Monday, January 19, 2009

Dengarkan Suara Tubuh

Cuaca Jakarta memang sedang jelek. Saya bisa menceritakan perilaku hujan selama seminggu ini sangat tidak manis bagi penduduk ibukota.

Hujan biasanya sudah terjadi di pagi hari, dilanjutkan siang yang mendung, lalu air terguyur dari langit di malam hari. Disertai pula angin kencang. Hmm, kapan cucianku kering?. Jakarta juga macet gara-gara air hujan meluap di jalan.

Cuaca memang bisa jadi kambing hitam penyebab daya tahan tubuh ambruk.

Tubuh memang tidak berteriak. Tapi ia mengeluarkan suara dalam bentuk isyarat : badan demam, meriang, tulang-tulang yang ngilu, dan mata berair.

Inspirasi tidak harus timbul saat kita kepepet. Tapi otak pun sudah tak sanggup berpikir jika kepalamu pusing dan mata lamur memandangi layar monitor.

Sudah dari seminggu lalu, tubuh sudah mengisyaratkan S.O.S istirahat sejenak. Bukan sekadar minum sirup obat batuk bebas 3x sehari (sesuai petunjuk di kemasan) sambil bekerja.

Memang batuk mereda, suhu tubuh kembali normal, namun ternyata hanya hibernasi sebelum bangkit dan mengganas. Lupa minum suplemen Vitamin C? Hmm iya sih... :(

Pergi ke dokter, diagnosa : radang tenggorokan. Sarannya? Istirahat yang cukup, hindari es dan goreng-gorengan. (Oh dokter! hidangan itu sih memang sudah dari dulu kuhindari gara-gara tenggorokan yang memang sensitif).

Saran teman saat mengetahui aku masih melek meski hari sudah jauh malam : kali aja cuaca dan aktifitas kamu yang bikin ketahanan tubuh kamu mencapai batasnya. .... Kali aja tubuh kamu benar-benar lelah, hanya saja dirimu yang tiada menyadarinya.

Thanks... maka saya pun menarik selimut, merebahkan badan, kemudian memejamkan mata. Tanpa memikirkan rencana yang belum direalisasikan, ada kerjaan yang mendekati tenggat, tak pula kupikirkan niat mengubah interior kamar. Hanya mendengarkan suara tubuh menyerukan kata ’istirahat’, dan aku pun terlelap. Zzzzzzzz...............

No comments: