Tuesday, July 17, 2012

Tulis Ceritamu Rangkai Keinginanmu


 “Dear old diary, please forgive me that let you go same as memories diminish.” (Eno Siregar)

Dengan profesi saya kini sebagai penulis di media, masa kecilku tidak kulalui dengan rajin menulis diary.

Buku bersampul karakter Disney ini praktis sebagai awal mula saya rajin mengisi diary atau buku harian. Buku ini hadiah dari kakak tertua. Dimulai dari coretan iseng dari setiap tahun saya menuliskan pencapaian tahunan dan resolusi, lalu semakin rajin kuisi ketika mengalami kesendirian saat menjalani hari-hari diriku di perusahaan perminyakan Caltex Rumbai, dalam kaitan tugas akhir sekaligus ikut ambil bagian dalam proyek seorang ahli geologi asing di perusahaan tersebut.

Buku yang telah terisi penuh itu kemudian lama tersimpan di suatu sudut kamar dan ‘kutemukan dan kuselamatkan’ ketika rumahku di Bogor direnovasi. Itu terjadi tahun lalu. Dan baru di tengah malam hari ini saya membuka kembali lembaran-lembaran di dalamnya.

Lucu melihat tulisan tanganku –yang sampai sekarang tidak disebut indah oleh ayah, ibu dan kakak-kakak saya- dalam berbagai warna bolpen. Ada juga tempelan kliping gambar yang kuanggap bagus dan kliping berita yang isinya -saat itu- menarik.

Lalu aku semakin menyimak isi diary perdanaku. Ada kisah crush on heart di bangku sekolah, cerita “I think I like him (someone I met in Caltex)” sambil memikirkan yang di Jakarta, lalu lompatan cerita tentang sidang, kemudian konsisten kuisi saat mulai bekerja sebagai wartawan di harian Investor Daily.

Isi tulisanku ternyata semakin bervariasi. Entah faktor karena pekerjaanku sebagai wartawan media cetak yang notabene sebagian besar perlu menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk bahasa tertulis, atau karena memang saya semakin suka atas kegiatan menuliskan pengalaman pribadi dan isi pikiran ke dalam lembaran kertas.

Tulisan di dalam diary semakin berkembang: cerita pengalaman kerja, pikiran dan kejadian yang kualami, hingga kutipan kalimat semangat dan tips karir yg kucomot dari majalah atau surat kabar. Ada kejar target TOEFL, beasiswa dan sekolah. Impian mencicil rumah susun serta skema target “What I would to be in the short, middle, and long-term”. 
   
Tahun terakhir aku mengisi buku diary tsbt sekitar 2005. Selain tutup buku karena habisnya halaman kosong, saya jadi merasa unik karena buku pengganti diary bersampul empat karakter Disney itu diisi oleh kisah baru.  Pengalaman baru, kehidupan kerja baru dengan kekasih baru (yang akhirnya jadi mantan juga).

Aku juga terpesona, bahwa ketika aku melakukan kilas balik isi diary bersampul dasar putih itu: ternyata hampir sebagian besar keinginan-keinginan kutulis didalamnya terealisasi!

Aku jadi ingat dengan teori The Secret dalam bukunya yang pernah kuresensi dalam website ruang-resensi.blogspot.com. 
Ketika kita mengucapkan atau menuliskan keinginan, maka alam bawah sadar kita menuntun kita merealisasikan mimpi-mimpi tersebut. Dalam jangka waktu cepat atau lambat tergantung seberapa fokus kita pada niat tersebut. Dan tentu ada kuasa Yang Diatas untuk menentukan kapan saat tepat untuk memperolehnya.

Saya memutuskan akan menghancurkan buku itu. Detil kisah di dalam diary Disney ini tentu milik saya pribadi, biar selalu menjadi milik pribadi, yang seperti seperti halnya memori masa lalu bakal dikenang, atau memudar dalam ingatan.

Tapi saya menjadi percaya akan kekuatan mimpi. Kekuatan alam bawah sadar yang dimulai dari menggoreskan pena tentang keinginan kita (termasuk hal yang sepertinya tidak masuk akal karena kondisi kita saat itu), jadikan semacam kompas hidup dan biarkan waktu akan menjawab. 

No comments: