Membaca buku sebagai bagian dari relaksasi dan penyegaran otak ternyata tak terlalu efek. Saya ’melahap’ dua buku hingga tuntas. Ternyata isi kedua buku terasa muram, meski saya temukan juga kalimat-kalimat bermakna (saya catat di notes siapa tahu nanti bakal berguna untuk kutipan), sedih namun ada pula bagian lucu. Namun saya berjanji akan meresensi buku-buku tersebut dan mempostingnya di blog Ruang-Resensi.
Lalu, pada hari terakhir liburan saya menonton film Across the Universe. Saya tertarik menonton film ini gara-gara di kantorku ada semacam komunitas penggemar/diskusi film yang memasukkan film ini ke dalam agenda. Tidak ikut nonton bareng, saya cari-cari di tempat jualan dvd bajakan (hehe....)
Pada dasarnya film ini merupakan kisah cinta berlatar tahun 60-an dan Perang Vietnam. Kalau tertarik baca resensi filmku, klik di sini. Sepanjang 1 jam 49 menit berbagai lagu Beatles menjadi penguat cerita. Semula saya berpikir, Omigod, gua kan ga demen dan hampir ga tahu lagu Beatles. Ohya, cuma satu lagu genjreng-genjreng yang liriknya seperti ini : Please Mr. Postman.. oh yeah...

A-ha! ternyata benar istilah tak berani mencoba, maka kamu tak tahu batas toleransimu terhadap sesuatu yang (sepertinya) tak kau suka. Lagu-lagu di dalam film terdengar enak di telinga. Ringan. Secara keseluruhan, saya bisa menyatakan telah mengisi liburan dalam cara yang, mengutip ucapan Mario Teguh, Superb!!
1 comment:
ih, masa iya kamu nggak demen beatles sih. musiknya the beatles itu everlasting 'n everbest, eno. emang bener deh, kita nggak klop soal musik. kita cuma seirama soal makan :))
Post a Comment