Friday, March 13, 2009

Empati -2 dan Bersyukur




Teror telepon gelap.
Kerja yang padat dan multitasking.
Komentar ngawur di blog.
Diskusi milis.
Peristiwa bak mandi (di cerita ”Empati -1").
Saya yang terlalu sensitif bagai reaksi ulat bulu nempel di kulit. Sehingga komentar yang di hari biasa juga ga masalah bagi otak dan hati, kini bereaksi mengharubiru jiwa dan pikiran.

Mungkin saya sedang diuji kekuatan mentalnya.
Mungkin saya murid Perguruan Kapak Maut Naga Geni, sedang mengalami uji ilmu kesabaran, kepekaan, berhati lapang sekaligus berkulit badak, sebelum naik peringkat menjadi lebih mumpuni.
Rangkaian peristiwa yang bikin saya semangat ke gym. Ikuti gerakan instruktur aerobik penuh semangat, menendang lebih keras, semakin banyak keringat tercecer di lantai.... halah!

Komentar nyelekit (mungkin suatu waktu bakal kuhapus) karena bikin panas kuping tapi menyentil saya mendaftarkan sejumlah nikmat dari Tuhan yang saya lupa untuk sujud syukur? Bersyukur memiliki orangtua yang menyayangi diri, kakak-kakak yang sibuk dengan aktivitas masing-masing (yah, lebih baik gitu kan ketimbang 4 orang x 2 (dengan pasangan) sibuk mengurusi aku?!).

Bersyukur telah diberi otak sesuai tes-tes terukur : IQ yang di antara 'di atas normal' dan 'cerdas', lulus berijazah dari TK-SD-SMP-SMA-universitas. Bergelar Sarjana Teknik Geologi tapi tak bekerja sesuai bidang ilmu. Mungkin saya tidak semakmur penghasilan rekan-rekan yang bekerja sesuai gelar sarjana, tapi saya bisa mengatakan diri ini menikmati kerja sesuai hobi (menulis) ..Ohya, membaca komik Tintin di waktu kecil menginspirasiku untuk menjadi wartawan dan thanks God, ternyata menjadi kenyataan. Sepertinya itu contoh yang bisa kutularkan pada anak kecil untuk benar adanya : berani bermimpi dan suatu waktu keinginan kamu itu terwujud.

Bersyukur pula pekerjaan telah mengantarku jalan-jalan ke pelosok tanah air yang belum tentu bisa dan mau kulakukan jika dari kantung sendiri. Bisa belanja dan hunting di mal atas nama pekerjaan maupun kesenangan pribadi, bisa bangun kesiangan tanpa merasa bersalah, bisa berkhayal asalkan ada output advertorial yang bikin puas klien?

Bersyukur sebenarnya saya ’tidak sendiri’, ada orang-orang yang menyayangi kamu. Uff... maaf kan saya yang melupakan kalian, kurang berempati, tidak membalas kasih sayang kalian secara layak, ... maaf.. maaf... saya manusia biasa yang tak luput dari sikap egois.

Ohya, kan menjelang akhir pekan? Saya melirik buku yang saya beli dari pameran Islamic Book Fair Jumat pekan lalu : Fiqih Wanita; the Great Women; kumpulan tulisan Yusuf Mansur; Balthasar’s Odyssey. Bakal mulai saya baca pada malam ini. Haha.. saya kok jadi teringat wajah teman saya yang mengernyitkan muka ketika pertama kalinya menyaksikan saya mencari buku agama di rak toko buku pada Ramadan tahun lalu.... Yap, mungkin saya tambah dewasa dan menyadari saya tiada lancar melangkah tanpa restu-Nya.

(P.S. : tak kesal lagi soal kamar mandi)

No comments: