Tuesday, February 24, 2009

Gladiator Shoes

Jujur, saya butuh beberapa kali penayangan di televisi untuk film Gladiator-nya Russel Crowe, hingga akhirnya saya bisa mengatakan selesai menonton dan mengatakan film itu memang bagus.

Ga selera (film) yang ’keras’ kali ya? Tapi tentu tidak menolak pula membaca berkali-kali ”Asterix dan Gladiator”. Termasuk jatuh cinta dan berusaha mencari sepatu gladiator alias gladiator shoes.

Saat ikut pemotretan di Centro Depstore – Mall of Indonesia (MOI) bulan Ramadan’08, mata saya sudah menemukan sepatu pujaan. Tapi saat itu saya ragu-ragu.
”Eh, Rio, gw beli sekarang ga ya?” waktu itu saya pergi sama fotografer bernama Rio. Biasa deh, Si Pembelanja Bimbang memerlukan saran kedua. Ia menjawab dengan ucapan yang pasti bakal disuarakan oleh orang lain yang mendapat pertanyaan demikian. ”Yaa.. terserah...”

Lalu saya menimbang-nimbang : Lho, sekarang kan saatnya bekerja. Lalu pemikiran lain adalah ”Gampang lah.. kan bisa cari dengan tenang di cabang depstore itu di Plaza Semanggi (Plangi). Malah bisa belanja dengan tenang.” Saya pun tak jadi membeli.

Saat saya mencari di Plangi (...dengan pertimbangan memang ini saatnya belanja...) malah tidak ketemu. Kalaupun ada, tidak sesuai selera :(

Nah ini kesalahan klise Pembelanja, termasuk si Eno yang merasa sudah berpengalaman shopping dari pasar tradisional hingga toko modern. Jika kamu tertarik pada suatu barang, maka hanya ada dua pilihan (apalagi jika uang di kantung cukup dan memang sudah suka) :

Pertama, belilah saat itu juga. (Kalau bisa sih, walapun memang ingin beli, masih keukeuh nawar harga ke pedagang....Kalau harga penawaran ditolak, kamu bisa cari-cari di tempat lain sembari memikirkan jadi/tidak untuk membeli. Tak ada salahnya kembali ke toko semula bukan? Dan kapan barang itu dipakai, urusan nanti saja lah).

Kedua, dengan alasan logis (misalkan belanjaan itu bakal memberatkan kopor kamu. Atau, saya selalu tergoda untuk membeli kain tradisional/khas, lalu ingatan akan setumpuk kain dari berbagai daerah yang hingga kini terbengkalai di lemari, membuat saya batal beli dan makin yakin pola membiarkan kain di tumpukan barang bakal terulang).

Bulan-bulan berlalu, sejak kejadian MOI saya belum punya Gladiator Shoes. Hingga minggu lalu, saat saya meliput Koleksi Musim Semi P.S., mata saya pun tertumbuk pada sepatu yang yang dikenakan sang peragawati. Saya pun berbisik pada penyelenggara acara, ”Ni, koleksi sepatunya dari mana sih?” Ia pun menjawab.. ”Koleksi Centro”.

Ooo.... Saya membayangkan diri yang nyaman jalan-jalan beralas kaki datar ditopang tali-tali seputar mata kaki. Hmmm.... rasanya saya harus kembali ”berburu” ke depstore yang dimaksud..

Ohya, saya sempat berjanji di awal tahun ini bakal ’menghabisi’ dulu sepatu-sepatu yang ada di rak sepatuku : kitten heels, flat shoes, sneaker, stilleto, pumping shoes..... A-ha! Benar kan, saya belum punya Gladiator Shoes...jadi boleh dong beli :p

Memang saya sudah melanggar janji itu di awal tahun ini. Saat ke Malaysia awal Februari, saya beli sepatu Vincci... murah meriah kok... sekaligus pembenaran harus membeli cat kuku saat di sana.

Viva Sepatu-Sepatu Cantik! Yang pasti, semoga kalau menemukan (dan mengenakan) gladiator shoes, saya tidak tampak seperti Obelix-nya teman Asterix.

Catatan : tulisan ini benar-benar tidak mewakili peritel tertentu lho...

(Foto : jepretan Eno pribadi)

1 comment:

Restituta Arjanti said...

jadi, uda siap jalan jauh nih ya? tp yg pas tuh benernya sandal eiger, kalo mau jalan-jalan jauh, no :))