Saya pernah membaca cerita tentang seorang pendaki yang ingin menaklukkan puncak Gunung Everest.
Dia mengatakan, “Suatu hari aku akan mencapai puncakmu.” Lalu sang pendaki tekun berlatih dan mempersiapkan diri, hingga akhirnya keinginan itu terwujud pada beberapa tahun kemudian.
Namun arti cerita ini sebenarnya bukan tentang keberhasilan pendakian gunung. Makna cerita adalah Gunung Everest melambangkan tujuan akhir/target yang ingin dicapai. Dan pendaki adalah seseorang yang fokus mencapai puncak gunung sebagai tujuan akhir.
Puncak gunung itu tetap berdiri angkuh pada 8.850 meter jika dihitung dari atas permukaan laut (kecuali ada kejadian geologi mahadashyat mengubah morfologi bumi secara drastis).
Sementara sang pendaki adalah manusia yang hidup. Ia tekun mempersiapkan diri. Olah fisik, membuat daftar perbekalan dan mempelajari rute mana yang harus dilalui. Bahkan ketika memulai pendakian pun butuh waktu berhari-hari. Jika ditotalkan maka proyek pendakian itu memakan waktu bertahun-tahun.
Hidup adalah kumpulan kebiasaan. Pendaki membiasakan diri dengan persiapannya untuk mencapai si ‘atap dunia’. Ia sebenarnya bisa berpaling dan menikmati hidup yang ia jalani di tempatnya berada. Mengatakan bakal susah, tak mau beresiko kena hipotermia, dan daripada menghabiskan biaya besar. Tapi si pendaki tetap memelihara mimpi menginjakkan kaki di sana hingga ia berhasil merealisasikan mimpinya.
Saat ini saya bagai seorang pendaki yang ingin mencapai puncak Everest. Tapi di otak ini yang terpikir adalah susahnya mendaki, penuh batu-batu, bakal kehausan di tengah pendakian, nafas terengah-engah. Belum lagi cemooh orang lain bertanya mengapa si penderita asma mau mengejar gunung dan bukan menghirup udara segar pantai.
Akibatnya : saya tidak berani memulai. Sering menunda. Malas karena di dalam benak ini yang terpikirkan adalah betapa susahnya langkah yang harus kujalani. Padahal –ternyata- batu terbesar penghalang langkah adalah diri kita sendiri.
Padahal coba berpikir, “Fokus di tujuan akhir, dan nikmati prosesnya.”
*Thanks untuk sahabat-sahabatku yang memberiku semangat dan menjadi tempat curhat beberapa waktu lalu. Tulisan ini tertuang berkat motivasi dari kalian*
Wednesday, June 23, 2010
Monday, June 14, 2010
Visi
Usai mengedit suatu wawancara profil, saya teringat ucapan narasumber itu yang lebih kurang sebagai berikut, “Visi menurut saya adalah tujuan jangka panjang dan berkelanjutan, ….” kata dia.
Sering melakukan wawancara profil kepada berbagai narasumber, hampir pasti akan menanyakan apa visi dan misi dalam memajukan perusahaan, institusi/lembaga atau dalam posisi kapasitas yang beliau pimpin.
Sebuah perusahaan tidak bakal maju jika seorang pendiri perusahaan tak tahu juga apa yang ingin dicapai dari keberadaan perusahaan tersebut. Sebagai pribadi, saya atau siapapun kadang pernah dalam kondisi bingung. Entah mau menjadi apa seorang “Eno” (baca : nama kamu).
Alasannya macam-macam. Mungkin pernah tahu apa yang ingin dikejar, ketika yang diinginkan telah tercapai maka kamu hilang tujuan dan berada di zona nyaman. Atau punya sejumlah resolusi diri yang diucapkan di momen-momen tertentu, seperti saat tahun baru, pertengahan tahun, ulang tahun, atau saat kamu menemukan pencerahan, tetapi kenapa mewujudkannya susah ya?
Saya seolah baru menyadari akan lebih gampang jika kamu menyarikan dulu dalam satu kalimat, kemudian draft resolusi adalah pengejawantahan dari Visi.
Visi kamu sebagai individu bernama Eno adalah ……
Dengan demikian, cara kamu mewujudkan Visi itu adalah…..
…..Hope this way could help me find the way….
Friday, June 11, 2010
This Time for Africa - World Cup 2010
Siapkan diri untuk menyaksikan Piala Dunia 2010, berlangsung antara 11 Juni-11 Juli 2010.
Ini pertandingan sepak bola antar negara yang pertama kali diselenggarakan di benua Afrika. Tepatnya di Afrika Selatan.
Nama bolanya lucu, Jabulani, didesain oleh Adidas.
Penyanyi lagu theme songnya Shakira yang suaranya dashyat, goyangnya yahud.....lha :p
Semua menyuarakan semangat...
This Time for Africa (Waka Waka)
Tsamina mina eh eh
Waka waka eh eh
Tsamina mina zangalewa
This time for Africa
Subscribe to:
Posts (Atom)