Thursday, March 11, 2010
Bahagia Melihatmu Bahagia
Ada usik tanya dalam mata memandang Saat kita bertemu satu pusaran waktu
Sewindu ada kamu terhapus dalam hujan semalam
Lantas…sepi seperti apa tanpa kamu?
Lalu..sunyikah harimu tanpa kicauku?
Kamu masih secangkir tea latte
berpadu kontras dengan irish coffee di diri ini
Aku ingin tipsy sedikit mengingat masa lalu
Menggali memori dari sejumput aroma tembakau
Aku telah alpa harum samar dari tubuhmu
Tunggu dulu!
Hentikan caramu menyeka keringat di kepala
Aku pun tak kuasa menghentikan jemari ini mengacak rambut di kepalamu
Lanjut berpeluk dan mengecup setiap inci wajah
Ayo…bicara saja…
Bicara apa saja
Tentang diri dan hidupmu
Aku ingin menangkap kilau ceria di matamu
Aku bahagia melihatmu bahagia
Aku telah melepas komet di angkasa
Malam tadi aku melihat bintang di langit
Aku ingin melukis kisah baru di sana
*P.S. : terinspirasi kisah dalam satu musim*
Wednesday, March 10, 2010
Fractura Hepatica dan Patah Tulang
Saya baru mendengar “fractura hepatica” sebagai istilah lain dari “patah hati”.
Patah hati pasti sama sakitnya seperti mengalami fracture di bagian tulang yang biasa dialami orang yang berolahraga.
Entah nyambung atau tidak, usai mendiskusikan hal ini bersama teman yang memberitahu istilah ini, saya sedang sampai pada kesimpulan bahwa “cinta” sama seperti kamu berolahraga.
Pertama kali kamu ke gym, kamu mengira-ngira apa yang dapat kamu peroleh di sana, suasananya, dan apa hasilnya. Usai mengikuti kelas aerobik, badanmu terasa sakit-sakit. Butuh diusap pelega otot seperti Counterpain.
Pegal-pegal di badan bikin kamu cape. Timbul malas untuk mengulanginya. “Apa aku sanggup?” tanyamu membatin.
Tapi kamu tetap kembali ke gym dan berolahraga. Mengolah fisik menghasilkan hormon endorfin, yang bisa memberikan rasa bahagia dan rileks. Seperti halnya “cinta” yang juga menjadi penyemangat hidup.
Apakah kamu setia dengan gym tempat kamu berolahraga? Setia dengan gerakan yang itu-itu saja? Atau jenis olahraga yang sama? Bisa ‘iya’ atau ‘tidak’. Tapi kamu tetap menyukai olahraga, karena kamu menemukan kebahagiaan, badan lebih sehat dan bugar. Nafas yang lebih panjang, dan hasil lainnya baju yang dibeli pada 2-3 tahun ternyata masih tetap pas di badan.
Dan sama halnya dengan ‘cinta’ yang tetap kamu cari, dan suatu waktu kamu bisa setia karena telah menemukan kenyamanan, pelabuhan, atau titik akhir pencarian.
Patah Hati#1
Hati ini retak
Luka meruak
“Kau mau bantu aku menambal hati ini?”
***
Patah Hati#2
Biarkan alang-alang merambah ladang kita
menjelma gulma mencabik hati gembur
kasih yang subur sudah lupa ditabur
kering merana tandus merata
Patah hati pasti sama sakitnya seperti mengalami fracture di bagian tulang yang biasa dialami orang yang berolahraga.
Entah nyambung atau tidak, usai mendiskusikan hal ini bersama teman yang memberitahu istilah ini, saya sedang sampai pada kesimpulan bahwa “cinta” sama seperti kamu berolahraga.
Pertama kali kamu ke gym, kamu mengira-ngira apa yang dapat kamu peroleh di sana, suasananya, dan apa hasilnya. Usai mengikuti kelas aerobik, badanmu terasa sakit-sakit. Butuh diusap pelega otot seperti Counterpain.
Pegal-pegal di badan bikin kamu cape. Timbul malas untuk mengulanginya. “Apa aku sanggup?” tanyamu membatin.
Tapi kamu tetap kembali ke gym dan berolahraga. Mengolah fisik menghasilkan hormon endorfin, yang bisa memberikan rasa bahagia dan rileks. Seperti halnya “cinta” yang juga menjadi penyemangat hidup.
Apakah kamu setia dengan gym tempat kamu berolahraga? Setia dengan gerakan yang itu-itu saja? Atau jenis olahraga yang sama? Bisa ‘iya’ atau ‘tidak’. Tapi kamu tetap menyukai olahraga, karena kamu menemukan kebahagiaan, badan lebih sehat dan bugar. Nafas yang lebih panjang, dan hasil lainnya baju yang dibeli pada 2-3 tahun ternyata masih tetap pas di badan.
Dan sama halnya dengan ‘cinta’ yang tetap kamu cari, dan suatu waktu kamu bisa setia karena telah menemukan kenyamanan, pelabuhan, atau titik akhir pencarian.
Patah Hati#1
Hati ini retak
Luka meruak
“Kau mau bantu aku menambal hati ini?”
***
Patah Hati#2
Biarkan alang-alang merambah ladang kita
menjelma gulma mencabik hati gembur
kasih yang subur sudah lupa ditabur
kering merana tandus merata
Thursday, March 04, 2010
Kekuatan Mimpi
Apakah kamu masih berani bermimpi?
Masih semangatkah membuat resolusi di awal tahun dan fokus pada merealisasikan impian yang terdapat dalam daftar wish list kamu?
Setelah terlibat diskusi bersama seorang teman, bisa jadi terbersit rasa kagum atas keberhasilan dia, atau justru cemburu lantas membatin mengapa diri ini tidak bisa seberhasil dia.
Dan tiba-tiba menyadari bahwa diri ini berada dalam --zona nyaman—bangun pagi, kantor, kerjakan tugas-tugas, pulang ke rumah, lalu tidur hingga pagi hari dan siap melakukan ritual sama. Satu tahun yang berjumlah 365 hari berlalu, dan saat kembali menoleh pada tahun lalu kita seolah melihat sebagai garis datar.
Kekuatan mimpi tergerus oleh pembenaran kesibukan kerja, mempunyai sederet persoalan harus dihadapi, atau alasan memprioritaskan sejumlah tugas harian sebagai first thing first.
Saya atau hampir semua orang yang mengalami kondisi diatas lupa bahwa kita harus punya mimpi dan fokus untuk mengejarnya. Berusaha dulu baru menyatakan ‘kalah’.
Jika di tengah jalan ada sandungan atau percabangan ke pilihan berbeda, mungkin itu sebagai cobaan atau memang perhentian sementara sebelum mimpi besar kamu terwujud.
Kini saatnya kembali menjadikan lirik-lirik lagu pembangkit semangat seperti Nidji “Laskar Pelangi”, Celine Dion “The Power of the Dream”, dan Whitney Houston “Greatest Love of All” sebagai bagian dari penyemangat hidup.
Menyenangkan juga mempunyai teman yang ‘tepat’, yaitu teman-teman yang berhasil dan semangat menjalani kehidupannya. Aura positif mereka semoga menyebar lantas menular pada diri sendiri. Bersyukur memiliki sahabat tempat bersandar disaat sedih, saling mendukung, tersenyum bersama di saat hati bahagia, sekaligus menjadi pembangkit semangat.
(Gambar dikutip dari : http://www.worldofwarcraft.com/)
Masih semangatkah membuat resolusi di awal tahun dan fokus pada merealisasikan impian yang terdapat dalam daftar wish list kamu?
Setelah terlibat diskusi bersama seorang teman, bisa jadi terbersit rasa kagum atas keberhasilan dia, atau justru cemburu lantas membatin mengapa diri ini tidak bisa seberhasil dia.
Dan tiba-tiba menyadari bahwa diri ini berada dalam --zona nyaman—bangun pagi, kantor, kerjakan tugas-tugas, pulang ke rumah, lalu tidur hingga pagi hari dan siap melakukan ritual sama. Satu tahun yang berjumlah 365 hari berlalu, dan saat kembali menoleh pada tahun lalu kita seolah melihat sebagai garis datar.
Kekuatan mimpi tergerus oleh pembenaran kesibukan kerja, mempunyai sederet persoalan harus dihadapi, atau alasan memprioritaskan sejumlah tugas harian sebagai first thing first.
Saya atau hampir semua orang yang mengalami kondisi diatas lupa bahwa kita harus punya mimpi dan fokus untuk mengejarnya. Berusaha dulu baru menyatakan ‘kalah’.
Jika di tengah jalan ada sandungan atau percabangan ke pilihan berbeda, mungkin itu sebagai cobaan atau memang perhentian sementara sebelum mimpi besar kamu terwujud.
Kini saatnya kembali menjadikan lirik-lirik lagu pembangkit semangat seperti Nidji “Laskar Pelangi”, Celine Dion “The Power of the Dream”, dan Whitney Houston “Greatest Love of All” sebagai bagian dari penyemangat hidup.
Menyenangkan juga mempunyai teman yang ‘tepat’, yaitu teman-teman yang berhasil dan semangat menjalani kehidupannya. Aura positif mereka semoga menyebar lantas menular pada diri sendiri. Bersyukur memiliki sahabat tempat bersandar disaat sedih, saling mendukung, tersenyum bersama di saat hati bahagia, sekaligus menjadi pembangkit semangat.
(Gambar dikutip dari : http://www.worldofwarcraft.com/)
Subscribe to:
Posts (Atom)