Friday, May 30, 2008

Tentang Saya dan Kamu (Its Takes Two to Tango)

Katanya saya tidak mensyukuri sudah dapat barang bagus.
Karena saya perempuan, saya dicap berperilaku ‘bitchy.’
Karena saya perempuan, maka saya menghormati pasangan.
Saya tidak mengatakan alasan apa yang membuat saya berpaling ke lain hati.
Saya tidak menceritakan hal buruk penyebab diri ini mencari pelukan lain. Jika pelariannya tidak lebih baik, maka itu namanya ”pengalaman”.

Kata ibu, itu cermin diri saya yang tidak pernah puas.
Kata saya, itu contoh kebodohan kambing mengira rumput tetangga lebih indah walaupun ternyata fatamorgana. Atau ternyata penuh pestisida.

Pelukan lain itu hanya pelarian sesaat.
Rengkuhan lain ternyata masih sempat membuat ku terlintas berpikir, ”Tidak ada yang setulus kamu.” Meski saya kini benar-benar bakal tutup buku dan menghapus bayang kamu, dan....memang aku bisa berhenti menangis secara cepat. Yang tersisa hanya memori saat-saat bersama kamu, yang kadang melintas seperti film lama dan mulai terkikis. Termakan waktu.

Kata teman pria saya, ”Ketika kamu mengkhianati dan mendua, what you do is what you get!”

Kata sahabat perempuan saya, ”Dari dulu gua juga ga sreg dia sama kamu.”

”Dia yang mana?” balasku membatin.

Duh! Tapi Dia yang ini tentu Dia yang selalu tersimpan di saku hati. Bukan cerita Dia si selingkuh hati. Dia yang selalu kutangisi di saat pergi. Kata Dia, ”Hanya sementara.” Tapi firasatku selalu benar dan kali ini benar yang menyedihkan:(

Dia yang membuat saya tersenyum melihat bintang, dan bertanya, ” Apakah kamu sedang memikirkan saya? Apakah kamu tahu kalau kamu inspirasi mimpi indah saya?”

Kamu yang mengajarkan melukis Bintang Pari di langit.
”Kamu mantan anak Pramuka, ya?” ujarku seraya tertawa. Sembari memandang angkasa malam berpendar kejora.
”Anak XXXXXXX harus baca kompas dulu ya baru tahu letak utara, selatan, barat, timur?” tanyamu membalas ucapanku. Saat itu, aku baru menyadari kehadiran kamu diantara (teman pria) lainnya.

Dan kamu mendahului ku terbang melihat Monas. ”Monas kan simbol Jakarta!” ujarmu saat itu.

Dia pergi. Akhirnya tiba pula saatku berkemas. Kita lalu berada dalam wilayah peta berbeda. Kemudian, dia muncul untuk mengatakan, ”Kita sekarang satu kota.” Lalu, dia pergi lagi.

Dia yang membuat aku terhanyut mendengar lagu Home-nya Michael Buble (meski nama kota tempat tinggal kamu tidak disebut di dalam liriknya. Dan uups! Sejujurnya surat elektronik dari kamu sudah lama terhapus pula tidak seperti ucapan Buble….. And I’ve been keeping all the letters that I wrote to you..Each one a line or two…. ); Don't Sleep Away This Night- Daniel Sahuleka (sembari menyimak kalimat-kalimat.....Don't sleep away this night my baby… Please stay with me at least 'till dawn…. saya membayangkan Daniel Sahuleka tinggal di Belanda yang bertetangga negara dengan tempatmu berada kan?), atau ”Don’t Wanna Miss A Thing”-Aerosmith hingga ”It Might Be You” dari Stephen Bishop. Segala lirik yang membuatku merajut mimpi “Suatu Hari..”


Kita memang bukan satu paket berdua.
Kita memang bukan cangkang kerang yang menyatu.
Kita laut dan pasir yang bercumbu.
Yang berpisah dan kembali. (Berulang kali)

Kita memang terbiasa pergi membentang mimpi, lalu kembali bertemu di satu titik. Kita juga pernah berdansa di hari-hari bahagia.
Kita pernah menari di atas kesedihan.
Kita sering berpisah untuk saling membutuhkan.
Terima kasih engkau ada setiap saya menangis dan butuh pegangan.

Kata kamu, saya mata air tak mampu kau bendung.
Kata saya, kamu si angkuh terlalu pongah sebagai pria.
Kata kamu, saya si pribadi bimbang bikin bingung.
Kata saya, kamu harusnya menjadi pawang bagi si tak tetap hati.

Kali ini kamu pergi.
Kali ini pintu kembali telah tersegel.
Seluruh darahku membeku, dan –aneh- saya cepat melupakan kamu.

(*)Tapi semalam kubermimpi menjadi Estella bergaun hitam,
Mengajakmu berdansa mengikuti Besame Mucho
Menari di Paradiso Perduto
Demi kenangan dan penasaran

’Krak..’
Suatu suara memecah keceriaan kita
”Bunyi apa itu?” tanya kamu
”Hati ku patah......” jawabku

Pagi ini aku terbangun
Menangis....


(*) terinspirasi dari film Great Expectations (1998)


P.S. 1 : Masihkah kamu berkunjung ke blog ku? Terima kasih untuk pesan pendeknya. Wish U all the best. Tunggu sampai saya sanggup menyapa kamu :)
P.S. 2 : Saya menuliskan ini dan ..... Uff, lega!


(Gambar dikutip dari film "Great Expectations")

No comments: