjual bahan-bahan kue.

Kesulitan yang harus dihadapi pada saat pembakaran. Temperatur pembakaran oven perlu disetel pada derajat tinggi atau hingga 200ÂșC. Jika temperatur kurang dan hangus sedikit saja, akibatnya roti bisa gampang pecah. Hasilnya, tercipta roti berwarna kecoklatan yang memberikan suasana warna kayu alami.

Roti jahe juga tahan lama. Bisa mencapai 1 bulan meski tidak dimasukkan kedalam kulkas. Amoniak berfungsi sebagai pengembang dan agar tahan lama. Selain itu, pastikan  adonan dibakar sampai matang untuk mencegah agar kue tidak berjamur atau berubah rasa. Pastikan pula untuk menyimpannya di tempat yang kering.  

(Gambar 1: Rumah roti jahe/gingerbread house - dokumen Shangri-La Hotel Jakarta)
(Gambar 2: gingerbread man) 

Thursday, December 08, 2011

Penyebab Kemacetan Jakarta

Apa lagi yang bisa diceritakan tentang jalanan di Jakarta, kalau bukan tentang macet.

Sejak tidak menjadi anak kos, praktis saya mengalami seperti umumnya warga Jakarta. Berusaha pergi pagi menuju ke kantor, dan pulang sore.

Namun, selalu masalahnya di kondisi jalan raya. Ketika memilih berangkat pagi ternyata membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai ke kantor. Berangkat siang, sekitar jam 10.00 wib, juga ternyata tidak jaminan bakal nyampai dalam setengah waktu waktu tempuh ketika berangkat pagi hari.

Saya pernah disarankan kalau berangkat pagi, pilihlah jalur melewati Semanggi menuju Slipi. Tapi apesnya, hari itu Senin (5/12/2011) dan ternyata ada demo aparat desa. Taksi saya terpaksa memutar di bawah Taman Ria Senayan, hingga akhirnya 1 jam lebih membuat saya menyuruh pak supir untuk menuju kantor yang lain.

Memang, ternyata ada untungnya pula bekerja di perusahaan yang memiliki beberapa gedung kantor. Akhirnya saya menepi di Kebayoran Baru dan bekerja dari ruang perpustakaan.

Selain masalah demo, kemacetan Jakarta bisa terjadi gara-gara ada penggalian jalan di lokasi yang bakal dilalui.

Ohya, dari obrolan ringan bersama rekan-rekan, katanya menjelang akhir tahun memang sering banyak galian di jalan. Dengan tujuan perbaikan dan peningkatan fasilitas, atau alasan lainnya. Alasan lain ini perlu konfirmasi dari pihak terkait, hehehe...

Menurut saya, gara-gara kemacetan Jakarta, jika memiliki temu janji dengan orang di tempat lain, sekurang-kurangnya perlu berangkat satu (1) jam dari waktu pertemuan. Meskipun ada satu hal lagi yang siap-siap dihadapi, jika orang yang diajak bertemu ngaret dengan alasan ”macet”. 


(Gambar dikutip dari: www.rumah123.com)

Thursday, December 01, 2011

Melakukan Pekerjaan dengan Hati

:R


Libatkan hati dalam bekerja.
Mainkan emosi untuk mencintai bidang yang kamu ceburi.
Dengan demikian, kamu melakukan pekerjaan dengan hati.

Menulis aku lakukan karena cinta.
Maka pelihara cinta itu.
Atau bisa jadi kamu bekerja di lapangan.
Maka semaikan terus lapangan itu.


*Memotivasi diri dengan letupan semangat*