Beberapa
hari ini saya punya pengalaman menjadi "si lemot". Mulai dari
ketinggalan mengikuti langkah-langkah pengisian SPT saat bersama-sama diajari,
ketinggalan dari teman-teman kantor saat nge-mall, hingga ketepok bola tenis
gara-gara saya bengong.
Aduh!
jangan-jangan ini gejala tua ya? Prosesor tubuh saya berupa Intel Pentium IV,
sementara rekan-rekan di sekitar saya berprosesor Intel Core i7 sehingga super
responsif, gesit dan cepat. Kebanyakan mikir juga bisa ya, memperlambat daya pikir dan kecepatanku bereaksi?
Tapi
seperti dikemukakan Harvard Medical School kalau suatu hari kita mengalami kejadian
mengobrak-abrik rumah demi mencari kunci mobil atau kacamata yang
terlupa entah ditaruh dimana, ini salah satu pertanda gejala pertambahan usia. Atau
lupa dengan nama rekan saat berpapasan di jalan, juga salah satu tanda penuaan.
"Umumnya
manusia mengalami alpa gara-gara pertambahan usia," kata Dr. Anne Fabiny,
Chief of Geriatrics at Cambridge Health Alliance dan assistant professor of
medicine di Harvard Medical School.
Tapi
Fabiny memberi tips sederhana untuk menjaga daya ingat, dan menolong otak kita
agar mampu mengingat dengan lebih baik. Yaitu:
Lakukan
rutinitas: misalkan meletakkan kunci, kacamata, dan handphone di tempat yang
sama setiap hari, untuk memudahkan pencarian yang istilahnya ga perlu pake
putar otak atau “no brainer.”
Konsentrasi atau perlambat kerja agar otak diberi waktu untuk mengumpulkan sejumlah
memori.
Hindari
multitasking atau lingkungan yang noisy, dua hal yang memacu memori bekerja
lebih keras.
Dan
tiga hal terakhir yang cukup penting: pastikan cukup tidur, hindari stres, dan
konsultasikan ke dokter tentang obat yang dikonsumsi apa akan berpengaruh pada
daya ingat.
Hoamm.. hari ternyata sudah malam saat saya menulis tips ini. Oke, saya mau segera tidur demi menjaga daya ingat,
menjaga daya tahan tubuhku yang Pentium IV, dan demi beauty sleep :-)