Sunday, September 30, 2007

Bercabang


Kau tawarkan senyum indah
Saat aku merindu dia
Ku menikmati sanjungan
Setiap degup rinduku terbagi

Thursday, September 20, 2007

Renungan Ramadhan


Saya lagi tidak puasa, tapi harus menahan haus dan lapar. Alasannya, saya harus menghormati yang sedang menjalankan ibadah tersebut. Ketika saya mulai berpuasa, tidak ada yang memahami saya baru tahap penyesuaian, sementara orang sudah menghitung hari ke-4.

Para penjaja makanan dekat kantor rata-rata pulang kampung, tanpa berpikir masih ada peluang konsumen (dengan kata lain, ada peluang penghasilan). Kenapa orang harus mudik di saat awal Ramadan, padahal masih ada waktu lebih kurang 30 hari berjualan buat tambahan uang pulang saat Lebaran?

Di antara 12 bulan dalam setahun, kenapa hanya 1 bulan menjadi momen kita beramal dan beribadah?

Dan kenapa hanya 1 bulan, kita harus menahan emosi, memilih tutur kata untuk dilontarkan, menata perilaku, di atas menahan haus & lapar?

Berapa kali kamu membicarakan orang, baik kelebihan maupun kekurangannya? Berapa kali sehari kamu berkeluh kesah yang ujung-ujungnya menunjuk orang lain sebagai biang problematika? Berapa kali kamu ‘menginjak’ orang demi kesenangan dan kenyamanan pribadi?

Mengapa harus saya yang menahan diri, padahal orang itu menyebalkan? Katanya emosi gampang meledak kalau lagi menjalankan ibadah puasa, tapi aku rasa di luar bulan Ramadan pun ada kelakuan seseorang yang sudah dari sononya……. Harus orang tersebut yang bercermin dan mengubah perilaku, dan bukan kita (saya dan orang lain di sekitarnya).

Jadi, mending saya cabut tidak usah melihat mukanya. Terserah momen Ramadan akan berlanjut menjadi perayaan Idul Fitri untuk bermaaf-maafan, tapi kadang ada perilaku yang tidak bisa dibasuh dengan bersidekap tangan dan cium pipi kiri dan kanan, lalu mengucapkan “Mohon Maaf Lahir dan Batin.” Lebih baik saya angkat kaki, dan mencari keteduhan di tempat lain.

(photo by : Eno)
(location : Pantai Senggigi, Lombok, 9 Nov'06)

Wednesday, September 05, 2007

Dreams (2)



Mau lanjutin lagi cerita Mimpi Saya...
Oke, Mimpi no.2 saya adalah bisa membeli dan memakai Sepatu Manolo Blahnik :p Tahukah kamu kalau sepatu tinggi adalah lambang keseksian seorang wanita? I wish I could buy Manolo Blahnik tanpa rasa bersalah :p

[mungkin gara-gara kejadian yang saya posting di http://auraazzura.multiply.com/journal/item/5/Kaki_Orang_Kaya_?replies_read=2 ]

Sekolah lagi : Saya pengen kembali ke bangku kuliah. Mengambil strata S2 dari dulu ga kesampaian. Hehehe.. saya kadang terkesan doyan kursus. Tapi walaupun pembelajaran bisa didapat dari mana saja (komunikasi, pengalaman hidup, baca dsb) tapi rasanya saya masih ingin menaikkan pendidikan saya secara formal. Sudah pernah mengalami mencari info sana sini dan prepare TOEFL, tapi trus dapat kesempatan kerja. "Bukankah bekerja adalah kesempatan tidak datang 2 kali, sementara belajar alias kuliah bisa dikejar di lain waktu?" pikir saya dulu begitu. Akan tetapi, pekerjaan memang membuat waktu saya tersita. Ups, saat ini membangkitkan semangat untuk sekolah lagi saja susah. Membayangkan kuliah sambil kerja, rasanya tidak sanggup deh! Saya mengaku salut kepada temanku Hazis yang berani memutuskan meninggalkan pekerjaan & serius dgn studi S2-nya:) Yap! tapi itu tadi kan? Keinginan boleh saja saya tuliskan. Semoga suatu hari terealisasi... :)

Keinginan lain, jika saya memiliki waktu luang adalah mencoba belajar menjahit. Mama dan kakak-kakak perempuan saya rata-rata jago memasak. Setidaknya masing-masing punya keahlian mengolah bumbu2 dan bergaul dengan panci dan sodet. Kalau saya? Hmm, memang belum pernah dibuktikan. Walaupun sewaktu sekolah di SD Tarakanita II, saya pernah mendapatkan pelajaran tambahan tsbt, namun saya termasuk tidak minat pelajaran tsbt. Namun, ketika di SMP saya mendapat pelajaran Menjahit, saya menyukainya. Rasanya ketrampilan yang identik dunia wanita tsbt sama spt saya membuat prakarya. Nilai menggambar pola dan kerapihan menjahit saya termasuk tinggi. Saya menyukai kain, pakaian indah, dan meski sekarang paling terbatas membuatkan gambar wanita lengkap dgn busananya untuk ponakan saya, Rani, yang sangat girly. Niat lainnya, seandainya punya suami dan anak, bakalan saya buatkan mereka baju jahitan saya sendiri.. (tips hemat ala Eno hehe).

Tuesday, September 04, 2007

Dreams (1)

Sori ya kalau judulnya saja yang berbahasa Inggris. Dalam artikel ini saya menempatkan “Dreams” atau “Impian” sebagai etalase hal2 yang ingin kita capai dalam kehidupan kita. Katanya, kalau kita punya impian, maka kita termotivasi untuk bekerja merealisasikannya.

Saya sendiri merasa lagi hilang motivasi setelah menabung untuk membeli laptop secara tunai sudah tercapai, dan bekerja menjadi copywriter di institusi media yang dulu saya idamkan.

Saat ini saya sangat menikmati pola “let it flow” dan saat ini tengah ketakutan bakal terhanyut. Maka saya berniat menuliskan daftar impian saya. Boleh saja gila-gilaan, karena namanya juga Mimpi. Mana yang akan saya realisasikan atau prioritas untuk dikejar, tentu berdasarkan logika dan itu urusan pribadiku. Saya cuma mencoba men-share kepada teman-teman yang membaca blog ini.

Salah satu keinginan adalah Punya Rumah Pribadi.
Waktu kecil saya sering berenang di kolam ikan di rumah ortu. Benar! kolam ikan kebetulan berbentuk persegi panjang. Untuk tubuh saya yang saat itu SD kelas 1, berenang di dalamnya bisa membuat 3 kali gerakan gaya kodok untuk bergerak dari ujung yang satu mencapai ujung lain. Meski tante dan nenek saya sering memarahi kebiasaan saya, karena sering berujung jadi pilek:p Saya sempat berkhayal punya rumah yang dihuni sendirian dan punya kolam renang pribadi (supaya tidak ada yang marah2 kalau saya nyemplung). Hanya saja, sekarang saya tahu kalau kolam renang pribadi itu high maintenance dan harga rumah juga selangit, maka sekarang impian memiliki Rumah mungil dengan taman berumput hijau, dipenuhi pada beberapa bagian dengan bunga-bunga seperti anyelir dan dahlia hasil bercocok tanam sendiri.

Sunday, September 02, 2007

Pengingkaran Rencana

Rencananya sih, Sabtu mau ke kantor. Rajin? Lagi banyak kerjaan, butuh merapikan meja kantor dan file, dan semua hal yang lebih enak di saat sendiri, tanpa ada rekan-rekan kerja di sekeliling kita. Namun, ternyata godaan pulang kampung lebih besar:D Jadinya, Sabtu siang saya segera mengemas kerjaan, my pal Buttercup, dan tumpukan cucian, cabut ke terminal Lebak Bulus.

Akhirnya, sih saya memang begadang. Tapi begadang untuk browsing Internet dan menulis blog ini.. Ah, memang 1 minggu itu idealnya kerja selama 5 hari, 1 hari libur, dan 1 hari tambahan untuk istirahat sebelum memulai daywork.

Rencana lain, saya sudah berencana pada Sabtu untuk membuat bola-bola coklat. Satu resep yang simpel, membutuhkan bahan terdiri dari biskuit regal yang ditumbuk jadi tepung, mentega cair, susu coklat, dan meses. Tapi, lagi-lagi tidak terealisasi. Masalahnya, saya sampai sekitar jam 1 siang di terminal Baranangsiang Bogor. Rencana mampir ke Giant di Botani Square yang tidak terlalu jauh dari terminal. Namun siang yang terik, kemacetan lalu lintas ditambah kondisi gerah di angkot sudah membuat saya malas untuk turun dan menyeberang ke pusat belanja tsbt. Yah, toh masih ada hari libur dan hari istirahat lainnya.