Thursday, January 21, 2010

Puisi Panik - Hanya Sepenggal

Hap..hap...hap..
Lompat langkah besar-besar
Bum...bum..jantung berdentum
Sigap cepat tulang berderak-derak

***
Ih, binun mau nulis puisi gimana, yang jelas itu menunjukkan kondisiku yang lagi serba hethic, buru-buru. Uf, sebenarnya aku ga suka terburu-buru seperti ini. Tapi besok saya sudah harus terbang ke Singapura, sementara print tiket yang sudah diberikan sekretaris kami pada Jumat lalu, hilang. Yang salah saya lho :(

Snif, untung yang kemarin ternyata fotokopian dari cetak e-ticketpesawat, sehingga ketika saya minta tolong print-kan ulang ke mbak Evie (bagian administrasi kami), dia memberikan yang memang cetak awalnya. Lengkap bersama amplop karton berlogo Garuda sebagai tempat menyimpan tiket. Hihi..senangnya...

Tapi masalah kedua : Jakarta diguyur hujan lebat, lengkap bersama geledek dan angin kencang yang tercirikan dari pohon bergoyang yang bisa kusaksikan dari jendela kantor lantai 2. Hua..hua... kenapa sih langit menangis tidak di saat yang tepat? :(
Aku kan mau keluar kantor buru-buru, sembari menenteng gondolan barang anti kena air?!

Calm down Eno..calm down..Don't be panic.

*Catatan : coretan puisi yang lama kubuat. Waktu itu kusangka hilang tanpa sempat kusimpan. Saat itu kondisi jaringan pun sedang masalah sehingga tidak terpikir bahwa si jaringan dari blogger ini sendiri sudah menyimpankannya buat si penulis blog.

1 comment:

Restituta Arjanti said...

Wah, jadi ternyata kemarin ngimel dr sing ya?
Balik kapan ke jkt? Jangan2 senin kita ketemu di airport :))