Monday, September 04, 2006

Bukit Baros

Bukit Baros

Sejak bekerja, saya sudah tidak tertarik lagi yang namanya naik gunung, hiking atau camping. Sudah cukup semasa sekolah atau kuliah, untuk berlibur cari tantangan, cara gembel atau gaya pramuka. Liburan bukan bikin badan pegal. Makanya saya tidak bakal melirik liburan seperti ke kampong Badui, arung jeram atau rafting. Makasih deh….


Lebih baik saya walking menyusuri Orchard Road, Kuta, atau aneka pasar cenderamata karena radar belanja saya segera bekerja jika berada di tempat wisata.

Untuk keperluan dinas, rasanya sudah standar harus di hotel. Dari hotel bintang lima sekelas Nusa Dua atau paling tidak punya shower air panas, tv menyiarkan HBO, dan kolam renang. Minimal melati 3 seperti waktu saya ke Bontang, itu pun sudah ber-AC, dengan kamar luas dan cukup bersih.

Cuma satu yang ingin saya coba, naik gunung Bromo jika nanti honeymoon :-p

Makanya cukup kaget ketika saya harus merasakan lagi yang namanya tidur di tenda. Undangan suatu perusahaan elektronik memang sudah jelas mengatakan untuk ‘back to nature’ dengan susunan acara presentasi dan outbound. Tetapi ketika datang ke Bukit Baros, Sukabumi, yang acaranya berlangsung antara 2-3 September 2006, benar-benar mengagetkan ketika sadar bahwa memang kita disuruh tidur di tenda. Ada kapling tenda cewek, dan tenda cowok. Ada kamar mandi khusus wanita dan pria. Pokoknya mengingatkan saya dengan keadaan taman wiladatika Cibubur (aduh, bener ga gini tulisannya? Pokoknya tempat biasa kemping anak Pramuka itu lho..)

Jadi terbayang, kenapa tadi pagi saya tidak kesiangan bangun supaya ditinggal bis rombongan? Ditambah lagi, kunjungan bulanan saya masih berlangsung saat itu. Duh lengkap sudah penderitaan…..

Tetapi ternyata ke-bete-an itu terhapus dengan rekan-rekan yang asyik dan baik-baik. Saya dapat kenalan-kenalan cewek baru. Mbak Dita (thx u for being the Mam for all the girls in the camp..hehe), Yohana (aduh jeng, kamu super duper rame ya..), mbak Suli, Nadia, dan banyakan sudah saya kenal sebelumnya seperti Evi, Dwi, Ovi, Yuni, mbak Tati, mbak Ida. Meski jumlah peserta cewek kalah banyak dari pria, tetapi justru paling heboh….

Malam hari kondisi Sukabumi berubah menjadi dingin. Penerangan cuma bersumber dari lampu senter ditambah penerangan minyak tanah.

Aku sendiri kebagian tidur di tenda ujung bersama Metha dan Evi. Dan malamnya ketambahan satu orang lagi, Mbak Noor, dari perusahaan terkait. Cukup menimbulkan kehangatan di tenda kami yang lumayan lapang. Tidur menjadi ajang ‘kemulan’ di dalam sleeping bag masing-masing.

Paginya, saya disambut guyuran air yang segar dan dingin. Asli rugi kalau tidak mandi :D

Senam pagi, minum susu segar…dan dilanjutkan acara ‘penggojlokan’. Nah ini dia! Acara kelompok dengan mengikuti games-games membangun teamwork. Termasuk juga main paint ball, nyusur sungai, turuni lereng tebing, dan nyebrang sungai. Tetapi meski lusuh, kami semua tetap style jika difoto. Thanks untuk Pak Nanang fotografer Republika yang rajin foto-fotoin kita:-p

Minggu sore kami pulang ke Jakarta. Dari dalam bis saya menikmati pemandangan sawah nan hijau, atau singkapan-singkapan batuan yang terbentuk secara alami. Selanjutnya : tentu lebih baik tidur. Selain capek, ini cara terbaik daripada bete lihat kemacetan yang terjadi sepanjang jalur lampu merah perempatan Ciawi.

Hari Senin saya terbangun dengan badan pegal-pegal. Baru tersadar kalau bagian tubuh saya lebam-lebam biru (termasuk di pergelangan tangan gara-gara jadi sasaran tembak paint ball), merah-merah bekas gigitan serangga (ternyata lotion anti nyamuk tidak mempan) dan goresan luka. Kondisi badan saya seperti korban kekerasan domestik. Yap, ‘korban kekerasan’ Bukit Baros. Tetapi seru……




No comments: