Wednesday, December 03, 2008

My Guilty Pleasure

Coklat adalah my guilty pleasure. Aneka penganan manis –kecil porsi, tapi besar kalori- seperti coklat, kue tart, es krim dsb gampang memicu kenaikan timbangan badan, tapi saya suka banget jenis makanan tsbt.

Kabar baiknya, coklat meredakan stres. Psikolog Dian Wisnuwardhani mengatakan coklat salah satu obat mujarab meredakan stres –suatu kondisi saat tubuh terganggu karena tekanan psikologis- selain buah-buahan karena kaya antioksidan. Selain itu, vitamin pada coklat dan buah-buahan mengembalikan stamina. (Koran Tempo, 29 November 2008). ... Dalam hatiku, pastilah Dian lupa problemnya coklat yang beredar di pasaran hanya kecil persentase kakao, selebihnya gula dan aneka bahan yang memicu tebal lingkar pinggang.

Pernah konsultasi ke dokter, ia katakan memang badan saya sensitif gula. Ini setelah dia memantau daftar makanan harian yang kusantap dan secara berkala menimbang badanku. Maksudnya, berat badan saya gampang kepicu dengan penganan manis. Akan tetapi, yang penting juga mengetahui takaran, food combining, dan olahraga teratur.... :0

Diri ini dari merasa sebal kenapa berat badanku melar sejak bekerja, hingga akhirnya berprinsip 'no problemo'.

Ohya, kalau merujuk pada informasi di atas, berarti saya stres melulu dong! Saya stres saat baca buku, stres saat ngetik depan komputer, stres saat ngopi di kafe... karena semua itu momen saya menikmati coklat. Pilihan? Tidak ada preferensi. Mulai dari Coklat cap Ayam Jago (masih ada di pasar ga ya?) hingga coklat berlabel made in Swiss.

Apakah kemarin saya stres? Entah... Yang jelas, saya ingin makan kue tart full coklat. Mungkin opera cake bersama kopi hangat. Sampai akhirnya terbayang sepotong cheesecake dingin, kusendok secuil lalu masukkan ke mulut. Rasakan sensasi dinginnya di langit-langit dan lidah, lalu guyur dengan mochacino hangat. Wuih.....


Hari itu saya ke Poins Lebak Bulus. Mencoba cari-cari kafe yang menarik, akhirnya mentok ke Oh La La lagi. Makanan yang ada? Hanya dua pilihan kue manis nan leker, dan kupilih brownies coklat. Dan ternyata.. ga enak!! Buat lidahku masih lebih terasa nendang rasa brownies Dunkin Donuts yang legit. Brownies coklat yang bentuknya seperti sepotong sabun itu rasanya seperti bolu yang disiram dengan coklat cair di atasnya. :(

Hari ini saya bakal keluar kantor. Jika acaranya kelar dalam 1-2 jam, mungkin saya bisa mampir ke NYDC di PIM-2 (masih ada ga ya? Sudah lama ga melanglang ke PIM-2...). Seingatku, di sana menu makanannya hampir sesuai dengan seleraku yang doyan manis. Oreo, coklat, taste yang milky. Kebayang cheesecake bertabur oreo.. nyam...nyam.....

No comments: