Monday, October 13, 2008

Nonton Laskar Pelangi



Hore! Saya memenangkan tiket gratis nonton bareng Laskar Pelangi dari Majalah Femina bekerjasama dengan Miles Films.

Yang berat adalah perjuangan bangun pagi di hari Sabtu 11 Oktober ’08. Namun yang bikin terasa istimewa dan berbeda dibanding menonton secara biasa, adalah kehadiran sutradara Riri Riza, Mira Lesmana, dan artis Cut Mini yang menjadi salah satu pelakon.

Nah, lazimnya kan sutradara, produser atau bintang film hadir di acara pemutaran perdana atau jumpa pers untuk wartawan.

Riri Riza memberikan sepatah atau lebih kata, sebelum film diputar. Ia menceritakan pengalaman dan latar belakang pembuatan film yang diangkat dari buku berjudul sama. Ia mengatakan butuh waktu 1,5-2 tahun untuk dirinya bersama Mira untuk menjadikan cerita yang diangkat dari karya penulis Andrea Hirata menjadi sebuah naskah film. Riri mengemukakan betapa Andrea sebagai ’pemilik asli cerita’ bersikap kooperatif, meskipun butuh berkali-kali perombakan script hingga yang ke-11 untuk ditunjukkan kepada Andrea Hirata.

Lalu yang menjadi keistimewaan kedua, saya tidak menyangka menjadi salah 1 dari 3 orang wanita dengan penampilan paling menarik. Saya sih memang semangat mengikuti dress code-nya yang mudah direalisasikan: colorful + jeans. Pokoknya acara kalau ada dress code, dan bisa kuikuti ya hayukkk...

Haha! Jujur lho, pada saat tim Femina menyuruh saya menyematkan pita biru di baju, saya kira cuma menjadi penanda penonton dari acara Femina, karena pada saat yang sama, ada pula acara nonton bareng bersama yang digelar media lain seperti Readers Digest, Radio Delta FM, Prambors.

Hehe.. hadiah berupa paket produk perawatan kulit dari Dermozone itu memang gueee bangett deh!

Filmnya (yang bukunya belum saya baca) bercerita tentang pertemanan anak-anak Belitong yang menjadi murid SD Muhammadiyah yang re’ot dan nyaris hancur. Namun kerja keras Bu Mus (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranegara), terus menularkan semangat kepada 10 muridnya, sekaligus memberikan masa kecil yang indah bagi anak-anak didiknya meski berasal dari kalangan tidak mampu.


Suatu cerita yang touchy, ada kesedihan dan tawa, menghibur sekaligus mengharukan, selain memotret realita masyarakat miskin di daerah yang kaya sumber daya alam. Belitong dengan potensi pertambangan timah, tetap tidak mampu mengangkat masyarakat aslinya yang kebanyakan ras Melayu menjadi manusia kaya secara materi. Meski kekayaan alam tersebut dieksploitasi sejak zaman penjajahan Belanda.

Ini memang cerita tentang Indonesia. Film berdurasi sekitar 2 jam ini wajib ditonton! Ga usah berusaha membanding-bandingkan bagus mana antara novel vs film.

(Gambar dikutip dari : href="http://laskarpelangithemovie.blogspot.com/" )

2 comments:

Restituta Arjanti said...

novel atau film bagus semuanya, meski ceritanya nggak sama persis. gue juga nggak mau membanding-bandingkan versi novel denagn filmnya. alasannya, gue nggak ada di posisi orang-orang yang sudah melewati proses kreatif untuk menulis dan menterjemahkan isi tulisan itu jadi film dan suatu kisah yang menyentuh.

film ini jelas inspiratif. satu lagi yg pasti, kualitas film ini jauh di atas kualitas film-film horor indonesia. nah, untuk yg satu ini musti dibandingin deh. film horor indonesia norak, bow! laskar pelangi, keren!

nazaky said...

wah kalo gue suka sama si Mahar, anjrit jaman kayak gitu dan tinggal dikampung pula punya pemikiran seperti itu cerdas abis tuh bocah...he...he....