Sunday, March 22, 2009

Forgiven Not Forgotten

Seorang perempuan mendatangi toko buku. Ia menghampiri penjual yang sedang terkantuk-kantuk menunggu pembeli di tengah siang.

”Saya mau beli penghapus,” kata perempuan.

”Penghapus apa? Pensil? Bolpen? White board?” tanya si penjual.

“Saya ingin menghapus seseorang dari ingatan,” kata perempuan.

Penjual bengong. Lalu ia menggeleng. ”Saya hanya menjual penghapus pensil, tinta, atau tip-ex. Kertas label juga bisa menutup yang salah. Penghapus papan tulis. Tapi saya tak tahu ada alat untuk menghapus ingatan. Maaf Anda mungkin bisa cari di toko lain.”

Perempuan itu mengucapkan terima kasih dan berlalu. Ia menghampiri tempat servis komputer. ”Aku pernah dengar, memori bisa dihapus,” kata dia. ”Bisakah memori tentang seseorang kumusnahkan?” kata perempuan.

Tukang servis komputer menggeleng. ”Saya hanya bisa memformat ulang komputer. Tapi, setahuku daya simpan di otak tak bisa sengaja dihapus. Kecuali... ih amit-amit, amnesia!”

Perempuan pun mulai gundah. Setengah mengeluh Ia berkata pelan seolah pada diri sendiri. ”Kudengar waktu bisa menghapus kenangan. Tapi mengapa saya tidak lupa?”


(Gambar dikutip dari : ”Pandorasbox” by Jasonchan Picture)

4 comments:

Restituta Arjanti said...

gambarnya kok suram amat, no. serem gitu... :|

Aura-Azzura said...

Jeng, gambar-gambarnya Jason Chan memang 'muram' tapi kerennnnn..... dan Pandorasbox mrpkn salah satu favoritku :D

Dee said...

hi, salam kenal *_*
baca ini jd inget film yg judulnya "eternal sunshine on the spotless mind" (cmiiw), keren..

Aura-Azzura said...

@Dee :
hai Dee, salam kenal juga :)
wah aku belum pernah nonton "Eternal Sunshine..." cuma memang denger film itu direkomendasikan nonton deh. Pasti deh, nanti kucari & tonton deh :)