Tuesday, December 29, 2009

Pergi ke Panti Asuhan

Akmal mengintip dari balik tubuh Teteh. Mata nan bundar berusaha ingin tahu tentang siapa yang ada di depannya.
Lalu berturut-turut datang Rizka dan Kemal. Kepala pelontos Rizka membuat mata memandang mengira dirinya anak laki-laki. Minus anting-anting pula sebagai penanda anak perempuan. Hanya jika kita memandang raut wajahnya yang manis serta baju pink yang membalutnya siang itu menandakan dia perempuan.

“Kemarin ada benjolan seperti bisul di kepala. Jadi rambutnya kami potong supaya (bisulnya) gampang diobati,” kata Teteh.

Rizka dan Akmal pun beraksi di depan kami yang duduk di ruang tamu. Mereka mondar-mandir membawa tas sekolah ber-troli, kemudian kejar-kejaran bersama bocah tetangga yang datang menimbrung.

Teriakan mereka pun memecah konsentrasi saat bercakap-cakap, meski tak menyulut kemarahan. Senyum dan sapaan sesekali kuarahkan pada mereka. Rizka pun bereaksi tertawa dan mau mendekat. Hanya Akmal memilih melihat dari jauh, namun kami sadar dia mencari perhatian kami.

Akmal dan Rizka adalah anak penghuni suatu Panti Asuhan Yatim Piatu berada di Bogor. Meski tidak tinggal dan hanya kebetulan bermukim di sekitar panti, kisah Kemal pun tak kalah mengharukan. Ibunya meninggal tertabrak kereta api, dan sang ayah justru menikah lagi dengan wanita lain. Ibu tirinya kejam, senang memaki dan marah-marah, sehingga Kemal pun akhirnya diurus oleh sang kakek nenek di Bogor.

“Kemal sudah pintar mengaji tapi tak mau sekolah,” kata Teteh tentang si ikal berumur 4 tahun. Agh, mungkin tak ada orang yang mau menganyomi membujuk Kemal ke sekolah?

Siang itu saya ‘hanya’ mampir. Bocah-bocah lain penghuni panti yang total mencapai 15 anak sedang pergi memetik rambutan di kebun sekolah yang satu yayasan dengan panti itu.

Cari perhatian! Itu pendapat saya tentang mereka. Saya membayangkan diri ini hanya salah satu sosok yang datang dan pergi. Sama seperti puluhan tamu lain yang tertera di Buku Tamu, menghantarkan sesuatu dan berlalu.

Hari itu saya diketukkan sesuatu : Indahnya Berbagi dan Mengasihi.

Monday, December 14, 2009

Bekerja Keras

……”She is fantastic and I love her and I wish her the best,” Ellen told her audience. “She deserves to rest. She has worked really, really hard.”

Demikian komentar Ellen DeGeneres –pemandu acara talkshow bertitel sama dengan namanya- kepada para pemirsa acaranya, atas keputusan Oprah Winfrey untuk pensiun dan mengakhiri talkshow-nya pada 2011. Berakhirnya acara Oprah Show yang menginspirasi banyak orang ini sebagai penanda karier Oprah selama 25 tahun di dunia pertelevisian.

Pernyataan diatas membuat saya berpikir dan membalikkan kepada diri sendiri : sejauh mana kamu sudah bekerja maksimal hingga disebut orang lain “kamu telah bekerja keras?”

Kemudian, bekerja (sangat) keras tentu perlu memiliki hal-hal terukur sebagai penanda keberhasilan. Lalu, berapa lama kamu ingin bekerja dan pada usia berapa kamu menetapkan usia pensiun serta ingin menikmati buah pekerjaanmu selama ini.

Sensasi Rasa Ini

Sedang kangen rasa ini Kangen rasa semangat meletup
Kangen sensasi kupu-kupu menari di perutku
Menari dalam pusaran angin
Menyatu bersama semesta


Sedang merindu rasa rindu di suatu masa
Menganyam benang menjala asa
Ketika pendar di mata menyetrum ke dada


Sedang kangen rasa ini
Kangen saat kukecup dunia bersama senyum
Kini kududuk menikmati pajangan usang
Kusulut api menebar bara
Hilang …. berputar ke awal


* Perlu kembali ke titik nol *

Thursday, November 19, 2009

Bekerja dari Rumah



Ide bekerja dari rumah beberapa kali melintas dalam benakku dan terasa menarik. Sebagai tukang merangkai kata, saya sering terpikir untuk bekerja dari rumah.
Bermodalkan notebook, dibantu perangkat alat telekomunikasi seperti telepon dan akses internet, maka pekerjaan kantor dapat selesai dan dikirimkan dari rumah.

Tidak stres terjebak kemacetan jalan raya atau hal lain yang biasa dialami di kantor. Apalagi untuk orang yang harus merawat keluarga, misalkan orangtua atau anak.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh CareerBuilder.com, hampir sepertiga dari responden mengatakan pernah melaksanakan pekerjaan dari rumah. Tapi tidak total 8 jam seperti umumnya jam kerja perkantoran.

Sebanyak 25% dari responden mengatakan kurang dari 1 jam untuk pekerjaan kantor mereka, ketika mereka mengerjakannya di rumah, dan sebanyak 53% menghabiskan waktu 3 jam, dan hanya 14% yang benar-benar selama 8 jam.

Nah, apa yang mereka fokuskan selain memenuhi tugas profesional mereka, jika berada di rumah? Ternyata mengurus anak berada di urutan teratas sebagai alasan untuk bekerja dari rumah (22%). Melakukan percakapan pribadi melalui telepon, atau berselancar di Internet (17%), nonton TV atau tidur (15%), keperluan pribadi (11%), dan melakukan pekerjaan rumah tangga (9%).

Memang kemajuan teknologi memungkinkan orang bekerja di mana saja, termasuk di rumah. Ketika bekerja dari rumah membawa perbaikan dalam keseimbangan antara pekerjaan VS kehidupan pribadi, hal ini juga menciptakan keinginan untuk terus termotivasi.

Hanya saja, jika masih berbenturan dengan peraturan kantor atau memang kamu belum bisa disiplin, lebih baik jadilah orang yang fokus. Tetapkan bahwa waktu di rumah untuk beristirahat dan urusan pribadi; sedangkan maksimalkan jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Meski resiko sesekali membawa pulang pekerjaan akibat tuntutan deadline atau lainnya, kadang bisa terjadi.

Rosemary Haefner, Wakil Direktur Sumber Daya Manusia dari CareerBuilder.com. membagi tips cara mengefektifkan bekerja dari rumah :

Tetapkan schedule
Awali hari seperti Anda mau berangkat ke tempat kerja. Ganti baju tidur, mandi dan lakukan aktivitas rutin.

Lokasi
Jangan bekerja di depan TV, dekat dengan radio atau satu ruangan dengan orang yang mungkin bisa mengganggu konsentrasi kamu. Pilih lokasi yang tenang dan teratur, yang membuat kamu bakal menyelesaikan pekerjaan kamu.

Buat Target
Buat daftar target spesifik untuk hari ini dan centangkan jika hal itu telah kamu selesaikan. Ini memastikan kamu ingin untuk menyelesaikan pekerjaan.

Jangan lupa jam makan siang
Ciptakan waktu yang tepat untuk telepon pribadi, keperluan pribadi, pekerjaan rumah, olahraga dan aktivitas-aktivitas non kantor lainnya. Kalau perlu tempatkan timer agar kamu mengetahui kapan saatnya kembali bekerja.

Istirahat
Sudah tentu jangan lupa meluangkan waktu untuk beristirahat.

Wednesday, November 18, 2009

Malu Aku….

Minggu ini sepertinya adalah momen saya kembali konsentrasi bekerja di kantor, setelah sebulan lebih jarang terlihat akibat urusan pribadi.

Ternyata inilah rasanya kembali ke tempat bekerja setelah sekian lama menghilang. Merasa ada yang asing atau berbagai kejadian juga kualami.

Awal pekan : seolah scanner absen ga mengenali sidik jari ku. Saya harus berulang kali meletakkan jari ke mesin pemindai. Lalu, di mejaku bertebaran mulai dari surat-surat, kertas rekap administrasi, hingga paket pos.

Sstt, saya sampai melihat seorang rekan kantor dan dalam hati berkata, “Namanya siapa ya…?” Ternyata memang ada anak baru.

Tapi pengalaman Rabu ini yang cukup ..memalukan.. hehehe.

Pagi hari saya melihat teman menyantap mie ayam. Duh, jadi tergoda juga untuk menyantap makanan yang sama. Karena perut masih penuh terisi sarapan, akhirnya baru menjelang siang saya hendak memesan.

Mau menyuruh OB (office boy) pergi membelikan, Saya tekan extension 223 yang dalam hati kuingat ada di ruangan Dapur.

“Halo.. siapa nih?” begitu sapaanku ketika telpon sudah diangkat.

“Vidi, mbak..”

Saya diam sebentar. perasaan OB ga ada yang namanya Vidi tapi ya sudahlah siapa tahu ada orang baru atau pindahan dari dapur divisi lain.

“Ini Eno penulis. Beliin mie ayam dong….”

“Salah sambung mbak”

Wuaks!

Pasti muka saya bersemu merah, dan hanya bisa berkata pendek. “Maaf” dan mematikan sambungan telpon.

Saya segera tersadar. Ya ampun! ada 2 nomor extention yang selalu gampang diingat : bagian Teknologi (IT) dan Dapur yang angkanya nyaris sama.. meski sebenarnya kalau kamu memencet tombol telepon akan berbeda lokasi angka.

Hahahaha… asli saya seperti mau ditelan bumi. Membayangkan muka teman-teman di bagian Teknologi dan jika mengetahui ketololan/kenaifan saya… Mualu… rasanya untuk sementara saya tidak berani melalui ruangan Teknologi.

External HD

Bentuknya sepintas seperti agenda seukuran paspor. Benda setebal buku jari itu adalah External HD (singkatan dari External Hard Disk).

Sesuai dengan namanya, fungsinya sebagai media penyimpanan secara eksternal. Jadi, seperti memiliki Flash Disk namun dalam ukuran lebih maxi. Bisa sebagai penyimpan file-file tulisan, foto-foto, gambar-gambar, musik, games, presentasi kerja hingga kebutuhan spesifik misalnya program komputer bagi programmer.

Selama ini saya memindahkan foto-foto jepretan dan artikel yang saya kumpulkan selama ini sebagai penulis ke dalam cakram padat (CD). Lama-kelamaan CD-R/CD-RW pun menumpuk di sudut lemari. Sebuah CD memiliki kapasitas memori sebanyak 700 MB.

Saya yang berniat going paperless lalu berpikir untuk memiliki sebuah External HD. Varian kapasitas antara 120 GB, 160 GB, 250 GB, 500 GB, bahkan ada yang mencapai 1 TB.

Saya sudah mencatat beberapa ukuran kapasitas plus harga. Bahkan seorang teman menyatakan ada yang mencapai 1 TB dengan harga sekitar Rp 1 juta lebih. Saya sempat bertanya pada seorang teman, malah dia tertawa dan berkata, “Emang perlu sebanyak itu No….”

Tapi dia tidak menjelaskan lebih detil sehingga saya juga malas bertanya lebih lanjut.

Kemudian pada satu kesempatan, mumpung mau pergi ke pameran komputer, saya bertanya pada teman yang lain.

“Kamu pasti familiar dgn external HD ya? Jadi bingung ..misalkan 160 GB setara apa? misalkan sama dgn memuat 1 partisi drive C/D di dalam komputer kah?” tanya saya.

Maklumlah, dalam benak pemikiran saya yang sederhana, External HD kayak kulkas saja. Semakin besar kapasitas, alias semakin besar ukuran GB, berarti semakin banyak yang mampu dimuat.

Lalu si Rommy temanku menjelaskan intinya tergantung apa yang mau saya simpan. Karena semakin banyak yang disimpan tentu membutuhkan kapasitas semakin besar.

“Sebagai contoh film membutuhkan sekitar 700-an MB,” kata dia.

1GB = 1000MB
1TB = 1000 GB = 1jutaMB

“Jadi kalau MP3 rata-rata besarnya 5MB, maka HDD 1TB kira-kira bisa menyimpan sebanyak 200ribu lagu,” pungkasnya.

Lalu saya pun terpana dan membatin, Itu mah sekalian gua membuka usaha unduh MP3 aja yakkk…. hahaha.

Dari survei di pameran Indocomtech berlangsung pada 4-8 November lalu, saya menemukan External HDD merek Western Digital berkapasitas 320 GB berharga kurang dari Rp 700 ribu.

Setelah first-thing-first menentukan prioritas, saya pun memutuskan tidak membeli dulu. Akhirnya saya justru pulang memboyong printer dan sebuah flash-disk mungil berkapasitas 4GB.

Tuesday, November 17, 2009

Menelusuri Kemana Perginya Gaji Bulanan

(Tulisan ini juga dimuat di QB Headlines)

Gaji bulanan memang andalan kehidupan sehari-hari seorang pegawai kantoran seperti saya. Saya hanya berpikir, mengapa semakin sulit menyisihkan tabungan, apakah ada yang salah dalam mengelola keuangan pribadi.

Memang sih biaya hidup semakin tinggi sementara penghasilan tak berlari secepat harga-harga kebutuhan pokok, sekunder dan lain sebagainya.

Di koran New Straits Times kubaca tentang mengatur belanja bulanan. Saya jadi mau mencoba sebagai bagian financial check-up, berikut tipsnya :

Pertama-tama tulis rencana pengeluaran bulanan. Ini mencakup belanja rumah tangga dan biaya hiburan.

Simpan semua bon-bon bukti belanja paling lambat sebulan. Seminggu sekali tuliskan secara rinci kamu telah belanja apa saja berdasarkan bon pengeluaran itu.

Terserah mengategorikan jenis pengeluaran, asalkan Anda bisa mengambil gambaran akurat tentang kondisi finansial yang ada.

Misalkan saja dari hasil belanja di supermarket bisa kamu detilkan ke dalam jenis daging, susu, minuman, makanan kalengan, cemilan atau apapun yang memberikan gambaran kemana saja perginya uang tersebut.

Atau ketika berbelanja di department store untuk beli pakaian. Siapa tahu ternyata biaya minum kopi lebih mahal ketimbang sepotong baju di bulan ini.

Dari daftar tersebut, kita jadi tahu apa saja yang bisa dikurangi atau dibenahi.

Meskipun ada yang dapat dikurangi atau tidak, tetap masukkan ke dalam rencana belanja. Lalu masukkan sejumlah budget ke dalam amplop berbeda. Uang ini akan digunakan untuk membeli barang-barang yang anda rencanakan.

Catatan : Jangan tambahkan uang ke dalam amplop hingga akhir bulan. Ini membantu sikap disiplin dan cerdas berbelanja.

* Teman yang mendengar niatku berkata, “No, taruhan, berapa hari kamu rajin mencatat pengeluaran harian?”… hehehe

Ilusi (Iklan) Layar Kaca

Cinta gampang diraih berkat hilang noda di wajah.
Cinta mudah didapat berkat tubuh sukses melewati pintu yang nyaris menjepit.
Kekasih hati muncul berkat rambut lembut indah tergerai. Mudah dibelai.

Oh.. apa jantung hati tak boleh berwujud pangeran kodok?
Bagaimana dengan kisah Si Bangkong???

Seolah panah Cupido hanya mau menombak makhluk indah ciptaan dewa. Meniadakan faktor kromosom X dan Y sebagai bagian penciptaan manusia. Artinya, kalau memang bukan keturunan cantik/ganteng, apakah mau marah sama ibu-bapak?

Inilah dunia ilusi, ketika tak ada yang tak indah di layar kaca.

Jadi ingat cerita “Beauty and the Beast” atau karya klasik Victor Hugo berjudul “Si Bongkok dari Notre Dame”, si Quasimodo pun bernasib tragis.

*September Story*

Wednesday, November 04, 2009

Tidak Menunda Pekerjaan

Jangan tunda hingga esok apa yang bisa Anda kerjakan hari ini.

Begitu bunyi kata mutiara yang melekat di dinding depan meja kerjaku. Sebaris pesan yang kutempelkan pada awal tahun ini sebagai bagian dari resolusi pekerjaan.

Berhasilkah saya mempertahankan ritme itu?

Terkadang berhasil, akan tetapi kebanyakan saya lebih sukses menerapkan pola selesai menjelang tenggat-waktu. Rata-rata ide tulisan mengalir deras di saat-saat terakhir.

Pada dasarnya bukan karena penunda kerja sehingga diri ini menempelkan sebaris kalimat motivasi di depan dinding meja kerja.

Jangan katakan saya malas. Sebagaimana manusia biasa, kita pernah mengalami ingin menunda pekerjaan baru seusai menyelesaikan pekerjaan sebelumnya. Saya akui lebih tepatnya “lot things to do in the same time” atau banyak pekerjaan dan hal-hal yang harus kulakukan di waktu nyaris bersamaan.

Tahun ini sebagai upaya menyeimbangkan pekerjaan sekaligus meluangkan waktu untuk orangtua.

Tahun ini kuanggap juga sebagai refleksi kesehatan. Selama ini badan gampang sekali terserang flu/pilek. Sepertinya badan doyan bercinta dengan virus flu yang selalu kuasumsikan kenapa badan bakal ambruk jika di-push bekerja. I hate that! Siapa pula yang suka ingusan, badan demam, sambil menatap layar monitor komputer dalam mata nanar.

Siapa pula yang senang tidur di ranjang dengan sekujur badan meriang, sementara otak melayang ke pekerjaan kantor yang tertunda, dan telepon dari kantor tak henti berdering meski sudah mengatakan izin sakit.

Memang benar kita harus hidup sehat, jangan gampang stress dan mengatur pola makan.

Akan tetapi, hasil tes alergi pada akhir Oktober, membuat saya merasa, “Mungkin ini biang penyakitku selama ini. Ada yang ternyata harus kuubah dalam pola kehidupan”.

Dari hasil pemeriksaan darah ditemukan saya memiliki alergi dan bisa jadi alergi yang memicu flu. Dokter spesialis yang memeriksaku, mengajukan bermacam poin yang membuat saya mengubah kebiasaan.

Salah satunya, going paperless dan mengurangi koleksi buku di dalam kamar. Ini bertujuan meminimalkan tempat debu bersarang.

Prioritas utama, saya coba terapkan pada perilaku tidak menunda apa yang bisa saya kerjakan hari ini. Membereskan pekerjaan, merapikan kamar, serta mengubah pola hidup.

Monday, November 02, 2009

Narablog

Saya baru tahu kalau istilah "Blogger" telah diterjemahkan menjadi "Narablog".

Kata temanku, "nara" berarti "seseorang".

Narasumber = seorang sumber. Ini istilah yang ditujukan bagi seseorang yang menjadi sumber kutipan wawancara, memberi informasi yang diperlukan wartawan/penulis. Tapi kalau Narablog = seorang blog? lha, kok Kata Benda + Kata Benda?

Blogger Antyo Rentjoko dalam artikel Pendapat-Koran Tempo, Selasa 3 November 2009, menyebutkan jika sudah lama ngeblog, lebih dari 5 tahun, maka disebut "pemain lama".

Oke, saya juga sudah mulai menulis di blogspot sejak 2005. Jadi termasuk pemain lama? Pemain lama yang timbul tenggelam dalam mengupdate situsnya namun berusaha tetap hadir di ranah maya.

Walah.... ya sudahlah. Apa artinya istilah. Yang penting kalian ngerti kamsudnya.

Oke! saya sudah vakum sebulan tak menjadi "narablog". Sekarang saatnya kembali
menyemaikan kata di langit Azzura, mengutarakan Aura hati dan jati diri.

Mengambil Langkah dalam Satu Sesi Kehidupan

Kadang logika dan intuisi telah mengarahkan ke satu hal yang benar. Akan tetapi, hati (baca “perasaan”) sering bertolak belakang. Ingin bermain-main lebih lama.

Benar kata orang. Seringkali yang disebut berbahaya, tidak baik, dsb terlihat bagai kembang api cantik di langit malam tapi memercikkan bara ke tubuh.

Dan permainan telah berakhir. Saya putuskan untuk kulumat tamat. Siapa yang kalah? Entahlah. Hidup tak bisa disamakan dengan skor pertandingan olahraga. Menang dan kalah bukan hal mutlak. Hanya saja, hidup ini adalah keseimbangan. Sudah ada porsi masing-masing.

Hidup ini adalah pilihan-pilihan. Dan saya sudah memilih…..(dan siap dengan segala konsekuensinya).

Keberhasilan Tertunda

Adilkah hidup ini?”

Seketuk kalimat yang membuatku bertanya….Ada apa?

Lalu aku menyadari ini sebuah pertanyaan ketika seseorang merasa kecewa.

"Kamu sodorkan tanya itu karena kamu sedang bermasalah. Iya?"

Hanya diam yang menjawab.

Semoga saya mampu mensyukuri setiap kehidupanku. Semoga tak bakal melontarkan pertanyaan itu. Baik ke diri sendiri, kepada orang lain, bahkan kepadaNya.

Jika ada rintangan, semoga itu menjadi keberhasilan tertunda yang akan kuraih pada waktu yang tepat.

(Gambar dikutip dari : www.josephinewall.co.uk)

Tuesday, September 29, 2009

Kembali ke Titik Nol

Mata air itu telah menjelma menjadi sendang
Tempat bersuci membasuh hati
Berteman padang seluas mata memandang
Ku bersila bersama sebatang pena di tangan
Siap menggurat kertas putih belum tercoret




* Mencoba merenungi putaran takdir,memaknai arti kembali Fitri di bulan Syawal 1430H.
* Dan maksud gamblangnya tuh, “Abis Lebaran, terbitlah nol rekening”. Hayo kerja sana, kumpulkan duit lagi buat bisa mudik dan ber-Hari Raya di tahun depan. Hihihi….

Monday, September 28, 2009

Anak Usaha RIM

Foto ini kiriman Rahadian Seno alias Mas Seno di http://seno.or.id atau http//jaringankomputer.net

Saya ketawa abiss, kok ya ‘kreatif’ benar untuk memilih nama merek. Copy + paste lengkap dengan logo dan tipografi yang sama dengan BlackBerry keluaran Research in Motion (RIM).

Atau memang sekarang RIM telah mendiversifikasi bisnis hingga memiliki anak usaha di bidang apparel ya?? Hahaha….

Friday, September 25, 2009

Selembar Kartu Ucapan Selamat Idul Fitri Buatan Tangan

Kartu ini datang Jumat siang tadi ke alamat kantorku.
Amplop coklat, tanpa nama pengirim, tanpa kop surat ataupun surat bukti kurir.
Amplop distapler sebanyak 4 sisi di sepanjang permukaan atas, ditambahkan 2 stapler lagi ke dekat permukaan bibir amplop, tempat mengelem amplop.

Pada permukaan aku bisa merasakan bentuk bergelombang di dalamnya.

Ih, kayak misterius ya?

Ternyata setelah kubuka, isi amplop (seperti perkiraanku) kartu ucapan Selamat Idul Fitri dari suatu korporat. Yang unik, kartu ini buatan tangan. Desain sampul berupa kubah mesjid yang dibuat dari kain flannel. Di tengahnya ada lingkaran bulat membentuk wujud bedug, ditempeli dua butir cengkeh sebagai bentuk pemukul bedug.

Lengkap di atas kubah, ada bintang yang biasa kita beli di toko prakarya atau alat-alat jahit.

Pada bagian belakang, ada tertera tulisan : Khusus diproduksi untuk Carrefour oleh Kelompok Belajar anak-anak Dhuafa/Pemulung “Sekolah Kami”.

Saya jadi berpikir, “Kapan terakhir kali mendapat kartu Lebaran buatan sendiri?”

Ingatan saya kembali ke masa kuliah, ketika bersama temanku Hanny dan Tantri, membuat kartu ucapan Lebaran bersama yang kami buat sendiri di saat libur kuliah. Sembari menanti bedug magrib kah saat itu? Sudah lupa…..

Tumpukan kartu ucapan yang datang menjadi kebahagiaan sendiri ketika merasa ada yang care kepada kita. Kerepotan mencari kartu ucapan di toko buku pun menjadi kehebohan bersama teman-teman SMP/SMA.

Sekarang Kartu Lebaran pun jadi benda jarang kuterima. kemajuan zaman melalui pesan pendek ponsel, status di Facebook, atau kiriman surat elektronik (e-mail) telah menggantikan fungsi selembar Kartu Lebaran.Saya termasuk salah satu di antara pemanfaat cara mengirimkan ucapan era serat optik.

Lebih simpel, langsung cepat sampai, menghemat waktu dan mengikis biaya pengiriman. Selain itu, di era pemanasan global dan isu lingkungan, kartu juga menambah kebutuhan kertas yang berasal dari pemotongan pohon di hutan.

Meski belum pernah pula saya menemukan data valid berapa biaya energi terkuras untuk menyalakan internet, memindahkan data kilobyte dari suatu server, atau transponder, ah don’t know what exactly cara kerjanya… yang penting kabar cepat sampai... ;)

Hari ini ada perasaan melankolis menerima selembar kartu buatan tangan di tahun 2009.

Jari-Jari Istirahat Seminggu

Internet dan gadget sering dianalogikan sebagai alat yang membuat kita merasa dunia dalam genggaman.

Dan selama seminggu libur Lebaran, saya tak 'menggenggam dunia'. saya menyentuh ponsel sesekali : berbalas pesan pendek, mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Lalu BlackBerry nyaris tak ku utak-atik. Bahkan jumlah e-mail mencapai lebih dari 2 ribu kubiarkan. Walaupun ada satu pembelajaran bahwa jangan membiarkan BB nyaris habis baterai, saking dibiarkan, sehingga bikin deg-degan dan akhirnya harus dibawa ke galeri Customer Service operator, untunglah cuma masalah dibiarkan baterai drop. Hihihi… syukur…syukur.. daripada harus membeli baterai orisinal yang kudengar mencapai Rp 500 ribu. Busyet! Merogoh kocek dalam-dalam pascaLebaran rasanya amit-amit buanget!


Laptop pun tak kubuka untuk sekadar main game, termasuk browsing internet. Bahkan tak pula menonton TV. Nyaris aku tak mengikuti perkembangan berita yang dalam benak sudah kuhafal pasti tentang laporan arus mudik, atau berita tertangkap dan tewasnya Noordin M. Top yang tentu saja tenggelam di tengah kesibukan orang mempersiapkan diri mudik di Hari Raya.

Anehnya, setelah seminggu berlibur, saya baru tersadar buku jari-buku jari ini tidak merasa nyeri seperti hampir tiap malam kualami. Mungkin ini pengaruh mengonsumsi suplemen Devil’s Claw. Konon kata mbak penjaga SPG toko healthcare, si Cakar Setan ini efektif mengurangi asam urat. Nah, bukankah nyeri-nyeri di persendian gejala asam urat?

Tapi saya jadi menyadari, gejala nyeri di jari-jari akibat terlalu semangat atau terus-menerus mengetikkan jemari di papan keyboard, menggeser mouse, goyang jempol menekan keyboard QWERTY si BlackBerry.

Hmmm …. Ternyata nikmat sekali seminggu mengistirahatkan jemari. Hanya menggunakan fungsi tangan dan jemari untuk memegang, menggenggam, membantu aktivitas di rumah, dan bersalaman sambil mengucap “Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin.”

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430H. Mohon Maaf Lahir dan Batin Jika Selama Membuat Tulisan-Tulisan di Blog ada Salah-Salah Kalimat. (Menulis hanya mencurahkan isi pikiran dan benak yang tak berusaha menyinggung seseorang, sesuatu, suku, agama, kebudayaan, sosial).

Friday, September 11, 2009

Bintang Jatuhku

Kamu dulu Bintang Jatuhku
Alim, santun, pintar
Kini kukirim kamu sekaleng bintang
Pletak! Kau pun berbintang-bintang
Imajiku rontok

Monday, August 10, 2009

Kubuka Buku untuk Kubaca

Sebentar lagi bulan Ramadhan, saatnya menjalankan ibadah puasa. Aktivitas biasanya mengalami perubahan : mulai dari ritme tidur, acara makan digeser menjadi buka puasa bersama, hingga waktu makan yang hilang seharusnya bisa dipakai untuk menelaah kegiatan kerja.

Logikanya sih karena kita bekerja, maka kondisi puasa tak berasa. Tiba-tiba sudah waktu berbuka, meskipun kenyataannya badan biasanya sudah lemas dan tidak konsentrasi lagi di sore hari.

Puasa juga sering diisi dengan kegiatan memperdalam agama.

Saya pribadi, sejak tahun lalu menetapkan untuk mengisi waktu menunggu bedug magrib, dengan membaca buku-buku yang belum sempat kujamah.

Selain membaca, bisa pula bermain game PC. Eng ing eng....saya (sebenarnya) maniak game komputer ;))

Sering tangan ini gatal untuk meng-klik permainan yang ku-save di dalam laptop, sementara di waktu yang sama logika saya mengingatkan diri untuk menyelesaikan pekerjaan inti untuk menulis advertorial.

Ohya, favoritku seputar mini games genre hiding object atau time management yang membutuhkan ketangkasan tangan.

Sebagai contoh Natalie Brooks – Secrets of Treasure House kuselesaikan dalam 5 jam. Seri hiding object seperti Agatha Christie – Peril at the End House dan Cate West – The Vanishing Files membutuhkan waktu berhari-hari karena jeda menulis pekerjaan inti serta menyelesaikan urusan kantor.

Tapi memang buku adalah favoritku tersendiri. Apalagi di tempat saya bekerja kadang ada penjualan buku-buku dalam harga diskon. Buat penggila buku –ingat, ada beda antara penggemar baca dengan pengkoleksi buku- seperti saya sering ikutan pesan buku berharga miring. ”Kesempatan tak datang dua kali, urusan membaca nantilah,” kilahku.

Akhirnya repetisi terjadi. Buku menumpuk lalu saya berjanji tidak membeli buku sebelum menghabiskan yang sudah kubeli. Tahun lalu saya sudah merealisasikan janji dengan membaca buku dongeng “Disney’s Family Story Collection”. Ketika membeli buku hard cover warna ungu itu sebagai romantisme masa kecil ingin membaca kisah-kisah klasik dari Walt Disney.

Gara-gara hilang, saya kembali membeli Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Sampai saat ini : Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca, terbungkus plastik.

Karya Pram yang lain, ”Panggil Aku Kartini Saja” sudah saya baca habis.

Tahun ini realisasi janji bisa dimulai dari membaca Un Lun Dun. Saya membeli buku ini awal Mei lalu dan baru kubuka di permulaan Agustus. Hingga hari ke-5 belum kelar pula kubaca.

Ohya, dalam membaca saya bukan pelahap buku novel dalam hitungan jam. Bisa berhari-hari bahkan ada pula yang kutinggalkan setengah kelar kemudian kulanjutkan membaca beberapa bulan berikutnya.

Jadi bukan karena buku setebal 534 halaman tak menarik, justru saya tercerahkan kembali dengan buku fiksi yang melambungkan daya khayal.

Mungkin ini sensasi yang dirasakan pembaca Harry Potter (saya sampai sekarang belum membaca Harpot....karena saya berprinsip kalau sudah ada filmnya, mending nonton deh daripada membaca bukunya yang tebal-tebal itu).

Salut buat China Miéville yang bisa mengisahkan topik masa kini, soal sampah dan polusi lingkungan, menjadi kisah UnLondon atau London dalam bentuk lain.

Nanti cek resensi bukunya di Ruang-Resensi.blogspot.com yaaa.....

Buku apa lagi yang sudah kupunya? Buku Fiqih Wanita dan The Great Women yang kubeli di pameran buku Islam beberapa bulan lalu tentu bacaan cocok di bulan puasa.

Balthasar’s Odyssey yang setiap kali ke toko buku selalu kutimang-timang akan tetapi baru bisa kubeli ketika harganya didiskon. Ternyata setelah memiliki buku karya Amin Maalouf belum juga kubaca.

Versi Indonesia dari Breakfast at Tiffany’s, Bahasa! Kumpulan Tulisan di Majalah Tempo, versi Inggris karya Shusaku Endo, ......, ...... Hadoh! Saya perlu puasa beli buku dan menghabiskan baca buku-buku yang sudah terlanjur kubeli nih ;))

Friday, August 07, 2009

Hidup adalah Sirkus

: Renungan Diri mengapa hidup tak selalu mulus


Jika mengingat semua hal yang sudah kulalui dalam rentang umur hingga kini, saya membenarkan bahwa seseorang yang sering diuji, semakin kaya pengalaman.

Setumpuk pekerjaan sekarang ini? Aih, peace of cake.
Kamu sudah tertempa dalam hitungan jam, hari dan tahun. Sudah tahu bahwa tak perlu menghabiskan energi dalam emosi menggelegak. Marah dan menyalahkan divisi lain rasanya tak memecahkan masalah.

Lakukan langkah ini : berpikir, cari solusi dan selesaikan.

Hanya saja, ini bukan sekadar masalah kerja. Tapi tentag Saya dan Kehidupan Saya. Jadi berpikir mengapa hidupku bagai roller coaster. Dalam hati ini kadang terselip rasa sirik jika membandingkan diri dengan orang lain yang sepertinya smooth saja dalam kehidupannya.

Saya kadang merasa Hukum Pygmalion tak mulus bekerja untuk saya. Saya tidak berpikir aneh-aneh. Hanya ingin menjadi manusia yang mengisi hidup dengan manfaat, ingin sukses, bahagia, hmffff....seperti yang biasa kita lantunkan dalam ucapan selamat kepada bayi baru lahir atau rekan yang berulang tahun.

Tapi anomali lah jalan yang sering kulalui. Bukan terjadi dalam jalan mulus. Seolah ada saja liku dan hambatan. Walaupun, dalam beberapa hal, aku tak menampik kondisi sekarang adalah konsekuensi jalan yang kupilih.

Kadang juga berpikir jika Tuhan memang ada dan merupakan causa prima saya hadir di dunia, bolehkah aku mengatakan Ia suka bercanda dengan diriku?

Beberapa kali terselip tanya, ”Mengapa jadi begini? Mengapa Kau tak memuluskan langkahku?”


Seolah saya pemain trapeze yang disuruh kerja rodi untuk berputar, salto, tanpa ada istirahat, tak juga memperoleh standing applaus penonton.

Ia adalah manajer sirkus saya. Dan Ia belum puas melihat saya bersalto, jumpalitan, rolling once, twice, dan terjun ke trampolin untuk kembali berputar. Memberi senyum (meski di dalam hati sedang menangis), memuaskan penonton, berusaha bertahan menjadi diri sendiri dengan keinginan pribadi sekaligus berkompromi atas nama makhluk sosial.

Saya berpendapat Hidup adalah Panggung Sirkus (bukan Panggung Sandiwara..spt ada lirik lagu God Bless). Lebih complicated, lebih berwarna, jumpalitan.
Hmmm tarik nafas... tarik nafas... hembuskan...

Inhale...sugestikan kondisi positif
Exhale... buang pikiran negatif
(begitu kata instruktur yoga’ku berkata)

Hari ini bakal menjadi kemarin. Kemudian kamu pun berdiri di satu titik, dan tersadar bahwa kamu sudah mampu melaluinya.

Tapi kita tidak bisa mengembalikan benang waktu, bukan???

Lagu apa yang kupilih mengisi hari ini?

*Sesegukan..berusaha memulihkan semangat…. di sudut ruang sembari mendegar lagu*

Stronger Christina Aguillera. Pas banget di bagian lirik :


……….
……….
'Cause if it wasn't for all that you tried to do
I wouldn't know just how capable I am to pull through
So I wanna say thank you

'Cause it makes me that much stronger
Makes me work a little bit harder
It makes me that much wiser
So thanks for making me a fighter
Made me learn a little bit faster
Made my skin a little bit thicker
Makes me that much smarter
So thanks for making me a fighter


………….


(Gambar dikutip dari : http://www.inklingmagazine.com)

Kutipan Hari Ini

Hidup adalah pilihan-pilihan yang kamu buat sendiri.

Kamu bertanggung jawab terhadap pilihan itu.

Pilihan-pilihan hidup hadir dengan konsekuensi.

Tuesday, August 04, 2009

Gitar = Romantis (?)

Coba perhatikan kedua lagu ini : “Wonderful Tonight” Eric Clapton dan “You’re Body is Wonderland” John Mayer.

Pemicu awal gara-gara lihat status FB seorang teman, seorang cowok yang merasa aneh dengan ceweknya yang tidak puas dengan penampilan diri. Padahal, cewe itu sudah tampil oke.

Aku kasih komentar status dia mengingatkan aku akan lirik lagu ...”Wonderful Tonight”... is late in the evening/wondering what the clothes to wear/put some makeup/brushes her long long hair/and then she ask me/do I look wonderful tonight/and I said yes you look wonderful tonight/go to the party/everybody turn to see/the beauty lady walking around with me/and then she ask me/do you feel alright/i said yes, i feel wonderful tonight...

Lalu coba bandingkan dengan syair John Mayer : your skin is like porcelain/one pair of candy lips/bubblegum tounge/….. Secara keseluruhan liriknya "mengungkapkan kasih sayang cara dewasa". Maklum beda generasi, jadi Mayer lebih outspoken dalam bersyair hahaha...

Kenapa saya compare? Lirik milik Eric Clapton dan John Mayer sama-sama berbentuk cerita beruntun. Keduanya juga sangat jujur tentang pernyataan hati yang memuja pasangan. Dan keduanya jago main gitar....haha saya jadi ingat sahabat cewek di waktu SMA, si C teman saya ini suka sama cowok yang bisa main gitar. Sedangkan saya terpesona sama si B yang jago olahraga, lalu ketika putus saya pun beralih ke E yang juga jago olahraga.

Ternyata C sudah menyadari kalau jalan bersama pria yang jago nge-gitar, minimal acara kencan terisi si pria memetik gitar sembari melagukan syair cinta yang membuat kita melayang-layang. Dalam hal ini perempuan merasa disanjung.

Momen yang tentu lebih mesra ketimbang kencan harus mencari ring basket atau bola keranjang dulu :p

Eh, tapi bagaimana pendapat kalian tentang lirik lagu om Satria Bergitar, Rhoma Irama? Romantiskah.........….idih!!!

Saturday, July 25, 2009

Duka

Genggam tanganku
Kuajak kau ke danau hening
Menepi hingga berkubang diri
Basuh lara hati di tepian bening


Usap jelaga di matamu
Mari kutuntun kau ke rumahNya
Rapatkan tangan susun jemari
Ia tak lelah menelusuri kisahmu

Friday, July 24, 2009

Puisiku-Oase Kompas

Puisi-puisiku dimuat di rubrik Oase (Puisiku) www.kompas.com.
Tepatnya di edisi :Rabu, 22 Juli 2009

Link : http://oase.kompas.com/read/xml/2009/07/22/0011264/puisi-puisi.dewi.retno.siregar

Hampir sebagian besar puisi, kecuali "Kamu", belum pernah kuposting sebelumnya di blog pribadiku.

***

Taman Milik Kita

Mari jadikan cerita kita taman bermain
Tanam pohon cemara di tanah seluas hasta
Kita gemburkan tanah kita
Sirami air mata dan semai derai tawa ketika kita berangkul pilu


Mari saksikan pohon cemara saksi cinta kita
Saat matamu bertumbuk dengan degup jantungku
Ketika aku tak mampu menipu merah pipiku
Saat kau sodorkan kembang gula merah jambu


Mari kita bakar kembang api dalam taman cinta
Lontarkan cahaya dalam langit berbintang binar
Jilati pelangi menyapu mendung pergi


Jakarta, 16 April 2009

***

Bayang

Hanya menggenggam wajahmu di otakku
Kubayangkan tanganku menelusuri lekukmu
Di suatu pagi yang lusuh tersapu mendung

Kupintal bayangmu di jelajah pikiran
Di mendung kelabu hatiku pun sendu


Jakarta, awal Juni 2009

***

Kamu
: Birthday Guy


Kamu dan Saya pernah berbagi nikotin dan kafein
Saling cerita di taman kota suatu hari
Kamu dan Saya pernah menikmati masa berderai hujan

Kamu adalah hujan mencium bumi
Menguarkan bau tanah mengajakku berdansa
Sampai musim semi tiba mengajak Saya dan Kamu bersarang
Kamu mengeja huruf, kata dan bait dalam senandung
Saya menyusun gambar membentuk bayang

Kamu marah ya?
Kamu ngambek ya?
Kamu menghapus saya dari pikiran dan hati?

Saya tak sadar, tak mengerti
Kamu lebih dari perhatian kamu
Saya tak sensitif membuka kunci hati


Jakarta, 28 Juni 2009

***

Ketika Senja Kuganti Pagi

Mengapa cinta berkait senja?
Aku bosan menulis kalimat ”Dan kau temani aku hingga senja”
Aku jenuh mencumbu melankoli romantis
Mungkin aku terlambat bangun pagi dan tergopoh memulai hari
Terlalu singkat untuk menikmati gradasi mentari

Dan senja identik matahari berlabuh
Menuju malam lalu kita ikut terlarut bersama kelam
Menikmati istirahat setelah lelah mencari jarum diantara jerami
Ya! Kadang kamu beruntung meraih cinta
Seringkali keringat membulir dalam menangkapnya

Bagaimana jika aku ganti cinta adalah pagi?
Menikmati detik kelam berganti fajar
Lamat-lamat menikmati azan subuh
Mengetuk ingatan senandung yang sama menemanimu pada awal membuka mata
Ketika kita terlahir buta dan tak berdaya
Cinta pula yang menuntun kita menatap dunia

Bagaimana jika kau kusambut bagai mentari pagi?
Pagi ini kecup embun dan menyesap kopi
Ada riuh mengalir ke pembuluh nadi


***

Kopi Tubruk

Kamu cintaku dalam kopi tubruk
Langsung nempel di hati
Nancap di lidah
Ingin kucecap sampai ke ampas


Jakarta, 4 Juli 2008

Wednesday, July 15, 2009

Sindrom Pasca Cuti

Berdasarkan pengalaman pribadi, Penulis mengalami problem susah menulis pasca cuti.

Otak tumpul. (Pengaruh tidak mikir selama seminggu)

Selama berlibur, kegiatan mengetukkan jemari di papan keyboard digantikan dengan tangan cekatan menggerakkan tetikus bermain game.

Selama seminggu kemarin bagai ular tanpa tulang. Ketemu sofa, karpet atau kasur bawaannya ingin rebahan dan tidur. Kini harus terbiasa kembali duduk tegak di meja kantor sembari memandangi layar monitor.

Selama cuti tetap menyalakan fasilitas YM untuk online. Chit-chat sana sini, ujung-ujungnya saya pasti mengatakan sedang cuti. Ada di rumah. Seperti ada kenikmatan tersendiri ketika teman chat lebih kurang balas mengatakan, ”Duh enaknya...” karena mereka ngantor...hahaha..... Duh maaf daku kejam ya, bersenang-senang di atas penderitaan orang lain yang bekerja.

Dan tiba-tiba datanglah ”Hari Pembalasan”. Ketika saya kembali masuk bekerja.


Ini pengalamanku selama 3 hari kembali bekerja :
Merasa asing dengan rute perlintasan kantor – tempat tinggal.

Praktis hanya mampu menyelesaikan 4 alinea tulisan dalam satu hari kerja. Berada di kantor yang lebih kurang 8 jam –belum dipotong acara makan siang di depan meja komputer dan cek e-mail yang meluap selama ditinggal- ini sangat...sangat.. tidak..produktif.

Ini mengingatkan saya pada posisi tukang jahit di Pasar Baru yang mengklaim dalam hitungan jam bisa menyelesaikan order, tapi nyatanya 3 jam berubah menjadi 3 hari!

(Gambar dikutip dari : www.incentivedirect.com)

Tuesday, July 14, 2009

Kamu

: Birthday Guy


Kamu dan Saya pernah berbagi nikotin dan kafein
Saling cerita di taman kota suatu hari
Kamu dan Saya pernah menikmati masa berderai hujan

Kamu adalah hujan mencium bumi
Menguarkan bau tanah mengajakku berdansa
Sampai musim semi tiba mengajak Saya dan Kamu bersarang
Kamu mengeja huruf, kata dan bait dalam senandung
Saya menyusun gambar membentuk bayang

Kamu marah ya?
Kamu ngambek ya?
Kamu menghapus saya dari pikiran dan hati?

Saya tak sadar, tak mengerti
Kamu lebih dari perhatian kamu
Maaf.... Saya tak sensitif membuka kunci hati



Jakarta, 28 Juni 2009

Mampir ke RumahMu

Aku manusia tak sempurna
Mudah ucap janji pada sesama
Kadang lupa menyambung relasi linear

Komunikasi vertikal pun tak lancar
Saat bahagia alpa mengucap kabar
Saat sedih pun tak ingat berpaling

Dear God,
Aku sadar hubungan kita putus sambung
Hari ini aku mau mampir
Sudi terima diri di rumah suciMu



Jakarta, 14 Juli 2009

Bapak Reparasi Sepatu


Sepatu gladiator shoes saya lepas di bagian belakang, tepatnya di bagian penahan tali yang melingkari pergelangan kaki. Masih bisa dijahit, sementara secara keseluruhan tampilan sepatu masih layak pakai.

Mungkin sebagian orang sudah tahu kalau di Jakarta ada Stop 'n Go untuk mereparasi sepatu/tas atau Laba-Laba untuk membetulkan tas/kopor.

Tapi kedua nama tersebut untuk kelas atas, sehingga kurasa barang-barang tas atau sepatu yang kubeli terlalu mewah untuk dibetulkan ke sana.

Kebetulan tak jauh dari pasar Taman Puring, tepatnya di depan ruko terletak dekat belokan menuju Jalan Gandaria Tengah, berseberangan dengan RSIA Muhammadiyah Taman Puring, sering mangkal tukang reparasi sepatu.

Akhirnya di suatu Jumat pagi awal Juli lalu, saya bawa sepatu tersebut ke tukang tersebut. Kebetulan hari kerja di penghujung pekan memang tidak sepadat hari-hari sebelumnya, jadi saya bisa mampir ke sana sembari ke kantor.

Tanpa negosiasi lagi, kuterima permintaan dia untuk bayaran sebesar Rp 5 ribu untuk menjahit kain di belakang sepatu.

Sembari duduk di atas kotak kayu, saya pandangi tukang itu bekerja. Dia seorang bapak tua yang kutaksir berumur 50 tahun lebih. Kulitnya legam tanda terpanggang matahari. Lalu, yang menjadi perhatianku ketika lengan berotot, tanda sepertinya banyak menggunakan tangan untuk bekerja dengan tenaga fisik, sibuk menjahit. Sepuluh jemarinya tak henti gemetar seperti tremor.

Namun, jari-jari itu tak meleset dalam menusukkan jarum ke sepatu. Mulut saya jadi gatal bertanya, “Sudah berapa lama mangkal di sini, Pak?”

“Sudah lama. Sampai ga menghitung,” kata bapak itu nyengir sementara jari-jari (yang tak henti gemetar) terus menusuk kain lalu menarik benang. Mata tetap fokus ke sepatu yang sedang diperbaiki.

“Biasa mangkal sampai jam berapa Pak?”

“Biasa sampai jam 3 atau 4 sore,” katanya sembari diam sejenak. Lanjut berkata, ”Kalau jam 3-an sudah mulai beres-beres,” katanya.

Tak terlihat di lengannya ada arloji melilit. Mungkin dia menanyakan waktu pada bapak sekuriti di ruko yang tepat berdiri di belakang tempat dia mangkal. Bisa jadi ditandai setelah sholat Ashar segera berkemas bergegas pulang. Atau seperti layaknya orang-orang zaman dulu yang masih sempat menjadi masyarakat agraris, waktu ditunjukkan oleh tanda-tanda alam seperti jatuhnya bayangan tubuh ditimpa sinar matahari. Entahlah.

Saya diam, masih menyaksikan jari-jari yang gemetar itu menyelesaikan jahitannya.

Hanya saja jadi terlintas satu pikiran di dalam diri. Bapak setua ini, dengan kondisi fisik tak prima, masih tegar mencari uang. Kondisi fisik dengan jari-jari gemetar tak menyurutkan diri untuk berhenti dari pekerjaan yang intinya menggunakan ketrampilan jari tersebut.

Apakah Saya mampu bekerja setegar itu? Mau punya masa tua seperti apa?

Wednesday, July 01, 2009

Namaku Apa Ya?

Mau mengajukan permohonan cuti, langkah pertama membuka Portal korporat.

Perusahaan tempat saya bekerja punya 3 gedung berbeda, sehingga antar departemen bisa terpecah-pecah lokasi. Sistem administrasi kami sudah memanfaatkan sistem online. Termasuk meminimalkan kebutuhan kertas (paperless).

Lalu saya mengarahkan kursor meng-klik Log-in.. muncul dua kolom yang harus diisi, User ID dan Password.

Ups!

”Saya memakai nama apa ya? Password-ku apa ya?” kata saya dalam hati.

Hidup di zaman internet, kita pasti punya berbagai account e-mail di situs berbeda.

Lebih efisien dan gampang jika Nama dan Password sama untuk di semua alamat e-mail. Akan tetapi, dengan berbagai pertimbangan, cara ini tidak bisa mutlak dilakukan.

Kehadiran berbagai situs internet dengan berbagai macam dan tujuan, menghasilkan fungsi berbeda sekaligus password belum tentu sama.

Pertama, alamat e-mail kita di perusahaan, untuk komunikasi resmi antar rekan sekantor termasuk pula ketika kita berurusan dengan ’dunia luar’ dengan membawa institusi. Tentu saja, nama yang terlampir di e-mail adalah nama formal seperti tercantum di KTP/kartu nama. Tinggal modifikasi sedikit dari nama lengkap saya yang terdiri dari 4 kata.

Ketika bekerja di hari pertama, saya harus menetapkan nama dan password e-mail perusahaan. Rekan dari bagian Teknologi perusahaan. Mereka yang nanti melakukan verifikasi. Jadi, tak mungkin saya memasukkan password yang sama dengan alamat e-mail pribadi kepada dia. Ini sama halnya dengan rela orang lain memiliki kunci untuk membuka peti dimana surat cinta kita tersimpan.

Alamat kedua, adalah alamat e-mail pribadi, nah ini account kita miliki di website Yahoo, Gmail, MSN, dan sebagainya. Ini sih bisa mengeksplorasi kreativitas dan asalkan gampang diingat.

Alamat e-mail pribadi ini biasanya digunakan untuk membuka akses kita menuju website jejaring sosial, seperti Facebook, Friendster, Multiply, dan sebagainya. Termasuk pula situs blogspot, milis/komunitas satu hobi, atau website kebutuhan khusus. Seperti penghitung trafik pengunjung blog, imageshack, dan portal koran e-paper.

Nah, kembali ke urusan isi form cuti. Langkah pertama saya coba mengisi dengan User ID dan Password yang sama dengan alamat e-mail kantor. Tidak berhasil.

Coba sekali lagi dengan modifikasi nama di internal outlook dan password e-mail saya masuk kantor. Lho? Kok nama Retno yang berbeda.... syukur baginya karena password ini cuma membuka jalan untuk rekap data cuti. Coba kalau urusan gaji, bonus, dsb?

Ohya, kami punya portal pembelian barang. Milik internal ditujukan bagi karyawan jika ingin membeli barang secara potong gaji. Saya coba masukkan, ternyata salah pula.

Huh! Yah, cara tercepat adalah me-reset. Mengganti nama di User ID sekaligus password. Saya telepon bagian Teknologi, dan ternyata karena urusannya untuk ’cuti’, saya harus mengontak HRD atau di tempat kami disebut Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM).

Mbak dari bagian PSDM sempat bertanya, ”Pernah diganti nama dan passwordnya?”

Saya bingung. Kayaknya pernah, sekitar Maret lalu ketika saya mengisi form cuti. Dan otak ini blank... Haha.. salah satu kebiasaan jelek ketika membuat nama dan password semangat sekali membuatnya unik dan (terkesan) rahasia. Padahal, pasti mengisi nama dan password yang itu-itu saja.

Asal tahu, memang kebijakan mengisi formulir pengajuan cuti secara online baru berlaku Oktober tahun lalu, atau tepat sesudah saya menghabiskan cuti tahunan.

Dibantu bagian PSDM, saya berhasil membuat nama ID baru sekaligus password yang standar-standar saja. Akhirnya selesai pula pengajuan aplikasi cuti saya.

Lalu mata tertumbuk pada link Rekrutmen, iseng kuarahkan kursor ke Internal Rekrutmen... tekan.. dan .. kembali lagi terpampang Log-in permintaan User ID dan Password muncul.... Huh! Harus mengajukan lagi pertanyaan ke bagian PSDM, ini berurusan sama departemen mana. Lain kali saja. Mungkin ini upaya meminimalkan kutu loncat antar departemen ya? Walaupun tidak resign, tapi perpindahan satu orang tenaga kerja ke departemen lain, tentu akan meninggalkan posisi kosong di departemen lama.

Pengalaman yang saya peroleh, ada dua hal. Pertama, gunakan satu nama dan password sama untuk keperluan internal. Atau kedua, catat semua User ID dan password di satu kertas khusus. Mungkin kamu punya password andalan, tapi kadang meleset pula. Jangan anggap satu alamat e-mail dan password kantor seperti memiliki kunci ke semua pintu di satu gedung. Apalagi jika untuk urusan kantor saja kamu memiliki link yang beragam.

Monday, June 29, 2009

Akhir Pekan Menyenangkan

Saya mengalami Fabulous Weekend pada Sabtu kemarin.

Dimulai dari nonton premiere film Ice Age 3 (silahkan baca resensi filmnya di Ruang-Resensi yaa….). Sudah bangun pagi, mandi, dandan, melihat jarum jam masih terlalu dini untuk berangkat, saya kembali lenyeh-lenyeh di tempat tidur. Waks… bablas! Jarum jam menunjukkan pukul 9.45 padahal penayangan film pada pukul 10.00 WIB.

Catatan : saya tidak suka hadir tergesa-gesa dalam suatu pertemuan. Jadi, kondisi ’mepet waktu’ bagi saya agak bikin jantung gimana gitchu...

Untung jalan raya Jakarta tidak macet di pagi hari akhir pekan. Jam 10.15 saya sampai di bioskop, untung masih dapat duduk di Baris A. Baris A paling belakang, deretan bangku paling tinggi, dan paling aman bagi orang yang tingginya standar seperti saya.

Ohya, penayangan premiere atau pemutaran perdana dari suatu film, khusus untuk wartawan untuk penulisan resensi film, pengamat, atau undangan lainnya. Dalam jenis pemutaran ini, bangku tempat duduk kita bebas pilih sendiri. Jadi ada faktor siapa cepat dia dapat yang paling nyaman.

Tapi ternyata deret A masih ada yang kosong, bahkan kebetulan bertemu teman lama dari Kompas dan kami duduk bersebelahan. Lumayan... seusai film diputar, saya jadi punya teman bertukar pendapat tentang film tersebut.

Seusai menonton film, saya menyaksikan acara pembukaan program liburan sekolah di Mal Ciputra Jakarta. Ada demo masak.. tidak tertarik dengan resep makanannya. Kecuali promosi alat masaknya yang katanya bisa memudahkan membuat opera cake dan memasak ketupat hanya sekitar 15 menit. Wauw! Cocok untuk Lebaran dan menghemat gas. Tapi saya tidak tahu rasa yang dihasilkan.

Yang dinanti oleh saya dan tentu sebagian besar pengunjung, kehadiran penyanyi Vidi Aldiano. Waduh, saya kembali merasa teenager, terpana melihat manusia ganteng sekaligus bersuara bening seperti titel lagunya Nuansa Bening. Teman liputan saya ketawa menyaksikan saya termehek-mehek ikut bernyanyi, maju ke depan panggung memotret wajah Vidi via BB, upload foto di FB dan mengupdate status.

Hihi, Mas, untuk urusan konser musik rasanya saya selalu menjadi remaja belasan tahun :-p

Saya ikut bergoyang ketika Westlife manggung di Jakarta. Walaupun kecewa melihat 4 penyanyi asal Irlandia tak beda dengan bule-bule jalan Jaksa yang berperut buncit kebanyakan minum bir, menari di atas panggung sembari bernyanyi Up Town Girl.

Pernah ikutan termehek-mehek menyaksikan vokalis Andra & the Backbone berlagu ”.... kau adalah darahku, kau adalah jantungku, kau adalah hidupku, lengkapi diriku, oh sayangku kau begitu ........sempurna”.

Ohya! Perjalanan saya belum berhenti di Mal Ciputra Grogol. Sekitar jam 15.00 saya menjejakkan kaki di Istora Bung Karno, ke Pesta Buku Jakarta 2009. di sana bertemu teman-teman, akhirnya lima wanita pun melanjutkan acara makan malam di PIM. Sightseeing Zara, Sogo, dan Metro yang menempelkan pengumuman ”Sale”. Lanjut ngopi dan ngemil di J.Co sebelum pulang ke tempat tinggal masing-masing.

What a easy busy and happy day.

Friday, June 26, 2009

Gundah :(

Sekali lagi menangis di musim semi
Rasa ini hanya periode melingkar
Cerah, hujan, air mata mengalir, hati terpanah

Saat kelopak melayu dan berguguran di hari kelabu
Jauh melangkah kembali berputar dalam satu siklus

(Beri satu kesempatan lagi, atau bungkus saja hati ini ke laut terdalam?)

Wednesday, June 24, 2009

Membuat Katalog untuk Perpustakaan Pribadi

Sebagai upaya merintis punya Perpustakaan Pribadi, ataupun memelihara koleksi buku dsb dengan baik, tips membuat katalog semoga berguna :

Perpustakaan berisi kumpulan buku atau materi perpustakaan lainnya, seperti koleksi CD-Rom, kaset dan lain-lain.

Pertama-tama tentukan tujuan membangun perpustakaan. Apakah untuk pribadi sehingga sesuai minat pribadi, atau untuk umum (komunitas tertentu).

Perlu pertimbangan lokasi perpustakaan, anggaran, peraturan, dan pencegahan kehilangan.

Untuk memudahkan pencarian buku : buat katalog, buku induk, dan menempatkan buku berdasarkan Klasifikasi. Setiap buku yang dimiliki harus dicatat dalam Buku Induk yang memuat identitas buku (Judul, Pengarang, Penerbitan, Tanggal Pembelian, dan Keterangan).

Sebaiknya Buku Induk dibagi dalam Tahun untuk mengetahui bertambah atau berkurangnya koleksi buku per tahun.

Setiap buku memiliki Kartu Katalog yang terbuat dari kertas karton ukuran 12,5 x 7,5 centimeter yang memuat tanggal, Pengarang, Judul, Nama-Tahun-Kota Penerbit, Tahun Terbit, dan Kolom Keterangan yang bisa berisi ringkasan isi buku atau keterangan fisik buku.

Jika buku boleh dipinjamkan ke orang lain maka dibuat Kartu Peminjaman untuk mengetahui keberadaan buku.

Klasifikasikan buku berdasarkan isi. Misal warna merah (untuk karya umum), hijau (untuk hobi), kuning (untuk teknologi) dsb. Dengan catatan : warna dipakai untuk buku yang jumlahnya masih di bawah 300 buah.

Jika jumlah buku melebihi 300 buah (buku), gunakan pembagian Klasifikasi Dewey yang sudah umum dipakai.

Klasifikasi Dewey membagi buku dengan menggunakan nomor. Jika jumlah buku mencapai 1.000 maka gunakan nomor dengan 3 digit.

Keponakan Cerdas Tante Baik Hati

Sabtu lalu, beberapa keponakan melapor pada saya. Laporannya berupa prestasi kenaikan kelas dan hasil rapor. Maklum, Sabtu (20/6) lalu para pelajar memperoleh rapor hasil belajar selama satu tahun, termasuk pengumuman kelulusan SD.

Pertama, Rani via telpon mengabarkan dirinya berhasil naik dari kelas 2 ke kelas 3 SMP. Yang menakjubkan adalah dirinya juara pertama dari total 3 kelas. Ck..ck.. memang keponakan saya ini lebih cerdas ketimbang diri saya di usia sebaya. Finalis olimpiade Matematika se-Bogor, bisa lari keliling stadion sepakbola 3 putaran lebih, cepat menguasai bahasa Inggris dan Mandarin, serta punya bakat dasar memperbaiki peralatan listrik (termasuk sudah ujicoba membetulkan alat perekam micro-tape milik saya).

Ohya, tapi dalam pembagian rapor semester sebelumnya, diingatkan guru untuk berlatih dalam pelajaran Mengarang sekaligus bahasa Indonesia (haha... dalam hal ini perlu berilmu dari tantenya yang bekerja sebagai peracik kata dalam industri media). Tapi sepertinya dia sudah memperbaiki nilai-nilai pelajaran yang kurang.

Lalu, menyusul Libby mengabari via pesan pendek, kalau pada hari itu dia lulus dan memperoleh medali Silver.. Aih, Libby ini smart, kritis dan punya sejumlah pertanyaan yang seandainya saya menjadi mamanya pasti bingung menjawabnya....haha.. Kini si Blossom Junior siap memasuki dunia SMP. Congrat Libby!

Sore hari, Ammar yang berusia 7 tahun mengabarkan naik ke kelas 2 SD. Memperoleh hadiah tabungan dari sebuah bank syariah.

Hoa.. senangnya punya keponakan-keponakan cerdas. Ini enaknya jadi Single Bahagia, tak perlu menanti 9 bulan 10 hari (plus strech mark, varises, mual-mual...hehe..maaf ya buat para ibu. Tidak bermaksud memojokkan cuma ini adalah contoh tanda-tanda kehamilan yang sampai saat ini belum saya alami) untuk memiliki unyil-unyil dari saudara maupun sahabat.

Tentu saja saya jadi berpikir hadiah apa yang menarik untuk mereka... Ohya, jangan berpendapat karena kita punya uang tentu bisa membeli perhatian anak-anak.

Anak kecil tentu tidak mau dekat-dekat dengan orang yang tak hangat pada mereka. Jadi, saya bersyukur telah menjadi Tante Baik Hati.

Tuesday, June 23, 2009

Ingat Masa Lalu


Kadang-kadang terasa menyenangkan saat menepi dan mengenang masa lalu. Salah satu cara, mendengarkan kembali lagi lagu lama. Hanya diam, sambil otak mengingat suatu kejadian atau seseorang di waktu silam.

Seperti saat ini, saya mendengarkan lagu lama dari Def Leppard berjudul ”When Love and Hate Collide”. Lagunya bercorak slow rock asyik, mengingatkan saya pada seseorang.

Seseorang itu masa lalu saya. Seseorang yang penggemar dan sering memutar lagu-lagu grup band asal AS ini. Seseorang dari periode saya masih mengenakan seragam putih abu-abu. Jago olahraga (I don’t know why I often have crush with Basketball player or Volleyball player, someone who love sport..), cakep (pastinya menurut ukuran dan hati saya), dan cara mata dia menatap diri ini (ahya, kalau saya jadi seleb dan wartawan bertanya apa yang menjadi daya tarik fisik saat saya pertama kali bertemu pria, maka saya bisa katakan “mata… pesona mata”.

Saya cemburu ketika dia akrab dengan seorang wanita yang konon ditaksir. Tapi saya juga punya yang lain. Lalu ketika saya akhirnya bersama dia, saya merasa menjadi makhluk paling bahagia. Bersama pria hangat dan good loooking.

Kami lalu terpisah jarak. Antar kota, antar provinsi.... hmm sound like the bus.

Salahkan dulu sarana komunikasi hanya telepon dan surat. Masih ingat dapat kartu pos dari dirinya yang membuat saya berulang kali membacanya. Salahkan saat itu tidak ada sarana e-mail, YM atau ponsel. Tapi walau prasarana telekomunikasi canggih, urusan relasi kan tergantung manusianya.

Salahkan diri yang suka gampang terpesona, lalu meredup, tak mampu menjaga hati. Gaya Libra sejati (ini kata temanku...). Pembicaraan di telepon yang..bikin..dia.. tapi sudahlah, memang saat itu masa naif bukan?

Kami ada pada masa sedang melihat dunia baru yang lebih lebar daripada sekadar gedung sekolah dan lapangan upacara.

Menjalin cinta pun butuh pembelajaran dan pengalaman. Saya ingat dia suka lagu ini, dia bilang kalau dengar lagu ini mengingatkan tentang kami. Saya cuma ngeh lagu ini enak di kuping, tahu arti judul jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, dan berulang disebutkan pas Reffrain. Tapi baru mencari lirik secara keseluruhan sekarang. Dan...Hah???.... Entahlah...

Saya hanya jadi merasa he was the precious one....it was!


When Love And Hate Collide

You could have a change of heart, if you would only change your mind
Instead of slamming down the phone girl, for the hundredth time
I got your number on my wall, but I ain't gonna make that call
When divided we stand baby, united we fall

Got the time got a chance gonna make it
Got my hands on your heart gonna take it
All I know I can't fight this flame
You could have a change of heart, if you would only change your mind
Cause I'm crazy 'bout you baby, time after time

Without you
One night alone Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide

I don't wanna fight no more, I don't know what we're fighting for
When we treat each other baby, like an act of war
I could tell a million lies and it would come as no surprise
When the truth is like a stranger, hits you right between the eyes

There's a time and a place and a reason
And I know I got a love to believe in
All I know got to win this time

[Repeat Chorus]

[SOLO]

You could have a change of heart, if you would only change your mind
Cause I'm crazy 'bout you baby...Crazy...Crazy

Without you
One night alone
Is like a year without you baby
Do you have a heart of stone
Without you
One night alone
Is like a year without you baby
If you have a heart at all
Without you
Can't stop the hurt inside
When love and hate collide

Friday, June 12, 2009

Super Sensitive Mellow Lady

Manusia tak ada yang sempurna.
Kamu bisa jadi super..super.. sensitif.. mellow.. karena merasa disakiti, dihina, dilecehkan dalam kata-kata, dsb.

Kamu juga tidak sempurna di mata orang lain.

Bahkan yang katanya sempurna dalam ukuran-ukuran manusia : cantik/ganteng, pintar, cerdas, beruntung atau apapun, masih ada yang kurang di mata orang lain.

Tapi memang lebih gampang memandang kekurangan orang lain, daripada kekurangan diri sendiri.

Kalau memang ga ingin disakiti, yaaa lebih baik angkat kaki dan menepi di sudut tepi.

Tapi ga mungkin kan?

Sabar... Sabar.. Sabar...
(sambil denger lagu ”Supermassive Black Hole” nya Muse... )

Ooh, baby don’t you know I suffer?
Oh, baby can you hear me moan?
You caught me under false pretenses
How long before you let me go?

Ooh, you set my soul alight
Ooh, you set my soul alight


………

Saya mengambil cermin dan berkaca. Lebih dari sekadar membetulkan bedak dan memulas lipstik di bibir yang tadi sudah hilang tersapu makan siang. Saya pandang ke dalam.. bercermin diri mengoreksi hati yang kelabu.

Thursday, June 11, 2009

Surat Itu....

Tanganku masih kaku,
usai menulis larik syahdu di kertas biru
berharap cemas kau terima pesanku
kukemas dalam senandung rindu

Masih kumenanti di stasiun itu
sambil memandang buyung bermain gundu
waktu bergulir dalam tunggu
masih kutimang pena darimu
menoreh surat untukmu...



*Balasan puisi untuk teman milis

Wednesday, June 10, 2009

Sst..Nikmati Sendiri Saja

When the day is long and the night, the night is yours alone,
When you're sure you've had enough of this life, well hang on
Don't let yourself go, 'cause everybody cries and everybody hurts sometimes

Sometimes everything is wrong. Now it's time to sing along
When your day is night alone, (hold on, hold on)
If you feel like letting go, (hold on)
When you think you've had too much of this life, well hang on

'Cause everybody hurts. Take comfort in your friends
Everybody hurts. Don't throw your hand. Oh, no. Don't throw your hand
If you feel like you're alone, no, no, no, you are not alone

If you're on your own in this life, the days and nights are long,
When you think you've had too much of this life to hang on

Well, everybody hurts sometimes,
Everybody cries. And everybody hurts sometimes
And everybody hurts sometimes. So, hold on, hold on
Hold on, hold on, hold on, hold on, hold on, hold on
Everybody hurts. You are not alone



Mendengarkan lagu Everybody Hurts versi The Corrs, bikin saya speechles.
Lagu ini karya R.E.M dan dinyanyikan pertama kali pada 1992, tapi saya lebih senang ketika lagu ini dilantunkan kuartet asal Irlandia di 2000-an. Suara Andrea Corr yang menyayat, dipadu dengan gesekan biola …hff..

Mari dengarkan ketika kamu merasa kehilangan, merasa menit-menit terlalui dalam kekosongan.

Hanya ingin waktu yang ramah memeluk diri
Bukan butuh seseorang untuk menumpahkan isi hati
Karena cukup cerita ini kamu kunci tak berbagi pada mereka
Mari kita anggap cerita kamu sebagai permainan dan terpercik api


Kita pernah salah
Bertemu di waktu yang tak tepat
Atau tengah menganggap dunia ini taman bermain
Terlalu lama kita bersuka ria
Melempar dadu nasib berharap membawa peruntungan ke kita mau



atau

Indonesia Aneh Ya (Tentang Miss Indonesia)

Di depan laptop sembari mulai menyantap menu makan siang. Seorang teman nyelonong mempostingkan via Yahoo Messenger (YM) berita ini :

Miss Indonesia 2009 Tak Mahir Bicara Bahasa Indonesia

Jakarta - Setelah menyandang gelar Miss Indonesia 2009, Kerenina Sunny Halim segera belajar Bahasa Indonesia. Dia pun akan memperdalam pengetahuan tentang adat dan budaya Indonesia.

"Saya memang kurang mahir berbahasa Indonesia, dan hanya bisa sedikit-sedikit saja," Kerenina mengakui kelemahannya. "Saya sekarang ambil home schooling dari Amerika langsung, di rumah pun sehari-hari saya memakai bahasa Inggris, jadi memang jarang bicara dengan bahasa Indonesia," katanya. Ia pun mengaku belum paham budaya, adat, dan provinsi di Indonesia. "Saya janji akan memperdalam semua hal tentang Indonesia, khususnya untuk memperlancar bahasanya."


Berikut link-nya : http://showbiz.vivanews.com/news/read/65131-miss_indonesia_2009__belajar_bahasa_indonesia

XXXXXX: kaya gitu kok bs jd miss indonesia
enoXXXX: kok bisa menangggg
enoXXXX: jd definisi "Miss Indonesia" apa dunk..



Haha... aneh!

Pemenang Miss Indonesia ini bakal dikirim ke kontes Miss World, masing-masing membawa bendera negara, menonjolkan definisi kecantikan dan kepintaran menjawab pertanyaan juri, dan secara langsung maupun tidak mempromosikan negara.

Jadi, si Kerenina ini seperti 'sales 'yang mempromosikan suatu produk yang dia sendiri tidak tahu ’knowledge produk-nya’.

Beneran lho, ini jadi menjungkir balikkan pemikiran saya tentang penjurian kontes yang berjuluk Puteri, Miss, Ratu Ayu, dsb yang konon mencari wanita belum menikah memiliki beauty, brain dan behaviour acung jempol. Termasuk juga pemahamannya tentang budaya negeri sendiri. Waktu penjurian apa aja yang dinilai ya sehingga pengetahuannya tentang budaya, adat, dan nama-nama provinsi di Indonesia bisa dilakukan upgrade menyusul???

Ohya, mungkin kita maklumi saja. Dari segi kosa kata Indonesia pun terjadi sinkronisasi antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia : Miss + Indonesia. Sehingga bisa dimengerti yang menang pun IndoInggris. Atau memang inilah realitas masyarakat Indonesia saat ini?

Friday, May 29, 2009

Ketika Penyakit Maag Kambuh

Saya berdiri memperhatikan setumpuk kemasan berdimensi 15x6x7,5 cm. Saya sedang berpikir mau membeli satu atau dua.

Tiba-tiba suara ini terdengar di samping saya. "Ohya, biskuit abon untuk nenek," suara cowok itu datang dari samping saya seraya mengambil sebuah kemasan yang tengah saya perhatikan tadi dan berlalu bersama pasangannya.

Hah? Untuk nenek???
Argggg....Hnmffghwgghh........ Sialan lu, biskuit Malkist rasa Abon Sapi yg tengah saya perhatikan itu makanan saya.

Dan kamu sebut biskuit itu untuk nenek??
Ups, tapi memang sih dulu kalau baru dapat honor ngajar sbg asisten dosen pun saya membelikan almarhumah nenek saya biskuit ini. Beliau senang mengunyah biskuit Malkist yang beliau sebut 'roti kapal' dengan mencelupkannya ke dalam susu sarapan pagi.

Dan kini saya mengikuti selera almarhumah nenek saya di usia yg lebih muda 50% gara-gara sakit maag.

Yap sudah setahun saya menghindar dari dokter internis langganan. Dokter tsbt sudah mengingatkan saya u/rutin check-up memantau penyakit maag mayan parah tapi selama ini saya abaikan.

Minuman bersoda, makanan bersantan, kue tart penuh krim, rum dan ketan-ketanan sudah lama saya hindari. Perut ini memang menolak varian tersebut.

Tapi jangan tanyakan soal kopi. Uff.. setiap hari harus minum kopi kental meskipun katanya itu big NO NO untuk penderita tukak lambung.

Hingga akhirnya pada Kamis (21/5) yang seharusnya sebagai hari menikmati libur, justru aku tepar di tempat tidur. Perut melilit hingga sesak nafas, kepala pusing berputar-putar, mual, menolak makan maupun minum. Jika saya runut ke belakang, gara-gara deadline kerjaan saya mampu menggelontorkan kopi ke dalam tenggorokan 3 gelas sehari, dan menunda makan.

Hiks! Kalau lagi sakit, baru tersadar betapa nikmatnya jika badan ini sehat! Kalau kata dokterku : jangan minum kopi, makan teratur dan hindari stres. Yampun.... yang namanya makhluk hidup pasti ada pemikiran mengganjal...Bahkan Mowgli yang tinggal di hutan pasti pernah stres. Terutama saat menghindar dari terkaman harimau Shere Khan :))

Kini saya sudah 9 hari tanpa minum kopi. Gantinya : teh hangat, teh tarik sachet dari Max Tea (varian teh susu mengimitasi lidahku akan rasa kopi hangat plus creamer), atau minum air putih hangat.
Lalu berupaya menyimpan biskuit atau buah-buahan di simpan di dalam kotak roti kemanapun pergi, dan berupaya makan 3 kali sehari on-time.

Monday, May 25, 2009

Tentang Dia yang Nyaris Sempurna

: My Muse


Pada suatu hari aku mengisi waktu dengan menangis tiada henti
Meringkuk di kasur menyekap diri di tempat tidur
Merasakan ada yang terbang dari raga
Ada yang hilang dari dalam tubuh yang –ternyata- masih bernyawa
Aku jadi mengerti arti ”Hampa” akibat peristiwa kehilangan
Sangat..sangat...memahami.

Aku terus menangis hingga suatu titik air mata tak ada yang keluar, semua cairan di badan telah sirna terkuras
Keanehan pun terjadi
Perasaan ini kemudian muncul
Aku menemukan diri dalam jiwa yang baru
Ajaib! Hampa itu seolah membawa terbang satu sukma lain dari badan ini
Air mata seolah membaptis diri, sementara Rasa itu membuatku hilang ingatan
Tepatnya ingatan tentang kita dan suatu masa bersama.

Aneh?
Kurasa tidak.
Kita memang dua jiwa tegar tak saling membutuhkan
Suatu kesempatan kita pernah bertemu dan saling suka (atau seolah demikian?)
Bertemu-berpisah-bersua-berpisah-bertemu lagi
Hingga percaya pada nujum bahwa bertemu-berpisah berulang kali pertanda memang langkah kita untuk bersama
Lalu kita berubah menjadi dua sosok asing saling bersaing minta pengakuan pasangan

Ada cerita bimbang, ada kisah kekasih intermediate
Dan kita menyadari bahwa mata kita tak saling menatap dalam binar cinta
Akhirnya salah satu dari kita berani menyudahi

Air mata mencuci semua cerita hingga kita saling tak mampu mengingat
Aku mengidap amnesia
Samar ingatan terasa ada satu putaran waktu kugenggam si nyaris sempurna
Dan kuhembuskan ia dari telapak tangan ke dalam pusaran angin
Aku pun berbisik ’Pernah Menemukan’ tanpa ingin mengenang kembali.

Lost in Nowhere (Mati Ide)

Senin 9.40 PM.
Seharusnya malam ini saya bekerja.
Ruangan kantor yang sepi, AC yang adem tak menyemburkan hawa dingin menusuk, tapi bikin comfort memandangi layar monitor di cubicle, hanya bunyi ketikan keyboard di sudut ruangan (artinya, cuma ada 2 orang, saya dan orang lain, di ruangan ini).

Tapi saya ga mampu untuk merealisasikan niat menyelesaikan kerjaan malam ini.
Apa yang salah?

Saya sudah siap berkorban... ikuti kalimat yang kucabut dari ”Cerita Dalam Keheningan” karya Zara Zettira ZR yang menurutku pembenaran dari yang kujalani saat ini..... ”Bahwa untuk mendapatkan sesuatu, selalu ada pengorbanan. Selalu harus ada yang hilang. Misalnya, untuk mendapatkan uang kita harus bekerja. Bekerja berarti kita kehilangan waktu untuk diri kita sendiri. Untuk mendapatkan, kita harus kehilangan.”

Waktu yang saya habiskan demi pengakuan diri.
Waktu yang saya pakai untuk kesempatan mengikuti pelatihan dari kantor.
Waktu yang saya alokasikan untuk sosialisasi : menyeimbangkan pekerjaan dengan relationship atau atas nama menjalin tali silaturahmi.

Saya tiba-tiba sadar bertanya pada diri.. mengapa ide jadi susah berkelebat di otak?
Bisa saya katakan saya mendapatkan duit dari ’ide’dan ’kata-kata yang kurangkai menjadi kalimat’. Tapi kenapa kini susah untuk mendapat ide?
Saya sudah jadi seperti robot. Mesin massal pemuntah kata.
Termasuk pula kegiatan aerobik bukan lagi bagian dari pelepas penat. Tapi sekadar alokasi waktu 1-1,5 jam yang rutin kulakukan untuk menjalankan rangkaian gerakan ritmis yang kupercaya membakar kalori, menjaga badanku tetap bugar dll.
Tapi rasanya bugar itu hanya sebatas bentuk. Tidak menyentuh pikiran dan hati.
Badan saya perlu istirahat. Otak ini tak ingin bekerja.

Ups.. saya jadi ingat! Kapan terakhir membuat coretan di blog ini yang in-depth tentang pikiran saya? Sepertinya memang sudah lama tak kulakukan...

Sepertinya saya tahu yang harus kulakukan malam ini.
Shut down komputer. Rapikan meja dan kemasi barang-barang. Pulang lalu tidur.

Friday, May 22, 2009

Maaf

: semua yang kucintai & mencintai


Potret ini hampir lapuk dalam badai hidup
kutemukan kembali dalam keheningan usai hujan mendera
bersama Dia yang kucinta yang mengusap helai rambutku.

Telapak jemarinya mengingatkanku pada harum maskulin pertama kuhirup
saat Ayah memeluk sembari membisikkan doa jadikan malaikat kecil cahaya dunia
membangkitkan simpul syarafku tentang wangi mawar disemai Ibu sembari mencium pipi gembil bocah berambut jagung.

Semakin dalam kuhela nafas, semakin jauh relung ingatanku terlempar
Ketika aku menjadi bongkah batu berkeinginan besar
Mengemas pemberontakan masa muda bersama hela naif menyesakkan dada orang yang mencintaiku sepanjang tarikan nafas
Maafkan aku si bibir silet pernah menghunus benak bersama kata menikam
Ampuni si anak hilang yang kembali bersarang.

Lalu telapak jemari itu perlahan merengkuh pinggangku
Menarik kepalaku ke dalam dada, mengirimkan sinyal ketulusan hati
Aku hanya bisa mengalirkan sungai dari danau di jelaga mata ini
Sesak dada sirna menyapu selingkuh pikiran yang kukemas bersama senyum muslihat
Meluapkan kata ’maaf’ tak terucap untuk setiap tipu lidah dan laku tak layak

Beri aku kesempatan untuk kesempatan yang kalian pernah sempat berikan......
.... Aku tebus dalam jalan tulus.

Tuesday, May 19, 2009

Ikhlas

Setelah beberapa hari lalu mengungkapkan kekecewaan, semalam Saya sadar bahwa itu tandanya saya tidak ikhlas.

Hihi... jadi malu sendiri ;-))

Saya bilang Ikhlas Melepas, tapi jika mengomel, masih ingat kejadian menyakitkan atau bikin kesal di waktu yang lalu, itu berarti saya Kecewa.

”Muatan Ikhlas berarti bermuatan cinta kasih. Lepas, tanpa berharap pamrih".
(Kutipan dari tulisan Yusuf Mansur yang kubaca semalam....)

Krak!
Rasanya ada yang pecah di batin ini. Lebih lega. Lebih ringan.

Friday, May 15, 2009

Relasi (Kadang) Mengecewakan

Tahun 2009, masih bulan Mei.
Lima bulan yang bikin saya kenyang pengalaman dalam urusan relationship.
Mungkin ini konsekuensi manusia sebagai makhluk sosial, dimana manusia tidak bisa menjadi individu ego, namun menjalin relasi dengan orang lain namun membuat hati cape.

Ga ngegosipin orang lain, ga jaminan kamu ga diomongin orang lain.

Berbuat baik, belum tentu kamu selalu menjumpai orang lain yang baik padamu.

Pertemanan baru tapi ada ketidak jujuran....maksudnya apa sih????

Lalu Subyek yang sama, yang berulang kali bikin saya nangis, ga karuan, kecewa,... tapi ndableg-nya masih tetap saya terima dengan besar hati.

Saya ga berharap teman-teman bisa datang bezuk saat Papa saya sakit, tapi kenapa saya tersentil dengan status FB teman yg mengatakan dia sadar teman sebenarnya kala dia dirawat di rumah sakit.... Buset!! Apa bezuk 1-2 jam lebih berarti dibandingkan persahabatan selama bertahun-tahun... Padahal waktu itu Saya cukup pengertian dengan alasan dia lagi sakit mata, di hari lain mengatakan ada rencana bezuk tapi tiba-tiba sakit perut. Dan jika, dia bertanya kenapa saya tak bisa bezuk : Namanya cari makan dengan menjadi buruh orang lain....sniff :(

(Take a deep breath, Eno!...)

Wednesday, May 13, 2009

Setia

Pernah hatiku mengukir namamu
Menelisik lembar kehidupan
Cerita yang menuliskan kisah
Melukiskan tautan jemari
Dan semua kisah dua jiwa

Semua masih terasa dalam perjalanan
Hanya mata kita tak lagi memandang dalam bara
Ucap kita tak menyiratkan percaya
Kita masih duduk saling merengkuh
Sembari menatap langit
Menatap janji terbang melayang


(Damn! Gw capee........)

Tuesday, May 12, 2009

Menghargai Pasangan

Teruskanlah
(Agnes Monica)

Pernahkah kau bicara tapi tak didengar
Tak dianggap sama sekali
Pernahkah kau tak salah tapi disalahkan
Tak diberi kesempatan

(Reff)
Kuhidup dengan siapa ku tak tahu kau siapa
Kau kekasihku tapi orang lain bagiku
Kau dengan dirimu saja kau dengan duniamu saja
Teruskanlah teruskanlah kau begitu

Kau tak butuh diriku aku patung bagimu
Cinta bukan kebutuhanmu

(Back to Reff)

Kau dengan dirimu saja kau dengan duniamu saja
Teruskanlah teruskanlah kau begitu



Kalau dengar lagu Agnes Monica yg "Teruskanlah" bikin ingatanku melayang pada sebuah episode dimana Saya jadi pemeran utama wanita dan Dia yang ga mau gw sebut lagi namanya sebagai pemeran utama pria.

Kalau kata orang, semua ada hikmah, maka hikmah menjalani episode itu bahwa saya menjadi tegar, saya bisa menjadi batu yang tetap membeku saat hujan badai menerpa. Setelah fase terdahsyat, setiap gerusan air bah hanya mengikis satu kisah yang segera terlupakan hanyut terbawa arus.

Saya pernah menemukan My Muse dan Cahaya Pagi yang selalu kusebut nama dalam bisik. Yang kuyakin karena Dia cinta, maka saya tak perlu memupuk dan memelihara cinta itu.

Tapi semakin sering mendengar lagu ini, kamu jadi bisa memikirkan mungkin justru Pemeran Utama Wanita bisa sebagai Pelaku dan bukan Korban.

Ada Pengalaman. Kisah masa lalu tak perlu terus dipupuk untuk terpuruk, tapi jadikanlah pembelajaran.

Teruskanlah belajar menghargai bentuk terbaik yang pernah Tuhan berikan. Jangan sampai lupa mensyukuri hingga Dia pergi angkat kaki.

Belajar menghargai dengan menekan ego dan hadapi dengan sabar karena dua jiwa harus mampu kamu takar sehingga menghasilkan senyawa yang pas. Ingat percobaan di Laboratorium Kimia tentang bahaya ledakan ketika 2 larutan dicampurkan akibat takaran berlebihan, dan senyawa yang gagal ketika takaran kurang?

Friday, April 24, 2009

Apa Keinginan Kamu?

“No, apa keinginan kamu?”

Aku bingung jawabnya ketika disodori pertanyaan itu….. terasa abstrak ....apa yaaa.....?

Pertanyaan ini dilontarkan padaku saat menyeruput kopi di sebuah kafe. Jadinya bingung jawab apa :

mau kudapan apa dari Daftar Menu di resto?

Masa depan?

Kayak latihan menjawab wawancara kerja tentang keinginan diri pada 2, 5, atau 10 tahun ke depan.

Atau saya kaget dgn pertanyaan di saat saya lagi menikmati hidup bagai air mengalir sehingga bingung menjawab apa yang menjadi impian atau langkah ke depanku?

Karena terlalu banyak keinginan?... :

Maka ku-coba me-list "Keinginan", dari hal sederhana sampai ajaib!


Ingin makan coklat Hawaiian Macadamia Nuts sekotak penuh. Tanpa mau berbagi dengan orang lain dan tanpa merasa bersalah terhdp dampak kenaikan berat badan :-p

Ingin menikmati hidup di Bali dengan daftar kegiatan meliputi: belajar membuat lukisan Kamasan, membaca buku yang berderet dalam lemari, belajar surfing dan berenang di pantai.. Ohya, duitnya dari mana? Rasanya dengan berprofesi sebagai Penulis Lepas, saya bisa mengerjakan order di mana saja. Jadi intinya duit mengalir sambil menikmati hidup.

Masih lanjutan poin sebelumnya : ingin mengenakan bikini super mini di Pantai Kuta..tapi karena timbangan berat badan membumbung sejak bekerja dan susah untuk turun lagi, maka dengan potongan badan yang tak seperti Bar Rafaelli, maka tentu ini hal mustahil dan super tak masuk akal hehehe...

Ohya, aku juga ingin memiliki perpustakaan pribadi atau taman bacaan. Bedanya, kalau Perpustakaan Pribadi cenderung sebagai sebuah sudut khusus di rumah tempat menaruh koleksi bukuku secara rapi. Termasuk juga koleksi prangko, kartu pos, dan CD musik yang kupunya. Kutata secara cozy sekaligus tempat ’bertapa”.

Sementara kalau Taman Bacaan berarti aku membolehkan orang lain membaca koleksi buku yang kumiliki. Untuk keinginan terakhir ini, ada fungsi sosial sekaligus komersial. Namun aku tak tahu sejauh mana diri ini mau serius mewujudkan dan bagaimana merealisasikan konsep.

Ingin menginjakkan kaki di Grand Canyon atau Kathmandu. Atau walaupun aku takut terhadap badut, tapi seandainya aku ada rezeki mengunjungi Disneyland Jepang juga ga nolak :))

Ingin belajar bahasa Perancis meski bahasa Inggris pun ”belum beres”.

Ahya... ini keinginan melankolis : Ingin memasrahkan diri dalam jemari kukuh di bawah langit malam bertabur bintang. Sembari memandangi cendawan-cendawan cilik yang muncul seusai hujan menerjang.

Thursday, April 23, 2009

Pesta Ini Sudah Usai

Ini pesta terencana Ratu Agenda
Pujangga Angin pun menyelinap
Menyalakan bingar mendesiskan pora
Ajak dansa purnama
Hitung : Satu... Dua.. Tiga..
(Duel tiga hati, siapa yang bertahan?)

Bibir-bibir yang sudah sering melempar tipu
Kerling berbohong dan ucap cinta dalam daun gugur
Hingga rontok di musim dingin

Salahkan dua orang melempar surat
Dalam nyala kembang api
Lalu terbakar dalam bara
Berpesta semalam bertahun tinggalkan bayang
(Siapa manusia-manusia yang kalah?)



(Gambar dikutip dari : www.worklessparty.org)

Wednesday, April 22, 2009

Gambar Meneduhkan di sela Deadline




Gemesin ya gambarnya?
Mimik mukanya seolah menikmati alunan musik yang berasal dari earphone (meski secara kesehatan sih, dilarang ya bayi yang gendang telinganya masih rentan menggunakan earphone).

Hanya saja, gambar ini menghibur banget di saat aku lagi full-deadline sekarang ini.

thx untuk temanku yg sudah men-forward gambar ini.

Monday, April 20, 2009

Sun Tzu (The Art of War) @My Gloomy Monday

Rapat Senin pagi :
Kamu kok tidak ingat berapa jumlah pemasang iklan hingga Jumat lalu? (Hihi.. tersindir nih.. ngakunya pakai BB, kok teutep ga update)

Kenapa kamu belum mulai membuat partitur? (hei! sekarang pihak yang terkait belum kasih on hands order, dah ditanya lho, sehingga pihak kami belum bisa memastikan jumlah space kosong untuk kami garap).

Kenapa...... (Ih, waktu itu Anda langsung berkata demikian, sekarang kok lempar kesalahan di gw...)

Anda kan Jenderal bermukim di dalam benteng pertahanan, sementara Saya si Panglima di lapangan. Jadi siapa yang lebih tahu medan perang????

Siap, ga siap, Saya harus siap menang perang, membawa bintang tanda jasa untuk Anda.

(Pelajaran kupetik : Siapkan Data; Sikap Manajerial; dan Komunikasi Lintas Koordinasi!)

Saturday, April 18, 2009

Hakuna Matata

Did you know :
40% of your worries may never happen
30% of your worries are about past events and nothing can be done about them
10% of your worries are about petty things
12% of your worries are about your health or diet, your weight, etc. and will only aggravate the situation

So : STOP WORRYING TODAY!

(Source : Raffles HealthNews – a Publication Magazine by Raffles Medical Group Singapore)

**
Film kartun produksi Walt Disney pada pertengahan 90-an, Lion King, memuat kalimat yang saat ini kujadikan tagline hidup. ”Hakuna Matata” yang artinya lebih kurang ”Tak Perlu Khawatir”.

Jalani saja : every journey has the end….every step has the finish line to stop. Every problem has the way to solve.

**

Hakuna Matata! What a wonderful phrase
Hakuna Matata! Ain't no passing craze
It means no worries for the rest of your days
It's our problem-free philosophy
Hakuna Matata!

Hakuna Matata?
Yeah. It's our motto!
What's a motto?
Nothing. What's a-motto with you?
Those two words will solve all your problems


...

...

Hakuna Matata! What a wonderful phrase
Hakuna Matata! Ain't no passing craze
It means no worries for the rest of your days
It's our problem-free philosophy
Hakuna Matata!


(Lirik lagu “Hakuna Matata” yang musiknya digarap oleh Elton John, dan lirik oleh Tim Rice --- dalam film terjalin sebagai dialog antara Timon, Pumbaa dan Simba)

Wednesday, April 15, 2009

Menanti

: Di Sini Tepi Tanpamu

Kunanti kau di sudut bangku
hingga dentang dua belas kali berbunyi
Walau daku dikutuk jadi labu
Setia kutunggu hingga langit bumi beradu

Tentang Rindu Ini

Selalu ada puisi dalam rindu mendekap
Ada rentang dalam kisah tertunda
Semua menyatukan kita dalam selemparan jarak
Lalu kisah kita hantarkan saat rindu ini melebur

Tak usah cerita soal mimpi buruk mencabik
Sajikan senyum termanis meski kaki menjejak kerikil bimbang
Rindu ini terlalu cair untuk waktu yang beku


***

Aku Ingin Mencintaimu Sepenuh Hati – fase 2

Rangkul diri ini dalam gelombang memeluk
Saat kilau mata tak berbicara senyum pun tak terkata
Pasrahkan diri teraduk dalam biduk kau unjuk
Takluk diriku dalam rasa bertabur percaya



Jakarta, 14 April 2009

Tuesday, April 14, 2009

Air di Musim Penghujan

Tahun kelahiranku berunsur kayu, di bawah naungan zodiak berelemen Yin. Simbol Yin adalah air, kontradiksi dengan Yang bersimbol api.

Dalam teori unsur Cina, Air menghasilkan Kayu. Dan berarti pula, Kayu melemahkan Air yang melemahkan Logam, yang melemahkan Tanah, yang melemahkan Api yang melemahkan Kayu.

Sementara dalam alur berpikirku, ”Air melapukkan Kayu”. Sebagai contoh, lihat saja, langit-langit rumah yang bergelombang dan menganga akibat deraan hujan. Contoh lainnya batu besar bakal pecah akibat tetesan air terus-menerus.

Dan, entah mengapa air seolah mengikutiku. Saat baru lahir dalam hitungan hari dan minggu, saya harus mengungsi ke hotel di kawasan Candi gara-gara kota Semarang dilanda banjir rob.

Saya tumbuh besar di Bogor. Saya cinta kota ini, tapi tidak suka dengan curah hujannya yang tinggi. Lembab. Dinginnya kadang membuat saya harus meringkuk berselimut tebal di ranjang, di lain waktu kadang hidungku yang mengulah dengan mengeluarkan semacam bunyi ringkikan. Bukan bengek. Semula saya kira ini sinusitis, tapi ternyata lebih tepatnya alergi dingin. Dokter THT mengatakan ini akibat tulang hidungku yang sedikit bengkok. Terlihat normal dari luar, tapi dari hasil rontgen tulang, itu ibarat palang pintu setengah tertutup (atau setengah terbuka... tergantung dari mana sudut pandangmu) untuk sirkulasi udara.

Zaman kuliah pun pernah mengalami banjir di kamar kos. Saat itu saya mahasiswa dan baru pertama kali melanglang ke daerah Jakarta Barat sehingga memutuskan perlu menyewa sebuah kamar kos di jalan Dr. Muwardi. Apalagi, kuliah di semester pertama banyak mata kuliah dan praktikum di jam pagi.

Lalu, awal tahun ini kamar kos-ku bocor. Malam hari saya harus menyelamatkan barang sejauh mungkin dari tetesan air yang menitik kecil namun melaju pasti.

Yin berkonotasi terhadap feminin, hitam,dan bersifat pasif. Sepertinya sesuai dengan sifatku yang melankolis dan enggan berkonfrontasi. Mungkin pula sebagai pembenaran diri bahwa : kadang cara terbaik menikmati hidup adalah mengikuti gejolak hidup bagai air mengalir.

(Coretan ini dibuat pada : 17 Januari 2009.... ternyata baru selesai sekarang)

Gambar dikutip dari : www.zcache.com)

Aku Ingin Mencintaimu Sepenuh Hati

Aku ingin mencintaimu sepenuh hati
Bersama lekuk bidang dalam senyum mentari

Aku menyayangimu bagai buih di laut
menyelam samudra menikmati geliat ombak
Menelan asin garam, merintih tergores karang
Pasrah berputar-putar dalam riak samudra


Jakarta, 15 februari 2009

Bongkah Hati


Kau cuil bongkah hati
Satu cuplikan, sekeping, sekerat, sejengkal
Hingga lumat dalam dekapmu


Jakarta, 13 Feb’09

Monday, April 13, 2009

Jadi Golput di Negeri Seberang

Saya tidak tahu mau milih siapa di Pemilu 9 April 2009. Tapi yang pasti, saya berencana menggunakan Hak Pilih alias tidak mau golput.

Dari Selasa (7/4) hingga Kamis (9/4), saya pergi ke Singapura atas tugas kantor. Kamis siang usai meeting di Mercure Roxy Hotel, saya naik taksi melesat ke KBRI di Singapura yang letaknya di Chatsworth. Sesampainya di sana, auch! Saya sudah terlambat. Election day closed at 3.00 PM, sementara saya sampai di sana jam 3.40 PM. Dan di belakang saya berhenti pula taksi berisi keluarga (2 putra dan ibu) yang mengalami nasib sama.

Tak sampai semenit, di belakangnya datang lagi taksi dengan seorang kakek sebagai penumpang di dalamnya. Pasti mereka berniat sama seperti saya, “Want to be a good citizen”.

Aih! Saya kok kayak the truly Indonesian people : jam karet. Telat -padahal hanya- 35-40 menit! Dan sniff.. melayang pula uang saya sebesar S$10 plus 40 sen untuk bayar taksi dari East Coast Park menuju Chatsworth. (Saya jadi membayangkan dengan uang tersebut saya bisa membeli kaus Singapura seharga antara S$7 - 12 di Mustafa Centre. Atau tas eco-friendly di Metro, atau apapun lah di Takasimaya supaya menenteng tas belanja berbahan kertas yang bisa dipakai ulang menunjukkan kita sudah pernah mampir di tempat -yang katanya- the must shop you have to go when you’re in Singapore lah..).

Batal men-contreng dan gagal memiliki pengalaman ikut pemilihan umum di negeri seberang, saya pun berlalu dari Kedutaan. Destinasi berikutnya : ke rumah tante saya. Hmmm... lucky me! Di sana sudah menanti kue muffin (hmmm masih anget-anget baru keluar dari dalam microwave) disajikan bersama kopi susu hangat. Ganti baju, melemaskan kaki lalu sambil menikmati kudapan tersebut, Benji, anjing jenis beagle peliharaan tante saya, tidur manis di bawah kaki saya.

Ngobrol sama Siti, pembantu RT di rumah tante, dia mengatakan ikut pemilihan umum via pos. Lha? Apaan tuh? Berdasarkan cerita mbak Siti, sebatas masih kuingat, ia menerima surat suara dari kantor kedutaan yang bisa dicontreng di rumah dan dikirimkan kembali via kantor pos. Ada batas waktu 10 hari pengembalian via pos (CMIIW)... Ah ya sudahlah.... lebih baik pikirkan saja bagaimana menikmati extend yang baik di Negeri Singa :-)

Monday, April 06, 2009

Karma

Kaka……: eno bogooooooorrrrrrrrr

Me: iyaaaaaaaaaaaaa

Kaka……: lg ngapain buuuuuuukkkkkk.......

Me: biasa deh.. update antivirus. ugh besok dah kerja lagi ya 

Me : lagi ngapain? siapin berita besok?

Kaka.......: yup...........supersib nih...... reporter pade bandelllllllllllll

Me: pada ga masuk ya? jd teringet saat dirimu jd reporter?

Kaka..... : iya.........karma kallliiiiiiiiiiiii he he he

Me: hehehe



Ini cuplikan chat antara Saya dengan "Kaka" yang bukan Kaka pemain bola Brasil yang sedang merumput di AC Milan. Namun kesamaan keduanya adalah semangatnya -satu semangat ngejar bola, yang teman saya ini semangat ngejar berita- buktinya teman saya ini sudah naik posisi jadi Redaktur, sementara saya menyingkir dari dunia kewartawanan dan beralih jadi Tukang Nulis.

Obrolan ranah maya ini terjadi Minggu malam. Para pekerja media harian, seperti wartawan, redaktur, fotografer, hingga anak disain yang bertanggung jawab di bagian layout, umumnya bekerja dan masuk kantor pada Minggu. Karena mereka menyiapkan berita untuk koran terbit Senin.

Nah, bagi kami (saya, Kaka, dan teman wartawan lainnya) kadang atau beberapa kali terjadi bahwa Minggu menjadi hari ”paceklik berita”. Kerja mencari berita bagi wartawan harian terjadi antara Senin sampai Jumat. Syukur banget jika pada hari sebelumnya, Jumat, kami memperoleh berita yang bisa ’disimpan’ untuk tayang Senin. Tapi kalau momen liputan itu ramai-ramai dengan wartawan media lain atau merupakan isu hangat tentu hasil pencarian berita di hari Jumat tak bisa ’ditabung’ untuk Ahad nanti.

Salah satu poin berita adalah "kebaruan", jadi dari hasil liputan menjelang weekend kami tambahkan dengan komentar atau dari narasumber lain (bisa pengamat, ahli, atau cross opinion dari sumber terkait). Nah masalah lain jika narasumber tak bisa dihubungi di hari yang galibnya sebagai hari libur. Makanya, beberapa dari kami kadang punya narasumber favorit karena bisa dihubungi kapan saja dan tidak pelit kasih statement hehehe... Lebih baik lagi jika memang kami punya persediaan...tapi itu kan idealnya?! Seringkali selama sepekan itu sudah pusing dengan ”berita kejar hari ini tayang hari esok” ketimbang menyimpan berita.

Belum lagi godaan lain, misalkan melihat teman, saudara dsb yang memang hari Minggu libur. Duh.. tidur di rumah atau enakan jalan-jalan (Ka, jadi mencoba ingat-ingat siapa yaa yang sering nonton sama pacarnya dulu, setelah itu baru ke kantor??? Hehe....)!

Ga heran pula ada yang ngakalin ngetik di hari Sabtu dan ga nongol di hari Minggu. Keuntungan cara tersebut : bisa berakhir pekan dengan santai, ga ketemu sama bos (Redaktur), dan matikan ponsel supaya ga bisa dihubungi sama orang kantor hahaha....

Anehnya pula kondisi tubuh tiba-tiba sering drop di akhir pekan. Demam, meriang, sakit perut, dsb akhirnya absen tidak masuk kantor. Nah, kalau sudah begini, serahkan pada Redaktur untuk kelimpungan mengisi halaman...haha, makanya ini yang antara Saya dan Kaka diskusikan sebagai ”Karma” ketika dia sudah pada posisi Redaktur.

Tulisan ini bukan bermaksud membuka pikiran ’nakal’ dari junior lho...Yah, that's reality ketika kamu bergelut menjadi wartawan media harian bahkan reporter televisi. Ketika jadwal kerja kamu ber-anomali dengan jadwal kerja umumnya orang.

”Itulah minggu....kadang bawa kesenangan kadang bawa kesusahan..........tapi ga papa kan, masih bs dihandle???” begitu kata Kaka.

Yap, saya sih yakin temanku ini bukan redaktur yang cuma sekadar terima berita dari anak buah. Tapi masih semangat cari berita dan menjalin relasi dengan narasumber supaya tetap ter-update isu di lapangan.