Friday, May 29, 2009

Ketika Penyakit Maag Kambuh

Saya berdiri memperhatikan setumpuk kemasan berdimensi 15x6x7,5 cm. Saya sedang berpikir mau membeli satu atau dua.

Tiba-tiba suara ini terdengar di samping saya. "Ohya, biskuit abon untuk nenek," suara cowok itu datang dari samping saya seraya mengambil sebuah kemasan yang tengah saya perhatikan tadi dan berlalu bersama pasangannya.

Hah? Untuk nenek???
Argggg....Hnmffghwgghh........ Sialan lu, biskuit Malkist rasa Abon Sapi yg tengah saya perhatikan itu makanan saya.

Dan kamu sebut biskuit itu untuk nenek??
Ups, tapi memang sih dulu kalau baru dapat honor ngajar sbg asisten dosen pun saya membelikan almarhumah nenek saya biskuit ini. Beliau senang mengunyah biskuit Malkist yang beliau sebut 'roti kapal' dengan mencelupkannya ke dalam susu sarapan pagi.

Dan kini saya mengikuti selera almarhumah nenek saya di usia yg lebih muda 50% gara-gara sakit maag.

Yap sudah setahun saya menghindar dari dokter internis langganan. Dokter tsbt sudah mengingatkan saya u/rutin check-up memantau penyakit maag mayan parah tapi selama ini saya abaikan.

Minuman bersoda, makanan bersantan, kue tart penuh krim, rum dan ketan-ketanan sudah lama saya hindari. Perut ini memang menolak varian tersebut.

Tapi jangan tanyakan soal kopi. Uff.. setiap hari harus minum kopi kental meskipun katanya itu big NO NO untuk penderita tukak lambung.

Hingga akhirnya pada Kamis (21/5) yang seharusnya sebagai hari menikmati libur, justru aku tepar di tempat tidur. Perut melilit hingga sesak nafas, kepala pusing berputar-putar, mual, menolak makan maupun minum. Jika saya runut ke belakang, gara-gara deadline kerjaan saya mampu menggelontorkan kopi ke dalam tenggorokan 3 gelas sehari, dan menunda makan.

Hiks! Kalau lagi sakit, baru tersadar betapa nikmatnya jika badan ini sehat! Kalau kata dokterku : jangan minum kopi, makan teratur dan hindari stres. Yampun.... yang namanya makhluk hidup pasti ada pemikiran mengganjal...Bahkan Mowgli yang tinggal di hutan pasti pernah stres. Terutama saat menghindar dari terkaman harimau Shere Khan :))

Kini saya sudah 9 hari tanpa minum kopi. Gantinya : teh hangat, teh tarik sachet dari Max Tea (varian teh susu mengimitasi lidahku akan rasa kopi hangat plus creamer), atau minum air putih hangat.
Lalu berupaya menyimpan biskuit atau buah-buahan di simpan di dalam kotak roti kemanapun pergi, dan berupaya makan 3 kali sehari on-time.

1 comment:

Restituta Arjanti said...

nek eno, bagi dong malkist abonnya. akyu jg suka sama selera nenek :))