Tuesday, July 31, 2012

Cantik Menurut Kamu


Hasil survey yang dilakukan Dove menemukan bahwa mayoritas perempuan Indonesia tidak merasa cantik. Mereka justru lebih mudah menemukan kecantikan pada perempuan lain. Survey ini dilakukan pada 1.244 perempuan yang tersebar di 10 kota.

Personal Care Vice President PT Unilever Indonesia Tbk., Deby Sadrach mengatakan kebanyakan perempuan mengeluhkan masalah kulit dan rambut. (Komodifikasi – Kompas Minggu, 24 Juni 2012).
Survey ini ternyata berkaitan dengan produk pelembab badan yang dipromosikan oleh Dove. Namun yang saya tangkap, survey ini semakin membuktikan definisi “cantik” ini selalu berkonotasi tampilan fisik.

Di sisi lain survey juga membuktikan mayoritas perempuan memang senang membandingkan diri dengan perempuan lain. Sama seperti saya yang selalu merasa cukup manis tapi tidak cantik karena berat badan yang susah diturunkan.. *haish..* dan sering mengagumi badan perempuan lain yang jauh lebih langsing.

Dan saya juga membenarkan bahwa dalam kehidupan nyata, orang sering terpesona lebih dulu kepada tampilan fisik. Wajah rupawan, penampilan rapi, baru kemudian berlanjut pada obrolan yang mungkin bisa menunjukkan kualitas berpikir dan daya tangkap seseorang. Kadang pun orang ga peduli bahwa rekan diskusinya dongo atau ga nyambung dalam obrolan, karena raut muka sudah mempesona mata.

Berpikir positif dan hati yang baik memang bisa memberikan inner beauty. Dan percaya atau tidak, dari pengalaman pergaulan saya sekarang ini yang semakin luas, saya bisa mengatakan orang yang rajin beribadah, diikuti juga dengan hati yang tulus, akan membawa pancaran aura rupawan di wajahnya.

Tapi suka atau tidak, saya atau Anda bakal dinilai duluan dari sisi fisik. Terlahir cantik rupa atau ganteng seperti aktor laga Joe Taslim memang sudah suratan rezeki dari Yang Kuasa. Namun kita bisa terlihat menarik jika berpenampilan rapi, seperti baju yang terlihat kena setrikaan, penampilan mix n’ match, kulit bersih dan badan tidak memancarkan bau karena rajin mandi dan berganti baju. Cara lain untuk tampil cantik adalah dengan rajin merawat tubuh. Saya juga pernah bertemu seorang pengusaha besar di Batam yang lebih senang pegawainya bertubuh ramping, karena gemuk identik malas dan gerakannya lambat.

Usai menulis blog ini, membuat saya ingin mengambil sepatu olahraga dan melakukan lari-lari kecil di sekitar komplek rumahku.  *smile*


Tuesday, July 17, 2012

Tulis Ceritamu Rangkai Keinginanmu


 “Dear old diary, please forgive me that let you go same as memories diminish.” (Eno Siregar)

Dengan profesi saya kini sebagai penulis di media, masa kecilku tidak kulalui dengan rajin menulis diary.

Buku bersampul karakter Disney ini praktis sebagai awal mula saya rajin mengisi diary atau buku harian. Buku ini hadiah dari kakak tertua. Dimulai dari coretan iseng dari setiap tahun saya menuliskan pencapaian tahunan dan resolusi, lalu semakin rajin kuisi ketika mengalami kesendirian saat menjalani hari-hari diriku di perusahaan perminyakan Caltex Rumbai, dalam kaitan tugas akhir sekaligus ikut ambil bagian dalam proyek seorang ahli geologi asing di perusahaan tersebut.

Buku yang telah terisi penuh itu kemudian lama tersimpan di suatu sudut kamar dan ‘kutemukan dan kuselamatkan’ ketika rumahku di Bogor direnovasi. Itu terjadi tahun lalu. Dan baru di tengah malam hari ini saya membuka kembali lembaran-lembaran di dalamnya.

Lucu melihat tulisan tanganku –yang sampai sekarang tidak disebut indah oleh ayah, ibu dan kakak-kakak saya- dalam berbagai warna bolpen. Ada juga tempelan kliping gambar yang kuanggap bagus dan kliping berita yang isinya -saat itu- menarik.

Lalu aku semakin menyimak isi diary perdanaku. Ada kisah crush on heart di bangku sekolah, cerita “I think I like him (someone I met in Caltex)” sambil memikirkan yang di Jakarta, lalu lompatan cerita tentang sidang, kemudian konsisten kuisi saat mulai bekerja sebagai wartawan di harian Investor Daily.

Isi tulisanku ternyata semakin bervariasi. Entah faktor karena pekerjaanku sebagai wartawan media cetak yang notabene sebagian besar perlu menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk bahasa tertulis, atau karena memang saya semakin suka atas kegiatan menuliskan pengalaman pribadi dan isi pikiran ke dalam lembaran kertas.

Tulisan di dalam diary semakin berkembang: cerita pengalaman kerja, pikiran dan kejadian yang kualami, hingga kutipan kalimat semangat dan tips karir yg kucomot dari majalah atau surat kabar. Ada kejar target TOEFL, beasiswa dan sekolah. Impian mencicil rumah susun serta skema target “What I would to be in the short, middle, and long-term”. 
   
Tahun terakhir aku mengisi buku diary tsbt sekitar 2005. Selain tutup buku karena habisnya halaman kosong, saya jadi merasa unik karena buku pengganti diary bersampul empat karakter Disney itu diisi oleh kisah baru.  Pengalaman baru, kehidupan kerja baru dengan kekasih baru (yang akhirnya jadi mantan juga).

Aku juga terpesona, bahwa ketika aku melakukan kilas balik isi diary bersampul dasar putih itu: ternyata hampir sebagian besar keinginan-keinginan kutulis didalamnya terealisasi!

Aku jadi ingat dengan teori The Secret dalam bukunya yang pernah kuresensi dalam website ruang-resensi.blogspot.com. 
Ketika kita mengucapkan atau menuliskan keinginan, maka alam bawah sadar kita menuntun kita merealisasikan mimpi-mimpi tersebut. Dalam jangka waktu cepat atau lambat tergantung seberapa fokus kita pada niat tersebut. Dan tentu ada kuasa Yang Diatas untuk menentukan kapan saat tepat untuk memperolehnya.

Saya memutuskan akan menghancurkan buku itu. Detil kisah di dalam diary Disney ini tentu milik saya pribadi, biar selalu menjadi milik pribadi, yang seperti seperti halnya memori masa lalu bakal dikenang, atau memudar dalam ingatan.

Tapi saya menjadi percaya akan kekuatan mimpi. Kekuatan alam bawah sadar yang dimulai dari menggoreskan pena tentang keinginan kita (termasuk hal yang sepertinya tidak masuk akal karena kondisi kita saat itu), jadikan semacam kompas hidup dan biarkan waktu akan menjawab.